Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Berkaca kasus Yuyun, DPD desak RUU Kekerasan Seksual dituntaskan

Berkaca kasus Yuyun, DPD desak RUU Kekerasan Seksual dituntaskan Kampanye anti kekerasan seksual. ©2014 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Berdasarkan data dari Komnas Perlindungan Perempuan tahun 2015, kasus kekerasan yang dialami perempuan 56 persen di antaranya adalah kasus kekerasan seksual.

Begitu pun data Komnas Perlindungan Anak Indonesia KPAI di tahun yang sama, di mana ditemukan kasus kekerasan yang diderita anak, 58% diantaranya adalah kekerasan seksual.

"Darurat kekerasan seksual pada perempuan dan anak sudah kita gaungkan sejak tahun 2015 setelah kita lihat dalam lima tahun terakhir angka kekerasan terus meningkat," ujar senator asal Yogyakarta GKR Hemas di Kompleks Senayan, Rabu (4/5).

Orang lain juga bertanya?

Beberapa hari lalu, masyarakat Indonesia kembali dikejutkan dengan nasib tragis yang dialami Yuyun, seorang anak perempuan yang duduk di bangku SMP dengan usia 14 tahun dan harus kehilangan nyawa karena diperkosa oleh 14 orang yang 7 di antaranya adalah pelaku anak.

Menurutnya, kasus kekerasan seksual ini dipicu oleh banyak hal, di antaranya adalah masih tingginya masyarakat yang enggan melaporkan kasus semacam ini kepada kepolisian, karena dianggap aib.

Belum lagi, kurang terbukanya penanganan kasus yang justru membuat korban ketakutan mengalami kekerasan berlapis dengan proses hukum yang harus dilalui. Tak hanya itu, ancaman hukuman terhadap pelaku juga masih ringan sehingga tidak menimbulkan efek jera.

Oleh karena itu, perlunya keberadaan payung hukum yang lebih kuat dan mampu memberi efek jera. RUU Penghapusan Kekerasan Seksual pun harus segera dituntaskan DPR.

Hemas menyampaikan, DPD akan turut serta secara aktif memastikan RUU ini dapat memberikan jaminan perlindungan bagi korban dan keluarganya serta menjadi hukum formal.

Dengan begitu diharapkan bisa membuat pelaku atau calon pelaku berpikir ulang serta mengurungkan niatnya sebelum melakukan kekerasan dengan membuat hukuman kekerasan seksual jauh lebih berat dari yang selama ini berlaku.

Dia juga berpendapat, setiap orang dengan berbagai peran bisa menghentikan kejahatan seksual ini secara bersama, melalui gerakan masyarakat yang saling peduli, tanggung jawab penyelenggara negara untuk melindungi, dan kesigapan aparat dalam menegakkan hukum secara terbuka dan adil.

"Kasus Yuyun semoga menjadi kasus dan kado buruk terakhir di hari Pendidikan yang baru kita lalui, cukup sudah bangsa ini kehilangan generasi-generasi muda yang berbakat," tuntasnya. (mdk/hrs)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Puan Maharani Imbau Masyarakat ‘Berani Bersuara’ Tentang KDRT
Puan Maharani Imbau Masyarakat ‘Berani Bersuara’ Tentang KDRT

Kesadaran rakyat perlu dibangun bahwa perilaku KDRT tidak bisa dinormalisasikan dan harus segera dilaporkan.

Baca Selengkapnya
Ketua DPR Minta Perguruan Tinggi Serius Tangani Kasus Kekerasan Seksual di Lingkungannya
Ketua DPR Minta Perguruan Tinggi Serius Tangani Kasus Kekerasan Seksual di Lingkungannya

Puan pun menyoroti pentingnya komitmen perguruan tinggi untuk serius menangani kasus kekerasan seksual yang terjadi.

Baca Selengkapnya
Dewan Pers Ingatkan Media Hati-Hati Beritakan Kasus Kekerasan Seksual
Dewan Pers Ingatkan Media Hati-Hati Beritakan Kasus Kekerasan Seksual

Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, mengatakan, angka kekerasan seksual di masyarakat cukup tinggi berdasarkan hasil penelitian.

Baca Selengkapnya
Koalisi Masyarakat Sipil Minta DKPP Berpihak pada Korban Kekerasan Terhadap Perempuan
Koalisi Masyarakat Sipil Minta DKPP Berpihak pada Korban Kekerasan Terhadap Perempuan

Mereka meyakini, DKPP akan menunjukkan komitmen terbaiknya.

Baca Selengkapnya
Ketua DPR: Korban Kekerasan Seksual Tidak Perlu Takut Speak Up
Ketua DPR: Korban Kekerasan Seksual Tidak Perlu Takut Speak Up

Kasus kekerasan seksual di Indonesia hingga saat ini masih marak di lingkungan masyarakat maupun lingkungan pendidikan

Baca Selengkapnya
Judi Online Jadi Pemicu Kasus KDRT di Bekasi
Judi Online Jadi Pemicu Kasus KDRT di Bekasi

Anak yang menjadi korban sebanyak 163 dan perempuan sebanyak 104 orang.

Baca Selengkapnya
Parpol Diminta Lebih Serius Rekrutmen Perempuan, Bukan Sekedar Formalitas
Parpol Diminta Lebih Serius Rekrutmen Perempuan, Bukan Sekedar Formalitas

Parlemen Indonesia masih mengalami ketertinggalan untuk kesetaraan gender dengan negara-negara di kawasan ASEAN.

Baca Selengkapnya
Komnas Perempuan Apresiasi Kapolri Tunjuk Brigjen Desy Jadi Direktur PPA-PPO
Komnas Perempuan Apresiasi Kapolri Tunjuk Brigjen Desy Jadi Direktur PPA-PPO

Komnas Perempuan mencatat dalam semester pertama 2024, telah ada 2.343 kasus yang dilaporkan langsung ke mereka.

Baca Selengkapnya
Anak Perempuan Mendominasi Korban Kekerasan, Ini Penyebabnya
Anak Perempuan Mendominasi Korban Kekerasan, Ini Penyebabnya

KemenPPPA mencatat korban kekerasan didominasi oleh anak perempuan

Baca Selengkapnya
Catatan Ketua DPR pada Kasus Kekerasan Seksual di Kampus Harus Jadi Peringatan
Catatan Ketua DPR pada Kasus Kekerasan Seksual di Kampus Harus Jadi Peringatan

Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti masih banyaknya kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi yang masih diabaikan pihak kampus

Baca Selengkapnya
Data Komnas Perempuan: Setiap Jam, 3 Wanita Indonesia jadi Korban KDRT di Rumahnya Sendiri
Data Komnas Perempuan: Setiap Jam, 3 Wanita Indonesia jadi Korban KDRT di Rumahnya Sendiri

Setidaknya tiga perempuan di Indonesia yang menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di setiap jamnya.

Baca Selengkapnya
Ketua DPR Puan Maharani Minta Aparat Tindak Tegas Pelaku KDRT dan Kekerasan pada Perempuan
Ketua DPR Puan Maharani Minta Aparat Tindak Tegas Pelaku KDRT dan Kekerasan pada Perempuan

Puan meminta aparat kepolisian untuk menindak tegas semua pelaku KDRT dan kekerasan terhadap perempuan juga anak tanpa toleransi.

Baca Selengkapnya