Bencana Pergerakan Tanah di Sukabumi Meluas, Ratusan Warga Mengungsi
Merdeka.com - Bencana pergerakan tanah di Kampung Ciherang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, semakin meluas, sehingga ratusan warga dari dua rukun tetangga (RT) di daerah tersebut memilih mengungsi ke gedung sekolah dan ke rumah keluarganya yang lebih aman.
"Dari data sementara bencana ini melanda RT 01 dan 02, RW 02, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, kemungkinan akan semakin meluas karena ditemukan retakan-retakan baru. Warga yang rumahnya terdampak dan terancam, sebagian memilih untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman," kata Relawan ProBumi Indonesia Asep Has di Sukabumi, Selasa (19/1).
Data sementara dari Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Nyalindung Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, jumlah pengungsi di RT 01 sebanyak 22 kepala keluarga (KK) atau 62 jiwa.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
-
Siapa yang menghuni kampung tersebut? Pasalnya di sini, seluruh penghuninya merupakan perempuan dan tidak ada laki-laki sama sekali.
-
Dimana lokasi Kampung Sukadiri? Kampung heritage Sukadiri di Jalan Raya Kasunyatan, Kampung Surosowan, Kelurahan Kasunyatan Kecamatan Kasemen, Kota Serang, menjadi salah satu destinasi unggulan di Banten.
-
Siapa saja yang terdampak kekeringan di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Siapa yang tinggal di Kampung Bergota? Warga yang tinggal di kampung itu seperti sudah terbiasa hidup berdampingan dengan para penghuni kubur.
Dari 62 warga, 23 jiwa atau delapan KK di antaranya memilih mengungsi di gedung SDN Ciherang dan sisanya atau sebanyak 14 KK (39 jiwa) mengungsi di tempat lain, seperti di rumah sanak saudaranya.
Kemudian untuk di RT 02, warga yang mengungsi di SDN Ciherang sebanyak enam KK atau 25 jiwa dan yang mengungsi di tempat lain (rumah keluarga) ada 16 KK atau 41 jiwa, sehingga total untuk di RT ini pengungsi ada 22 KK atau 66 jiwa.
Dengan demikian, total pengungsi yang berasal dari dua RT itu sebanyak 44 KK atau 128 jiwa. Tidak menutup kemungkinan jumlah warga yang mengungsi akan terus bertambah karena hingga saat ini pergerakan tanah masih terus berlangsung.
Hingga saat ini ada puluhan rumah di tiga RT yang masuk dalam RW 02 yang kondisinya sudah terancam. Untuk rinciannya di RT 01 ada delapan rumah yang dihuni sembilan KK atau 27 jiwa, selanjutnya di RT 02 jumlahnya 25 unit yang dihuni 29 KK atau 91 jiwa dan RT 03 rumah yang terancam 21 unit yang dihuni 21 KK atau 42 jiwa.
Sehingga, total rumah yang terancam sebanyak 54 unit dengan jumlah penghuni 59 KK atau 160 jiwa. Warga yang kondisi rumahnya terancam bencana pergerakan tanah masih memilih bertahan di rumahnya.
Sementara itu, petugas gabungan, baik dari unsur BPBD, TNI, Polri dan relawan terus memantau kondisi itu, apalagi saat ini curah hujan cukup tinggi yang bisa menyebabkan pergerakan tanah semakin masif.
"Bantuan untuk para pengungsi sudah disalurkan, seperti perlengkapan tidur dan mandi serta makanan siap saji seperti yang disalurkan Palang Merah Indonesia (PMI), Pemkab Sukabumi dan lembaga lainnya," kata Asep Has, yang juga merupakan relawan PMI itu. Dikutip Antara.
Asep mengatakan hingga saat ini petugas gabungan masih terus memantau kondisi pergerakan tanah di Kampung Ciherang tersebut. Dampak dari bencana ini sejumlah rumah warga ambles, retak-retak dan kondisinya sudah miring.
Kemungkinan besar untuk diperbaiki sulit dilakukan, karena tanah setiap waktu terus bergerak, seperti bergeser dan ambles. Asep juga mengimbau kepada warga yang masih bertahan di rumahnya untuk selalu waspada.
Dengan curah hujan tinggi seperti sekarang ini dikhawatirkan pergerakan tanah bertambah masif. Jika merasakan atau melihat tanda-tanda akan datang bencana segera mengungsi atau menghubungi petugas terdekat untuk dilakukan evakuasi, katanya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bencana yang terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tersebar di 33 lokasi.
Baca SelengkapnyaSalah satu polisi gugur saat bertugas mengevakuasi para korban.
Baca SelengkapnyaDari 327 pengungsi, terdapat dua orang yang sakit parah yakni stroke dan pendarahan
Baca SelengkapnyaKorban meninggal yang ditemukan di Kecamatan Simpenan Palabuhanratu diketahui bernama Daffa (10).
Baca SelengkapnyaProses evakuasi berlangsung dramatis, terutama di Kampung Rangcabungur, di mana gang-gang sempit terendam air
Baca SelengkapnyaBNPB mengungkapkan tujuh posko darurat sudah disiapkan untuk menampung belasan ribu warga tersebut.
Baca SelengkapnyaUpdate Banjir Bandang Sumbar: 67 Orang Meninggal, 20 Orang Hilang, 44 Luka-Luka
Baca Selengkapnya248 rumah rusak dan 456 warga harus mengungsi, akibat gempa Sumedang
Baca Selengkapnya700 Unit rumah rusak dampak gempa tersebut dan 82 orang mengalami luka berat dan luka ringan.
Baca SelengkapnyaWarga dua desa di kaki Gunung Ruang dievakuasi daratan Tagulandang.
Baca SelengkapnyaPadahal puluhan rumah itu baru diresmikan pada 2022.
Baca SelengkapnyaTim gabungan masih berjibaku di lapangan untuk mencari korban yang masih belum ditemukan hingga sore ini.
Baca Selengkapnya