Berikut Kronologi Kecelakaan Maut Cipularang Versi Sopir Dump Truk
Merdeka.com - Polres Purwakarta membeberkan kronologi kecelakaan maut Cipularang yang menelan delapan korban jiwa. Kronologi didapat setelah penyidik memeriksa S (40) sopir dump truk.
S merupakan pengemudi dump truk kedua, yang menabrak empat kendaraan saat menunggu evakuasi dump truk yang terguling.
"Kedua truk ini dari satu perusahaan ya. Muatannya sama, tanah," kata Kapolres Purwakarta AKBP Matrius, Selasa 3 September 2019.
-
Siapa yang menyebabkan kecelakaan truk? Penetapan tersangka terhadap MI sesuai Pasal 311 ayat 1 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang LLAJ. Ditlantas Polda Metro Jaya telah menetapkan pengendara sopir truk inisial MI (17) sebagai tersangka.
-
Siapa sopir truk penyebab kecelakaan? Polisi resmi menetapkan sopir truk berinisial MI (18) yang merupakan penyebab tabrakan beruntun di Gerbang Tol (GT) Halim Utama sebagai tersangka.
-
Bagaimana truk itu bisa kecelakaan? Sebelumnya, kecelakaan beruntun terjadi di Gerbang Tol Halim Utama diduga akibat Truk Engkel (light truck) berkendara secara ugal-ugalan pada Rabu (27/3) pagi.
-
Kapan kejadian truk melawan arus terjadi? Video yang menunjukkan truk kontainer melawan arus dan menabrak beberapa kendaraan serta pejalan kaki di jalan utama Kota Tangerang, menjadi viral di media sosial, Kamis (31/10). Kejadian ini diduga berlangsung sekitar pukul 16.00 WIB, di mana beberapa pengendara motor dan ojek online berusaha mengejar truk yang ugal-ugalan tersebut.
-
Dimana truk itu berhenti? Truk baru dapat berhenti di Tugu Adipura setelah menabrak tugu yang terletak di tengah jalan.
-
Bagaimana KA Putri Deli tabrak truk? Alhasil, tabrakan antar keduanya tidak bisa terhindarkan, bodi truk terseret hingga mengenai sebuah warung.
Dari pengakuan S diketahui kronologi tragedi tersebut.
Awalnya, kedua truk melaju sejajar. Truk yang dikemudikan S berada di depan truk yang dikemudikan D. Tak berapa lama, truk yang dikemudikan D menyalip truk S.
"Saat itu, D lalu menelepon kalau remnya blong akibat kurang angin di rem," ujar Matrius soal kecelakaan maut Cipularang.
Kemudian, D kembali menelepon S dan memberitahukan remnya sudah normal. Tapi entah bagaimana, ternyata truk yang dikemudikan Dedi akhirnya terguling. Truk yang dikemudikan S masih di belakang.
Nah, saat empat kendaraan berhenti karena di depannya ada truk terguling, truk yang dikemudikan S baru mau sampai ke lokasi. Namun, ternyata truk yang dikemudikan S juga mengalami rem blong.
"Akhirnya menabrak empat mobil dan membuat kendaraan di belakangnya juga mengalami hal yang sama," tutur Matrius.
D meninggal dunia karena kecelakaan tersebut.
Menurut pengakuan S, lanjut Matrius, muatan truk yang dikendarainya melebihi kapasitas. Batas maksimalnya hanya 24 ton, tapi digunakan untuk memuat 37 ton. "Ada kelebihan beban 13 ton," ucap dia.
Berdasar olah TKP, ada turunan panjang di jalan tol tersebut. Kelebihan beban yang dikombinasikan dengan turunan panjang membuat pengereman tidak maksimal. "Tabrakan terjadi," lanjut dia.
Sementara itu, sopir dump truk pengangkut tanah S, masih shock lantaran kecelakaan maut Cipularang itu telah menyebabkan 8 orang meninggal dan puluhan orang mengalami luka-luka. Meski begitu, pria tersebut harus menjalani tes urine.
Paur Pumas Polres Purwakarta Ipda Tini Yutini mengatakan, petugas Satres Narkoba harus melakukan pemeriksaan urine terhadap pengemudi mobil dump truk yang terlibat dalam kecelakaan beruntun yang terjadi di tol Cipularang.
