Berangsur membaik, warga Palangkaraya mulai aktivitas tanpa masker
Merdeka.com - Dampak kabut asap di wilayah Palangkaraya, Kalimantan Tengah mulai berangsur-angsur membaik. Warga sudah mulai beraktivitas tanpa mengenakan masker.
Sejumlah rumah singgah, tempat warga mendapat oksigen dan perawatan, juga mulai sepi pengunjung. Meski demikian, petugas tetap membuka rumah singgah hingga keadaan benar-benar normal.
"Sudah dua hari ini tak ada kunjungan dari pasien," ujar seorang petugas di Rumah Singgah Pemkot Palangkaraya, Jalan Ahmad Yani, Kota Palangkaraya, Jumat (30/10).
-
Bagaimana kondisi rumah di permukiman terbengkalai? Rata-rata, rumah di permukiman padat tersebut masih berbentuk utuh, dan tak jauh dari pinggir jalan.Semakin dalam masuk ke dalam gang, beberapa rumah yang awalnya masih layak ditinggali, perlahan-lahan berganti menjadi rumah yang tampak rusak karena tidak terurus lama.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
-
Bagaimana dampak sepinya Situ Sikocang? Menurunnya kunjungan wisata kemudian mempengaruhi mata pencaharian warga sekitar.Warung-warung yang biasanya menjajakan makanan dan minuman kini terpaksa tutup karena tidak ada pemasukan.
-
Kenapa pemukiman itu akhirnya ditinggalkan? Sayangnya, pemukiman yang padat ini harus berakhir akibat masuknya Zaman Besi. Cuaca yang berubah menjadi lebih dingin dan basah menjadikan wilayah ini dihuni oleh banyak nyamuk dan menyebabkan mereka pindah ke wilayah lain.
-
Kenapa warga meninggalkan Kampung Mati? Para warga meninggalkan kampung itu sejak terjadi peristiwa longsor. Ditakutkan peristiwa serupa akan terjadi kembali.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
Selain rumah singgah milik Pemkot Palangkaraya, kondisi serupa juga terlihat di dua rumah singgah lainnya yakni rumah singgah di Kecamatan Pahandut dan Rumah Singgah di Kecamatan Sabangau.
Sementara di rumah sakit tipe D Kelampangan, pasien sesak napas masih berdatangan. Salah satunya Devi Purwanti Ningsih (14). Dia langsung mendapat pertolongan berupa pemberian oksigen.
Dari hasil pemeriksaan terhadap pelajar SMP itu, dokter hanya menyarankan untuk istirahat. Dia tidak terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
"Hanya gejala peradangan tenggorokan. Tanda-tanda penyempitan rongga dada tidak ada," ujar dr Gereyno.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah resmi mencabut aturan menggunakan masker
Baca SelengkapnyaPenggunaan masker di angkutan umum DKI Jakarta kini mulai ditiadakan. Namun jika tengah dalam kondisi kesehatan menurun, maka disarankan tetap tetap menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaGunawan telah bekerja sebagai penjual di Blok M sejak tahun 2015, awalnya di lantai atas sebelum lantai itu ditutup.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diimbau untuk mengurangi kegiatan di luar ruangan.
Baca SelengkapnyaKAI Commuter mengarahkan keluar dan masuk penumpang melalui pintu timur Stasiun Manggarai.
Baca SelengkapnyaAsap tebal karhutla ini membuat warga keculitan bernapas dan menyebabkan mata perih.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya Covid-19 di Singapura, Menteri Sandiaga Uno mengimbau agar masyarakat berwisata di Indonesia saja
Baca Selengkapnya