Berani Berubah: Kisah Petani Kolang Kaling Hadapi Pandemi
Merdeka.com - Imbas pandemi Covid-19 tidak hanya dirasakan para pengusaha, tetapi juga menimpa para petani. Termasuk petani kolang-kaling. Sebelum pandemi menyebar di Indonesia, para petani meraup banyak keuntungan dari kolang-kaling. Apalagi di bulan puasa, petani kolang-kaling bisa mendapat dua kali lipat pendapatannya. Namun di masa pandemi, pendapatan turun drastis.
Pak Umin, salah satu petani kolang kaling di Tasikmalaya menceritakan perjuangannya bertahan di masa pandemi. Pak Umin merasa pandemi berpengaruh sekali terhadap kondisi perekonomian keluarganya.
Biasanya pak Umin mendapat upah berkali-kali lipat dari penjualan kolang-kaling saat bulan puasa. Tapi sejak pandemi muncul di Indonesia, harga penjualan kolang kaling turun drastis.
-
Apa itu kolang-kaling? Kolang-kaling merupakan biji dari pohon aren yang telah melalui proses fermentasi.
-
Dimana para pedagang menjual kolang kaling dan cincau? Jika berkunjung ke Pasar Kebayoran Lama pada empat hari menjelang bulan Ramadan maka pengunjung bisa menemukan banyak lapak penjual kolang kaling sampai cincau.
-
Apa manfaat utama kolang-kaling? Salah satu manfaat utamanya adalah kemampuannya dalam menurunkan asam urat dan kolesterol.
-
Dimana pedagang kelontong berjualan? Awalnya mereka menjajakan dagangannya dari rumah ke rumah, atau menawarkan barang dagangannya untuk dijual di hotel.
-
Bagaimana cara petani Sukomakmur menjual hasil panen? Untuk penjualan, di Desa Sukomakmur para petani sudah punya pembelinya sendiri.
-
Apa saja bahan untuk kolak singkong? Salah satu makanan yang terkenal dan menyegarkan adalah kolak singkong. Biasanya, kolak terdiri dari singkong, ubi jalar, pisang, dan nangka yang direbus, kemudian disajikan dengan kuah manis dan gurih yang terbuat dari campuran gula merah, gula kelapa, atau gula Jawa bersama santan.
"Nah sebelum Corona, saya penjualan biasanya kalau mau masuk hari-hari, seperti sekarang mau masuk hari puasa kan, nah itu paling bagus paling tinggi. Mencapai sampai Rp12.000, yang paling normalnya tuh Rp8.000. Cuma berapa sekarang, Rp5.000 lah untuk 1 kilonya sekarang," kata pak Umin.
Pak Umin bersama teman-teman seprofesinya bisa mengolah kolang-kaling sebanyak 50 kilogram dalam sehari. Mereka mulai bekerja sejak pukul 06.00 sampai 16.00 wib. Hasil olahan kolang-kaling dijual ke pasar-pasar di sekitar Tasikmalaya.
istimewaPak Umin juga menjelaskan cara mengolah kolang kaling. Pertama, pak Umin memanjang pohon buah kolang kaling. Dengan tangan dan kaki yang cekatan, pak Umin mulai memanjat menggunakan sebilah bambu.
Kemudian, pak Umin membawa buah kolang kaling ke tempat penampungan. Ia potong buah kolang kaling, kemudian direbus. Setelah direbus, buah kolang kaling diangkat dan dikupas.
"Dari awalnya kan naik diturunin (buah kolang-kaling) dari pohonnya. Di sini kan dikupas, nah langsung di jemur di sana, pakai drum. Dari mulai drum itu diangkat, di kebawahkan, itu baru di kupas satu persatu itu," kata pak Umin.
istimewaSetelah diolah, kolang-kaling dibawa ke penampungan untuk direbus dan didistribusikan ke pasar-pasar terdekat.
Meski merasa kesulitan, pak Umin tetap berusaha mengumpulkan buah kolang-kaling. Pak Umin menyadari, masih ada keluarga yang harus ia hidupi.
"Nah saya ambil lagi kolang-kaling sekarang, meskipun murah. Makanya saya cari lagi, kerjain lagi. Ini yang penting halal. Yang penting bagus, seperti ini bagus kata agama dan kata negara. Gak akan merugikan orang, gak akan merugikan diri kita sendiri," kata pak Umin.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam sehari, Kolkal Griya menghabiskan 60-100 kilogram kolang-kaling untuk diolah menjadi 9 varian rasa. Saat Ramadan, produksinya melonjak dua kali lipat.
Baca SelengkapnyaDua pria yang sudah tak muda ini harus mengangkat kayu puluhan kilo setiap hari hanya untuk mendapatkan bayaran Rp50 ribu.
Baca SelengkapnyaKisah mantan kuli pembuatan batu bata berhasil sukses dari berjualan pisang goreng di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaDari pengakuannya, pria ini berhasil membangun bisnis makanan ringan dengan modal Rp50 ribu saja.
Baca SelengkapnyaUsahanya dimulai saat Faisal resign dari tempat kerjanya, lalu memutuskan mulai belajar usaha untuk mendapat pemasukan.
Baca SelengkapnyaSecara berkelompok Ibu-ibu di Banyuwangi bersama warga lingkungan sekitar ternak jangkrik yang hasilnya bisa menambah ekonomi keluarga.
Baca SelengkapnyaPeternak jangkrik di Deli Serdang sukses meraup keuntungan hingga jutaan rupiah. Peternak tak perlu modal besar untuk memulai usaha yang satu ini.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan pengusaha kerupuk asal Cianjur yang merupakan mantan TKI Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaKarena dikelola dengan baik, bisnis tersebut terus berkembang hingga sekarang.
Baca Selengkapnya