Pemeriksaan tersebut merupakan standar pemeriksaan untuk mengetahui apakah sopir terpengaruh narkoba atau tidak. "Jika dia terpengaruh narkoba atau alkohol pasti tidak konsentrasi. Apakah itu termasuk penyebabnya? Makanya kita cek," kata Tini saat dihubungi Radar Karawang, Selasa 3 September.
Pengecekan urine ini, tambah dia, dilakukan jajaran Satres Narkoba Polres Purwakarta, oleh Bripka Asep Harman dan Bripka Firmansyah yang dipimpin langsung Kaur Bin Ops Iptu Rudianto.
Negatif Narkoba
Berdasarkan keterangan dari Satres Narkoba, hasilnya, pengendara tersebut negatif menggunakan narkoba. "Hasil tes urine menyatakan kalau pengemudi mobil dump truk berinisial SB negatif pengguna narkoba atau minuman beralkohol," jelasnya.
Secara terpisah, Humas PT Jasa Marga Cabang Purbaleuyi Nandang mengungkapkan pihaknya berencana akan menambah fitur keamanan tambahan di KM 91 Jalan Tol Purbaleunyi. Diantaranya adalah penambahan lampu PJU. "Untuk jumlah dan sebagainya masih dikaji dulu," jelasnya.
Selain itu, akan dibuat jalur pengaman tambahan di kanan kiri bahu jalan tol berupa urukan pasir. Urukan akan meninggikan badan jalan sehingga jika suatu saat terjadi rem blong dan kendaran keluar jalur, akan ditahan oleh badan jalan pasir tersebut. Tidak langsung nyungsep ke jurang.
Sementara untuk rambu, menurut Nandang sejauh ini masih cukup. "Apakah nanti akan ditambah kita lihat dulu," jelasnya. Para pengendara yang melintas di KM 91 meski berhati-hati bila melaju dengan kecepatan tinggi karena badan Jalan Tol Purbaleunyi di lokasi tersebut memang menurun. Kontur pegunungan membuat badan jalan agak tinggi dengan jurang di kanan kiri jalan.
Sejak bulan Februari hingga September 2019 saja, sudah 3 kali kecelakaan yang terjadi di sekitara Km 90-hingga 91. Selain itu, ramai diperbincangkan bahwa badan jalan KM 91 tidak aman karena rawan longsor. Menurut Kepala Sub Bidang Mitigasi Pergerakan Tanah Wilayah Barat PVMBG Sumaryono memang kawasan tersebut memiliki resiko gerakan tanah lambat. "Tapi memang sudah ada dari dulu. Jadi tidak ada kaitannya dengan kecelakaan," jelasnya.
Sumaryono mengatakan, sepengetahuannya, pihak jalan tol telah melakukan beberapa rekayasa engineering untuk mengatasi potensi gerakan tanah ini. "Lereng-lereng sudah diperkuat untuk Km 91-92," katanya.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat diarahkan petugas masuk ke jalan kanan untuk memasuki jalur lingkar selatan, imbauan itu tak diindahkan.
Baca SelengkapnyaKorban langsung dinyatakan tewas di tempat. Saat ini, kedua korban telah dibawa ke RSCM guna autopsi.
Baca SelengkapnyaAkibat kecelakaan ini, seorang pengemudi truk meninggal setelah terjepit badan kendaraan.
Baca SelengkapnyaBerawal dari truk merah Colt Diesel dengan nopol BG 8420 VB dari arah Bekasi
Baca SelengkapnyaTruk mengalami rem blong diduga karena membawa muatan berlebih.
Baca SelengkapnyaPolda Jawa Barat menduga penyebab terjadinya kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92, karena kendaraan truk mengalami rem blong.
Baca SelengkapnyaDiduga truk yang melintas dari arah silayur atas (selatan) ke utara melaju turunan mengalami masalah pengereman.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu berawal Ketika truk dengan nomor B9975SYL bermuatan kedelai diduga tidak kuat menanjak menabrak truk bermuatan paku gypsum bernomor polisi B9678QR
Baca SelengkapnyaDiketahui, dalam kejadian itu telah menyebabkan satu orang meninggal dunia atas nama inisial S (13).
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Halim
Baca SelengkapnyaSatu orang meninggal dunia dalam kejadian tersebut.
Baca SelengkapnyaKecelakaan ini membuat seorang anak 13 tahun meninggal dunia. Selain itu, 28 orang mengalami luka-luka.
Baca Selengkapnya