Berebut limbah Freeport hingga separatisme jadi motif KKB teror Papua
Merdeka.com - Kawasan Tembagapura, Papua memanas. Baku tembak antara aparat dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Sabinus Waker sejak Sabtu (21/10) lalu.
Akibat baku tembak, personel Brimob Briptu Berry Pratama meregang nyawa. Selain mendiang Briptu Berry, tujuh anggota Brimob Polda Papua lainnya menderita luka tembak.
Tidak sampai di situ. Kelompok tersebut juga menebar teror di tengah warga. Mereka nekat berpura-pura menjadi pembeli yang kemudian memerkosa si penjaga warung hingga membakar kios warga.
-
Siapa yang merampok toko? Polisi menangkap tiga pelaku yang terlibat dalam perampokan jam tangan mewah di PIK. Ketiga pelaku berinisial MAH, DK, dan TFZ yang berhasil ditangkap di lokasi yang berbeda-beda.
-
Bagaimana pelaku merampok korban? Ngajib mengaku saat mengambil tas korban, pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam.
-
Kenapa mereka merampok? 'Motifnya ekonomi, karena ini jam tangan yang mewah. Berdasarkan laporan dan hasil pemeriksaan yang, maka dugaan kerugian yang dialami korban adalah Rp12,85 miliar, senilai dengan 18 jam tangan mewah yang diambil oleh tersangka,' ungkapnya.
-
Di mana teror pembakaran terjadi? Pelaku pembakaran misterius di Kampung Tipar, RT 02, RW 06, Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Depok mulai terungkap.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang melakukan pemalakan? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
Yang terbaru, KKB menyandera ribuan warga sipil di kawasan Kimberly hingga Banti, Distrik Tembagapura, Papua. Padahal, lokasi tersebut hanya berjarak 300 meter dari Polsek tembagapura.
Kelompok itu nekat menjadikan warga sebagai tameng untuk menghindari serangan dari aparat.
Alhasil, warga dilarang beraktivitas bahkan untuk mencari bahan makanan saja tidak boleh.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian angkat bicara. Jenderal bintang empat ini mengakui jika KKB Sabinus Waker merupakan 'pemain lama' di Papua.
Motifnya ekonomi hingga menyerempet ke aksi separatisme. Beberapa di antara anggota KKB kerap bekerja sebagai pendulang emas, bergabung bersama warga lainnya.
Mereka mendulang emas di Kali Kabur, buangan dari Freeport.
"Memang ada beberapa kelompok bersenjata di sana. KKB kalau kami sebut, kelompok kriminal bersenjata. Sebenarnya kelompok lama ya. Pada saat saya Kapolda Papua juga, ada kelompok itu, tapi mereka bersama-sama dengan pendulang disana. Disitu kan di bawah Freeport ada kali kabur," ungkap Kapolri kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (9/11).
Kapolri melanjutkan ada sekitar 8 hingga 10.000 pendulang liar yang terdiri dari warga lokal maupun pendatang. Namun, di antara pendulang tersebut disusupi kelompok bersenjata.
"Mereka (kelompok bersenjata) sebenarnya mendulang juga. Tapi kadang mereka melakukan kekerasan kepada pendulang liar ini. Memang ada permasalahan sosial ini karena bertahun tahun ribuan orang sudah mendulang di situ, di kali Kabur ini. Hasil limpahan dari Freeport namanya teling."
Namun, belakangan ini kelompok bersenjata yang juga berkerja sebagai pendulang tersebut menyerang polisi yang berjaga di Freeport.
"Anggota kami ada yang tertembak dan jadi korban. Oleh sebab itu, Pak Kapolda, Pak Pangdam berkoordinasi untuk melakukan langkah-langkah penegakan hukum dengan cara-cara yang soft, negosiasi, juga dengan mengedepankan tokoh agama dan adat termasuk langkah-langkah penegakan hukum. Termasuk juga saya dapat laporan dari Pak Kapolda Papua, Pak Asops juga sudah kesana, kekuatan pasukan dari Kalteng."
Medan yang sulit dan kerap dilanda cuaca ekstrim menjadi kendala petugas untuk meringkus KKB.
"Ini memang karena di sana medan agak sulit ya, karena pegunungan ya dan hutan. Modus yang paling sering dilakukan adalah, para pendulang ini dijadikan tameng. Jadi yang dikatakan penyanderaan itu adalah para pendulang yang kemudian dijadikan tameng. Sebenarnya enggak banyak kelompok ini, paling 20 atau 25 orang."
"Senjatanya lima sampai sepuluh pucuk. Mereka menggunakan metode hit and run. Kami dan TNI akan diperkuat dan dilakukan pengejaran di sana. Sambil juga soft aproach, negosiasi dilakukan dengan melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat di sana," tandasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembakaran terjadi setelah KKB kontak senjata dengan petugas patroli gabungan Ops Damai Cartenz.
Baca SelengkapnyaBerikut potret rumah yang ditembaki dan dibakar oleh KST Papua.
Baca SelengkapnyaTNI Polri akan bertindak tegas dengan penegakan hukum terhadap aksi KKB.
Baca SelengkapnyaAlih-alih saling menghargai, mereka justru melakukan penyiksaan terhadap sesama orang asli Papua. Nampak para warga dikumpulkan untuk disiksa ditodong senpi.
Baca SelengkapnyaSituasi semakin memanas saat beberapa kali tembakan terdengar dari pihak KKB di sekitar Kampung Eromaga.
Baca SelengkapnyaKKB juga membakar bangunan pelayanan kesehatan dan tempat ibadah. Hal ini juga menambah rasa takut dan trauma warga Sugapa.
Baca SelengkapnyaPembakaran gedung sekolah itu dilakukan Rabu malam (9/10) sekitar pukul 19.20 WIT.
Baca SelengkapnyaTidak hanya menganiaya para pedagang, ratusan diduga preman itu juga merusak kios serta menjarah dagangan serta uang para pedagang.
Baca SelengkapnyaKKB juga sempat terlibat kontak tembak dengan TNI-Polri.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subianto berang dengan aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang terus menyebar teror di wilayah Papua.
Baca SelengkapnyaDua orang KKB juga sempat terlihat di lokasi kejadian namun kabur meski sudah dilepaskan tembakan.
Baca SelengkapnyaPolisi berjanji menindak tegas pelaku yang menyerang para pedagang hingga merusak kios pada Minggu (24/9) sore tersebut.
Baca Selengkapnya