Beredar nama DPO hacker di situs Pomdam Mulawarman
Merdeka.com - Polisi Militer Kodam (Pomdam) VI/Mulawarman, Balikpapan, Kalimantan Timur, menetapkan daftar pencarian orang (DPO) karena dianggap sudah merusak situs institusi tersebut.
Adapun, nama-nama yang tercantum dalam laman tersebut adalah Kiki ID dengan alamat Facebook https://www.facebook.com/KikiDotID, kedua adalah NN dengan alamat Facebook https://www.facebook.com/BroZhar. Hacker ketiga yang ditetapkan sebagai DPO adalah Hendro Mardika Dork dengan alamat Facebook https://www.facebook.com/hendromardikaa.
"Dan barang siapa yang melihat atau mengetahui keberadaan orang tersebut, dapat langsung melaporkannya kepada Pomdam VI/Mulawarman. Informasi dalam bentuk apapun akan sangat kami hargai," demikian pernyataan Pomdam VI/Mulawarman di laman situsnya yang beralamat di http://pom.kodam-mulawarman.mil.id/daftar-dpo.
-
Apa tujuan penjahat siber dengan selfie KTP? 'Penjahat siber telah lama menjual serangkaian foto dan video orang yang memegang lembaran kertas putih seukuran dompet standar di situs darkweb untuk memalsukan foto dan melewati prosedur standar KYC. Apabila mereka mendapatkan foto selfie asli dengan paspor, itu jadi tambang emas,' ungkap Kaspersky.
-
Kenapa hacker memberikan kunci deskripsi? 'Kalau tidak mengalami langsung memang hal ini sulit dipercaya ya,' ujar Alfons kepada Merdeka.com, Rabu (10/7).
-
Bagaimana hacker memberikan kunci deskripsi data? Singkat cerita, lanjut Alfons, pelaku peretas akhirnya memberikan secara cuma-cuma kunci deskripsi itu.
-
Siapa hacker cantik yang dikenal sebagai 'Peri Peretas'? Adeanna CookeDia adalah mantan model Playboy, Cooke terkenal dengan keterampilan peretasan etisnya dan merupakan peretas yang terlatih. Suatu hari, Cooke menemukan situs web tidak resmi yang memuat foto-foto telanjang dirinya, yang diposting secara ilegal oleh pasangan lamanya untuk menghasilkan uang.
-
Bagaimana modus pencurian data KTP? 'Saat ini permintaan data pribadi dapat menggunakan berbagai macam modus,' kata Friderica dalam akun Instagram @ojkindonesia, dikutip Selasa (23/7).
-
Siapa yang menjadi target kejahatan siber? Tidak hanya perorangan yang menjadi target, namun perusahaan besar, pemerintah, hingga institusi finansial juga rentan terhadap serangan ini.
Belum diketahui secara pasti apakah DPO tersebut benar-benar dikeluarkan oleh Pomdam ataukah justru laman tersebut kena deface.
"Aneh, biasanya yang berhak mengeluarkan DPO untuk cyber crime adalah polisi, bukan tentara," ungkap pengamat internet Irvan Nasrun kepada merdeka.com (23/11). (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPU melakukan pengecekan melalui Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih) terkait kebocoran data pemilih tersebut.
Baca SelengkapnyaKPU RI meminta bantuan terhadap Satgas Cyber, Badan Siber Sandi Negara (BSSN) serta BIN terkait adanya dugaan kebocoran data pemilih
Baca SelengkapnyaDittipidsiber tengah melakukan penyelidikan lebih jauh sembari berkoordinasi dengan pihak lain
Baca SelengkapnyaSeorang peretas dengan nama anonim "Jimbo" mengklaim telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut.
Baca SelengkapnyaDPR geram dengan kabar dugaan kebocoran data 204 juta pemilih oleh KPU.
Baca SelengkapnyaData pemilih bocor diduga usai diretas oleh hacker Jimbo.
Baca SelengkapnyaPeretas menawarkan data DPT Pemilu 2024 yang berhasil dia dapatkan seharga USD 74.000 atau setara Rp 1,2 miliar.
Baca SelengkapnyaMahfud menyampaikan, sebaiknya KPU sebagai penyelenggara pemilu, untuk bekerja lebih hati-hati lagi
Baca SelengkapnyaMenkominfo Buka Suara soal Kebocoran Pemilih KPU: Sekarang Data Mahal Harganya
Baca SelengkapnyaDiduga data pemilih ini dijual hacker sebesar Rp 1,2 miliar.
Baca SelengkapnyaSebanyak 204 juta data pemilih KPU diduga bocor. Diperjualbelikan di darkweb seharga Rp 1 miliar lebih.
Baca SelengkapnyaPelaku mampu mengubah alamat sejumlah kantor bank hingga kantor pinjaman online.
Baca Selengkapnya