Beredar video pengakuan anak ditolak masuk SMP di Malang
Merdeka.com - Sebuah video pengakuan seorang anak yang terusir dari sekolah menjadi viral di media sosial (medsos). Bocah atas nama Bayu di Kota Malang, Jawa Timur, itu mengaku tidak bisa bersekolah karena bangku kuotanya ditempati oleh siswa lain.
Bayu mengaku masuk sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 12 Kota Malang. Tetapi kursinya digantikan oleh orang lain, seorang siswa anak berkebutuhan khusus (ABK).
Syamsul Arifin, Kepala Sekolah SMP 12 Kota Malang mengungkapkan, bahwa anak tersebut tidak pernah mendaftar di sekolahnya. Pihaknya tidak pernah menolak Bayu karena memang tidak pernah mendaftar di sekolahnya.
-
Alasan apa anak tersebut tidak hadir di sekolah? Dengan ini saya selaku orang tua/wali murid dari : Nama : Kelas : Alamat :NISN : Memberitahukan bahwa anak saya tersebut diatas tidak dapat mengikuti pelajaran seperti biasa pada hari ini, Senin, 09 Januari 2023 dikarenakan sakit. Oleh karena itu, kami memohon pada Bapak/Ibu Guru Wali Kelas XI-B agar memberikan izin.
-
Kenapa anak sekolah menolak sekolah? Menolak bersekolah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kecemasan, kelelahan, hingga masalah sosial atau emosional seperti bullying.
-
Apa alasan adik Pegi Setiawan gagal masuk SMAN 1 Margahayu? Adik Pegi Gagal Masuk SMA Beberapa waktu lalu, Dedi melalui media sosialnya mengungkap pertemuan pribadi dengan ayah Pegi Setiawan. Dalam kesempatan itu, ayah Pegi mengadu soal nasib sang putri bungsu lantaran baru saja gagal memasuki sekolah impian. Padahal, SMAN 1 Margahayu jaraknya tak jauh dari kediamannya. 'Sekarang si bungsu masuk SMA, masuk ke SMAN 1 Margahayu karena didaftarkan guru tapi zona rapor enggak masuk, zona lokasi enggak masuk padahal jaraknya 1 kilometer,' ujarnya.
-
Kenapa siswa SMP itu mau bunuh diri? 'Korban juga pernah saat istirahat solat Jumat, yang muslim melaksanakan solat Jumat dan korban dikarenakan agama Hindu istirahat di kelas, pernah terlibat adu omongan dengan teman korban atas nama A yang seakan-akan membuat korban disalahkan karena melarang solat Jumat,' jelasnya. 'Akibat kejadian tersebut korban merasa dijauhi oleh teman korban, dan permasalahan ini tidak pernah di ceritakan ke guru BP atau guru lain dan akhirnya yang mendasari korban melakukan tindakan lompat dari ruang kelas,' tambahnya.
-
Bagaimana siswa SMP itu mencoba bunuh diri? 'Korban langsung melompat ke luar jendela, saat melompat korban sempat tersangkut di genteng lantai 2 Gedung SMPN 73, kkemudian jatuh ke lantai 1,' sambungnya.
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
"Kalau menurut aturan yang saya pegang, anak itu tidak boleh diterima, karena tidak pernah mendaftar sekolah baik di jalur reguler maupun mandiri," kata Syamsul kepada merdeka.com, Jumat (21/7).
Soal alasan tidak mendaftar, pihaknya tidak mengetahui secara persis. Namun ada banyak kemungkinan di antaranya karena tidak memenuhi persyaratan nilai dan persyaratan administrasi lainnya seperti Kartu Keluarga (KK).
"Saya tidak tahu dan tidak perlu menyampaikan, karena memang tidak ada data apa pun yang masuk. Karena tidak mendaftar," katanya.
Syamsul menyatakan, saat pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) hari kedua, pihaknya kedatangan seseorang yang menanyakan kuota. Orang tersebut mengaku mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kota Malang.
"Saya menyatakan pada wakil saya (yang menerima), kalau jumlah kita itu tinggal dua kursi, karena ada anak ABK (anak berkebutuhan khusus) yang belum masuk," katanya.
Rupanya setelah itu muncul dua video beredar seperti yang tersebar sekarang ini. Pihaknya dianggap menolak siswa tersebut, padahal yang terjadi hanya menyampaikan kalau bangku kuotanya tinggal dua.
"Dia merasa sudah mendapat rekomendasi seolah-olah sudah diterima. Saya berbicara atas nama regulasi, kami adanya tinggal dua kursi," katanya.
Syamsul yang mengaku penasaran akhirnya melakukan pencarian data dan tidak ditemukan data apa pun. Selain itu, asal sekolah siswa tersebut tidak masuk dalam wilayah SMP 12.
"Tidak masuk wilayah kami. Kalau berdasarkan wilayah harusnya masuk SMP 19, bukan di sini. Harusnya di situ," katanya.
Karena pertimbangan kemanusiaan, Bayu, saat ini bisa bersekolah di SMP 12. Pihaknya tidak akan memberikan perlakuan khusus dan berharap anak tersebut dapat menempuh ilmu sesuai dengan yang diinginkan.
"Akhirnya dengan pertimbangan kemanusiaan, bukan pertimbangan danem, wilayah juga bukan. Bukan karena kasihan, karena banyak yang lebih kasihan dari dia," katanya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puluhan orang tua dan siswa baru SMKN 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan cara mengunci pintu gerbang sekolah, Senin (22/7).
Baca SelengkapnyaKepala SMA Negeri 8 Medan dinilai telah lalai karena tak pernah memanggil orang tua siswa.
Baca SelengkapnyaKepsek membantah ada intervensi darinya soal keputusan tak menaikkan kelas siswi tersebut karena laporan orang tua MSF soal pungli.
Baca SelengkapnyaSalah satu SMP swasta di Surabaya hanya diminati dua pelajar saat pendaftaran tahun ajaran baru. Namun, satu di antaranya justru mengundurkan diri.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami perundungan sejak pertama kali masuk SMPN 4 Makassar.
Baca SelengkapnyaSeorang orang tua mengaku pusing dengan alur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Garut, Jawa Barat
Baca SelengkapnyaSejak kasus pelemparan kayu yang mengakibatkan kepala bocor, korban menyatakan tidak mau sekolah di tempatnya bersekolah dulu.
Baca SelengkapnyaPlh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat, Ade Afriandi menjelaskan praktik ini dilakukan oleh pihak sekolah. Artinya, siswanya tidak tahu menahu.
Baca SelengkapnyaKorban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa
Baca SelengkapnyaTak hanya siswa, para guru yang datang terlambat juga tidak diizinkan masuk ke sekolah.
Baca SelengkapnyaIndikasi sekolah negeri sepi peminat sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. SD Negeri di Ponorogo tak dapat satu pun murid pada tahun baru.
Baca SelengkapnyaPihak sekolah dan Dinas Pendidikan Muara Enim mestinya memberikan skorsing
Baca Selengkapnya