Beredar foto diduga jasad Santoso usai baku tembak lawan polisi
Merdeka.com - Aparat kepolisian yang tergabung dalam Satuan Tugas Tinombala menembak mati dua orang anggota kelompok teroris di Poso. Satu dari dua orang tersebut diduga Santoso, yang selama ini menjadi buron.
Polisi belum berani memastikan satu dari dua jasad yang tewas dalam baku tembak di Posi merupakan Santoso alias Abu Wardah. Aparat kepolisian tengah menerjunkan tim untuk menjemput dan mengevakuasi jenazah dari lokasi baku tembak.
Di tengah proses identifikasi, foto diduga jasad teroris Santoso beredar di dunia maya. Jenazah dihadapkan ke kamera untuk memudahkan tim di markas komando.
-
Bagaimana kondisi kepala korban saat ditemukan? Kondisi korban sudah terbujur kaku. Di kepalanya tertancap kayu.
-
Siapa yang menjadi korban serangan? Menurut informasi, suara tersebut berasal dari bom yang diledakan oleh Israel dan menargetkan para pengungsi yang berada di bangunan tersebut.
-
Siapa yang melakukan penusukan? Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
-
Siapa yang tewas dalam kontak senjata? 'Adapun identitas KKB yang tewas yakni, Oni Kobagau, Jaringan Belau, Agustia, dan Ones,' tutur Faizal kepada wartawan, Rabu (24/1/2024).
-
Apa yang terjadi saat kepala tersambar petir? Sambaran petir bukanlah sebuah fenomena yang bisa dianggap remeh. Mereka dapat menghantarkan arus listrik melebihi 200 kiloampere – jauh lebih tinggi dari daya yang dibutuhkan untuk membunuh manusia.
Dari foto yang diterima merdeka.com, jasad diduga Santoso tewas dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Diduga, peluru langsung mengenai kepalanya.
Jasad diduga Santoso ©2016 merdeka.com/istimewa
Sebelumnya, Satuan Tugas Tinombala terlibat baku tembak dengan kelompok Santoso. Dalam peristiwa itu, petugas berhasil menembak mati dua orang yang diduga terkait dengan kelompok separatis.
Saat ini, polisi belum bisa memastikan satu dari kedua anggota kelompok tersebut merupakan Santoso atau bukan. Medan yang berat membuat proses identifikasi berlangsung lama.
"Sekarang masih di hutan, besok baru ketahuan Santoso atau bukan," ujar Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudi Sufahriadi kepada wartawan di Jakarta, Senin (18/7).
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
CCTV yang di lokasi kejadian turut dimankan dan kemudian dilakukan analisis oleh ahli digital forensik.
Baca SelengkapnyaInsiden perwira polisi menembak rekannya sendiri terjadi di Mapolres Solok Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaInformasi yang beredar, polisi yang melakukan penembakan dan korbannya adalah perwira menengah yang juga pejabat di polres tersebut
Baca SelengkapnyaBerdasarkan informasi yang dihimpun, korban bernama Brigadir Ridhal Ari Toni yang berada dari anggota Satlantas Polres Manado.
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan tewas bersimbah darah di depan rumahnya, pada Kamis (14/9) malam.
Baca SelengkapnyaTemuan itu sejalan dengan kondisi hasil rontgen kepala korban yang tidak ditemukan anak peluru dalam rongga kepala.
Baca SelengkapnyaAdapun kronologi penembakan dua perwira ini diduga akibat proyek tambang ilegal
Baca SelengkapnyaSeorang wartawan media online ditemukan tewas dengan bekas luka tembak depan rumahnya di Desa Sambongduran, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (14/9) malam.
Baca SelengkapnyaTubuh pria berumur 46 tahun itu ditemukan bersimbah darah dengan mengenakan kaos hitam dan bersarung.
Baca SelengkapnyaHasilnya, Brigadir Setyo mengalami luka tembak di dada sebelah kiri, hingga jantung dan paru-paru
Baca Selengkapnya"Kasus ini sangat memprihatinkan, korban tewas sia-sia karena perilaku oknum yang brutal," kata Habiburokhman.
Baca SelengkapnyaJasad korban saat ini sudah dimakamkan di kampung halamannya. Di jasadnya, ditemukan bekas luka tembak.
Baca Selengkapnya