Berdalih butuh uang, Zuhri curi sepatu di Masjid Agung Surabaya
Merdeka.com - Berdalih butuh biaya untuk anak sekolah, Zuhri Zubir, asal Desa Gudo, Jombang, Jawa Timur 'obok-obok' Masjid Agung Surabaya. Pria 56 tahun ini sudah 10 kali mencuri sepatu jamaah masjid terbesar se-Asia Tenggara tersebut.
Pada aksi yang terakhir itu, saat Zuhri menggasak dua sepatu merek King's warna hitam dan Kickers warna coklat, dia dipergoki dua satpam masjid, untuk kemudian diamankan dan dibawa ke kantor polisi.
Tersangka dipergoki oleh Roni dan Sutopo, yang mengetahui tersangka tengah memasukkan sepatu curian dalam ransel miliknya. Untuk mengelabui penjaga, tas ransel berisi sepatu curian tersebut dititipkan ke tempat penitipan barang. Namun, tersangka tidak sadar kalau diamati oleh dua penjaga masjid itu.
-
Bagaimana cara anak-anak di sekolah pencuri mendapatkan uang? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
-
Bagaimana anak ini mencari uang? Mampu mengumpulkan uang hingga Rp150 ribu untuk digunakan membantu orang tua yang berprofesi sebagai nelayan.
-
Di mana seorang anak berdomisili? Tempat tinggal anak mengikuti tempat tinggal orang tua (pasal 47 UU No.1 tahun 1974).
-
Kenapa orang tua di desa mengirim anak mereka ke sekolah pencuri? Orang tua yang tinggal di desa tersebut mengirimkan anak mereka yang berusia rata-rata 12-13 tahun ke sekolah ini demi mendapatkan pelatihan geng kriminal.
-
Kenapa anak ini harus kerja? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Apa yang dicuri oleh pemuda tersebut? Dikutip dari akun Instagram @polresbantuldiy, TH melancarkan aksinya pada dini hari dengan mencuri ayam jago berjenis 'white king' milik korban.
"Di aksinya yang terakhir, dia dipergoki satpam masjid. Usai mengambil sepatu milik jamaah, tersangka langsung diamankan satpam," terang Kapolsek Jambangan, Kompol Erwin Aras Genda didampingi Kanit Reskrim, AKP Nanang Fendi, Rabu (25/3).
Erwin melanjutkan, modus pencurian yang dilakukan tersangka, selain menyiapkan tas ransel yang dititipkan ke tempat penitipan, tersangka juga berpura-pura ikut salat berjamaah di Masjid Agung Surabaya.
"Ini sudah ke 10 kalinya tersangka mengambil sepatu jamaah masjid, khususnya saat salat Jumat. Ngakunya, dia mencuri untuk biaya anaknya sekolah," terang Erwin.
Alumni Akpol 2003 ini menambahkan, sebelum beraksi, tersangka memilih lokasi lebih dulu, biasanya di teras sebelah timur.
"Setelah melihat situasi aman, diam-diam sepatu milik jamaah dimasukkan dalam tas yang sudah disiapkannya dari rumah. Memang saat beraksi, tersangka selalu membawa tas ransel," papar Erwin.
Biasanya, kata dia lagi, tersangka kerap beraksi saat salat Jumat. Agar tidak terlambat, tersangka berangkat dari rumahnya di Jombang ke Surabaya, pagi-pagi sekali. "Jamaah masjid, juga sering mengeluh kehilangan sepatu usai salat berjamaah di Masjid Agung," tandas dia.
Saat tepergok mencuri yang kali terakhir itu, jamaah masjid bernama Pramono, juga sempat mengaku kehilangan sepatu merek King's, yang ternyata memang diambil oleh tersangka. "Saya terpaksa melakukannya, karena untuk biaya sekolah anak," aku tersangka di hadapan penyidik. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa ini terjadi saat ketiga anak yang berstatus pelajar SMP ini mengunjungi rumah salah satu temannya di Saptosari
Baca SelengkapnyaPelaku mencuri kotak amal masjid saat jemaah sedang salat magrib.
Baca SelengkapnyaSaat WSU melakukan pencurian ternyata EM tengah berada di luar kota.
Baca SelengkapnyaPria ini mengaku sopir Kepala Dispendik dan mengaku bisa meloloskan siswa pada PPDB 2023. Orang tua sudah bayar puluhan juta tapi anaknya lolos PPDB.
Baca SelengkapnyaPolisi meringkus pasutri LP (21) dan MS (19) karena mencuri kotak amal masjid. Aksi keduanya dilakukan dengan modus pura-pura salat tahajud.
Baca SelengkapnyaDalam keterangan, si pencuri berhasil mengambil empat pasang sendal di mesjid.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan barang bukti tiang alif berlapis emas seberat kurang lebih 2,6 kilogram.
Baca SelengkapnyaTerungkap siswa tersebut bernama Muh Firdaus (7) dari SD Inpres Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah.
Baca SelengkapnyaPerjuangan bocah kelas 3 SD jual sepatu keliling untuk tebus rapor ini tuai pujian warganet.
Baca SelengkapnyaUstaz Riza Muhammad sempat berjualan sandal. Dari berjualan sandal, Ustaz Riza mendapat pengasilan Rp50 ribu selama Seminggu.
Baca SelengkapnyaPelaku telah menipu dua orang dan total kerugian sekitar Rp20 juta.
Baca SelengkapnyaMendapati area masjid yang tengah kosong, pria ini tampak nekat mencuri sebuah kotak amal di masjid.
Baca Selengkapnya