Beredar Video Azan Ajakan Jihad di Majalengka, Polisi Sebut Pelaku sudah Minta Maaf
Merdeka.com - Lantunan azan yang ditambahkan ajakan jihad dengan beberapa jemaah membawa senjata tajam menuai polemik. Masyarakat diminta tetap tenang dan tidak terprovokasi.
Diketahui, wilayah Majalengka, Jawa Barat menjadi salah satu lokasi pengambilan video yang viral berdurasi 43 detik tersebut. Tampak tujuh orang mengacungkan senjata tajam sambil mendengarkan azan yang ditambahkan kata-kata ajakan jihad.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A. Chaniago mengatakan unsur Forkopimda, MUI Kabupaten Majalengka, Kemenag sudah melakukan rapat koordinasi di Polres Majalengka.
-
Siapa yang sedang menyelidiki kasus video viral? 'Kami sudah mengidentifikasi keempat korban yang mabuk dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak meniru perilaku tersebut, karena bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan,' kata Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Adam Erwindi di Banjarmasin.
-
Siapa yang terlibat dalam video viral? Jadi, di videonya itu ada anak kecil mau belanja, anak-anak mudalah, terus dia bilang, 'Kak, kalau misal belanja di sini, dapat hadiah cium nggak dari Onyo (panggilan Betrand Peto)?',
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Siapa yang terlibat dalam kasus ini? Terdakwa Fatia Maulidiyanti menjalani pemeriksaan dalam sidang kasus dugaan pencemaran nama baik Menko Luhut Binsar Pandjaitan pada hari ini, Senin (28/8).
-
Siapa yang menyebarkan video? NRA sebagai pengambil data dan penyebar.
-
Siapa yang dituduh menyebarkan video ancaman tersebut? Para peneliti dari Pusat Analisis Ancaman Microsoft menyebut video itu berasal dari kelompok yang biasa menyebarkan disinformasi asal Rusia.
"Dari hasil penyampaian tersebut menyatakan memang dalam syari'at islam itu tidak dibenarkan. Dan sekarang ini juga, kita ketahui bersama bahwa para pelaku tersebut sudah melakukan permintaan maaf," ucap dia di Mapolda Jabar, Rabu (2/12).
Disinggung mengenai unsur pidana, Erdi menyebut semua ini masih didalami termasuk siapa atau kelompok mana yang menjadi dalang dari pembuatan video tersebut.
"Ini justru masih didalami oleh penyidik sana (polres Majalengka). Tetapi intinya Forkopimda mengklarifikasi kondisi yang sudah viral, kemudian dari MUI setempat dan Kemenag setempat, menyatakan bahwa itu bukan syariat islam. (kelompok mana) Itu nanti di dalami," kata dia.
Ia mengimbau masyarakat tetap tenang sekaligus bisa memilah informasi yang beredar. Percayakan penyelesaian permasalahan ini kepada pemerintah dan institusi terkait.
"Percayakan ke aparat untuk menanganinya. Kami akan selesaikan secepatnya untuk kehidupan berjalan tenang dan kondusif," kata dia.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat Rachmat Syafei meminta jajaran kepolisian segera menyelesaikan orang-orang yang terlibat dalam pembuatan video azan tersebut. Perbuatan ketujuh pelaku tersebut telah menimbulkan keresahan.
"Tetap itu pelecehan terhadap agama yang perlu diusut tuntas pelakunya dan ini membuat keresahan di masyarakat. Kami memohon kepada semua pihak, khususnya polisi, Kapolda Jabar, menangkap pelaku dan diproses hukum sesuai aturan yang berlaku," ujar Syafe'i.
Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), H Jusuf Kalla angkat suara soal video azan dengan lafal ajakan jihad yang viral di media sosial. DMI menolak seruan jihad yang dilakukan sekelompok orang. Azan yang ditambahkan seruan berjihad adalah kekeliruan yang harus diluruskan.
Demikian ditegaskan Jusuf Kalla dalam rapat webinar dengan seluruh pengurus DMI se-Indonesia, dan juga pemuda-remaja masjid, Selasa (1/12) dari Kantor DMI di Jakarta. Dalam rapat tersebut hadir Wakil Ketua Umum DMI, yang juga mantan Wakapolri, H Syafruddin, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, KH Masdar Masudi, Wakil Sekjen MUI, KH Manan Abdul Ghani, Sekjen DMI, Imam Addaruquthni, dan Ketua Umum BKPRMI Said Al Idrus.
"Azan hayya alal jihad itu keliru, harus diluruskan. DMI menyatakan secara resmi menolak hal-hal seperti itu. Masjid jangan dijadikan tempat untuk kegiatan yang menganjurkan pertentangan," ujar Jusuf Kalla melalui keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Selasa (1/12).
Menurut Jusuf Kalla, pengertian jihad jangan dijadikan seruan untuk membunuh, membom, atau saling mematikan. Pembunuhan seperti kejadian di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, merupakan pelanggaran yang harus dihukum oleh negara.
Jusuf Kalla menjelaskan, makna jihad tidak selamanya bermakna negatif. Karena menuntut ilmu atau berdakwa juga bisa diartikan berjihad. Sehingga kalau mau berjihad, dapat dilakukan dalam menuntut ilmu atau berdakwa.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ade Safri menjelaskan sedang fokus menyelidiki untuk mengetahui apakah terjadi peristiwa tindak pidana sebagaimana dilaporkan.
Baca SelengkapnyaGalih menghaturkan permohonan maaf kepada seluruh umat muslim karena ulahnya membuat konten tersebut.
Baca SelengkapnyaPolresta Serang masih menyelidiki kasus tersebut dan berkordinasi dengan tim siber Polda Banten.
Baca SelengkapnyaDir Tipidum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro mengatakan, temuan tindak pidana itu berdasarkan hasil gelar perkara.
Baca SelengkapnyaAksi tak senonoh dilakukan pelaku viral di media sosial usai terekam kamera pengawas masjid.
Baca SelengkapnyaPolisi telah mendatangi cafe di Kawasan Dau, Kabupaten Malang, diduga sebagai lokasi kejadian.
Baca Selengkapnyayahduddi mengatakan akan tetap mengusut orang yang berperilaku arogan.
Baca SelengkapnyaPisau yang dipakai pelaku WK, berasal dari pelaku MZ.
Baca SelengkapnyaMasyarakat setempat sempat mempertanyakan karena dihelat di kawasan masjid.
Baca SelengkapnyaKanit PPA Satreskrim Polres Tulungagung, Ipda Fatahillah, mengatakan, ada dua berkas konten video porno yang saat ini mereka dalami.
Baca SelengkapnyaPemanggilan itu dilakukan setelah viral vidro di media sosial terkait pembubaran diskusi dilakukan sekelompok orang diduga preman
Baca SelengkapnyaSekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.
Baca Selengkapnya