Bendera cuma setengah tiang, Gubernur sebut itu faktor alam
Merdeka.com - Insiden pengibaran bendera "setengah tiang" mewarnai upacara HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-69 di rumah jabatan Gubernur Gorontalo, Minggu (17/8). Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan tak ada yang patut disalahkan.
"Ini faktor teknis dan alam saja, saya yakin tidak ada yang menginginkan insiden seperti ini terjadi. Saya juga percaya semua sudah melakukan yang terbaik," ungkapnya, Minggu (17/8) dikutip antara.
Insiden tersebut membuat anggota Paskibra nampak tak mampu menyembunyikan kesedihan mereka. Usai melaksanakan tugas, tangis di antara mereka pun pecah.
-
Kenapa Siklon Yagi tidak berdampak ke Indonesia? Menurut dia, hal tersebut dikarenakan posisi Siklon Tropis Yagi sudah sangat jauh dari wilayah Indonesia dan terus bergerak ke arah barat menjauhi wilayah Tanah Air.
-
Siapa yang memastikan tidak akan menggusur TK Gudang Peluru? 'Enggak ada. Dari awal enggak ada niatan itu (gusur),' kata Heru Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, memastikan tidak bakal menggusur Taman Kanak-kanak (TK) Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan karena aktivitas revitalisasi taman di kawasan tersebut.
-
Kenapa hosti harus tak beragi? Dalam Gereja Katolik Ritus Romawi, roti hosti sering kali berwujud wafer tak beragi, bundar, dan pipih.
-
Siapa yang percaya pada hukum alam? 'Yah, saya kira mungkin saja saya telah membuat marah seseorang di atas sana, tetapi saya memilih untuk berpikir bahwa segala sesuatu bisa dijelaskan dengan cara lain, dengan hukum-hukum alam.'
-
Mengapa badai matahari tidak berbahaya? 'Bagi kita yang berada di permukaan, jawabannya adalah tidak. Medan magnet Bumi dan atmosfer melindungi kita dari efek langsung badai matahari.
-
Kenapa Hari Tanpa Bayangan bisa terjadi? Saat fenomena tersebut terjadi, Matahari berada tepat di titik zenit atau di atas kepala pengamatnya. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat 'menghilang', karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Mereka mengaku terpukul atas kejadian ini. "Kami sedih. Kami merasa sudah melakukan yang terbaik. Kami berlatih tiap hari agar upacara ini sukses, tapi apa mau dikata kalau kejadiannya begini," ucap salah satu anggota Paskibra.
Insiden itu terjadi ketika Pasikbra yang tengah menaikkan bendera tak mampu mengerek hingga ke puncak. Penyebabnya diduga adalah tali bendera tersangkut di katrol. Meski sudah berupaya menurunkan kembali bendera, melipatnya dan mengibarkan untuk kedua kalinya namun upaya tersebut gagal.
Upacara tersebut dipimpin oleh Gubernur Gorontalo dan pembaca teks Proklamasi adalah Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Rustam Akili.
Sedangkan pembentang bendera adalah Prayoga Setya dari SMA I Tolangohula, pengerek bendera Sigit Prananta dari SMA Negeri I Gorontalo dan pembawa baki bendera Priscilia Laura Anastasya Pala yang merupakan siswi SMA Negeri III Gorontalo.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerhana Matahari Cincin adalah fenomena langka dan sangat jarang terjadi di periode dan lokasi yang sama lebih dari 10 tahun.
Baca SelengkapnyaBMKG menegaskan fenomena alam di wilayah perbatasan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung yang terjadi Rabu (21/2), merupakan puting beliung.
Baca Selengkapnya