Berkah Ramadan, Menyulap Pelepah Pisang Jadi Songkok
Merdeka.com - Bagi masyarakat Indonesia, utamanya yang beragama Islam tentu sangat familier dengan songkok. Penutup kepala yang identik digunakan untuk ritual salat ini, memang cukup melekat dengan masyarakat.
Selain bisa berbagai bentuk, bahan pembuatan songkok ternyata juga bisa berasal dari apapun. Nah, di tangan Suryanto, pelepah pohon pisang atau disebut juga gedebog pun bisa disulapnya menjadi songkok. Bulan Ramadan pun turut menjadi berkah buatnya.
Pria asal, Dusun Bebekan, Desa Tapen, Kecamatan Kudu, Jombang ini mengaku kebanjiran order dari setiap kerajinan tangannya tersebut. Bersama istrinya, Ida Masfhiah, ia sebenarnya dapat memproduksi tidak hanya songkok. Dari pelepah pisang, ia dapat juga memproduksi kerajinan bernilai ekonomi tinggi seperti tas, blangkon, hingga vas bunga.
-
Siapa yang tertarik dengan kerajinan? Produk dari karung goni ini pun menarik perhatian kalangan muda.
-
Siapa yang bisa melakukan hobi ini? Aktivitas seni ini dapat dilakukan secara mandiri atau bersama keluarga dan teman, yang membuatnya menjadi hobi sosial yang bermanfaat.
-
Kapan kerajinan tangan khas Rajapolah mulai ada? Deretan toko di wilayah Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, menjadi sentra penjualan kerajinan tangan khas yang sudah bertahan sejak abad ke-20.
-
Apa saja kerajinan tangan khas Solo? Banyak Pilihan Ada banyak kerajinan tangan khas Solo, di antaranya ukiran miniatur patung, candi, keris, dan masih banyak lagi.
-
Apa yang dimaksud dengan kerajinan simpul? Makrame adalah suatu seni yang menyatukan simpul yang terdiri atas beberapa tali atau benang untuk membuat sebuah karya tangan. Disebut karya tangan mekrame memang dibuat dengan tangan atau biasa handmade.
Pria berumur 42 tahun ini mengaku, ia memulai kerajinan tangan ini sudah sejak 2018 lalu. Awalnya, kegiatan tersebut diakui sebagai salah satu kegiatan sampingannya saja.
"Sejak 2018 lalu mulai membuat kerajinan seperti ini. Awalnya ya sampingan saja," kata pria yang juga sebagai perangkat desa setempat ini, Rabu (13/4).
Namun, seiring berjalannya waktu, usaha sampingannya ini kian hari kian menghasilkan cuan. Bahkan, berbagai produk yang dikreasinya cukup mendapatkan apresiasi dari masyarakat, utamanya songkok. Apalagi, di bulan Ramadan seperti ini, songkok kreasinya cukup diminati masyarakat.
"Ramadan membawa berkah. Songkok saat ini yang paling diminati," tukasnya.
Ia lalu menjelaskan, bahan baku pelepah pisang, ada dua jenis pelepah yang digunakannya. Pertama, menggunakan pelepah pisang kering di pohon dan kedua menggunakan pelepah yang kering di jemur.
"Untuk jenis pelepah pisangnya, saya memilih jenis pelepah pisang susu dan pisang raja. Sebab motif serta coraknya bagus dan seratnya kuat, kalau dipilin tidak gampang putus," tegasnya.
Bahan dari gedebog itu diolah secara manual menjadi berbagai macam kerajinan seni. Di antaranya songkok, blangkon, kotak tisu, keranjang air mineral, tas ponsel, celengan, vas bunga, sarung korek, gantung kunci dan pernak pernik lainnya.
Ia menjelaskan, untuk menyelesaikan 2 songkok bisa hanya dalam waktu satu hari. Namun berbeda dengan pekerjaan 1 blangkon membutuhkan waktu hingga sehari.
"Tingkat kesulitan dalam membuat blangkon itu membentuk pola dan menyatukan motifnya. Jadi tidak bisa langsung jadi seketika," ujarnya.
Selain keterampilan, ia menyebut butuh ketelatenan dan kesabaran agar hasilnya bisa bagus maksimal. Setelah kerajinan tangan itu jadi, kemudian dipasarkan melalui online di sejumlah media sosial.
Menurut Suryanto, hasil kerajinannya banyak peminat. Pembeli tidak hanya dari Jombang saja, tetapi dari berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya Lamongan, Bojonegoro, Gresik, Pasuruan, Madura, Tuban, Blitar, Nganjuk, Madiun, Semarang, Jawa Barat hingga ibu kota Jakarta.
"Pemasarannya kan melalui online," tandasnya.
Soal harga, ia menyebut cukup bervariasi, mulai dari terkecil Rp15 ribu sampai Rp600 ribu. Untuk harga songkok Rp65 ribu sampai Rp90 ribu.
"Sedangkan harga blangkon saya jual Rp160 ribu sampai kisaran Rp230 ribu,” ujarnya.
Sebagai pengusaha kecil, dirinya pun berharap usaha yang selama ini ia jalani ini, nantinya dapat menginspirasi dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat lainnya.
"Semoga dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya," tutupnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria asal Banyuwangi ini dulu jualan pelepah pisang door to door, kini jadi saudagar produk kerajinan yang laris di pasar luar negeri. Ini kunci kesuksesannya.
Baca SelengkapnyaFatah Hasan (20) mengaku belajar membuat kerajinan dari sosok ayahnya.
Baca SelengkapnyaPengrajin barang bekas dari kayu dan biji-bijian bernama Samsul Arifin sangatlah inspiratif.
Baca SelengkapnyaAda perabot rumah tangga sampai produk fashion berbahan anyaman yang mendunia.
Baca SelengkapnyaSejumlah karya Wahyu merupakan visualisasi dari para tokoh terkenal, mulai dari mantan Presiden RI ke-4, K.H Abdurahman Wahid (Gusdur).
Baca SelengkapnyaDari keterampilannya ini, rata-rata ia mampu mengumpulkan cuan hingga Rp5 juta per bulannya.
Baca SelengkapnyaDari situ dia akhirnya memilih untuk mencoba membuat keripik pisang yang diberi nama Nadasuka.
Baca SelengkapnyaPesanan songkok naik tiga kali lipat dibanding hari biasa.
Baca SelengkapnyaMbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.
Baca SelengkapnyaPembeli gazebo buatan Suherman dan para pekerjanya tidak hanya diminati di pasar Indonesia, tetapi juga menarik minat pembeli luar negeri.
Baca SelengkapnyaKonsep hidup ramah lingkungan yang meminimalisir penggunaan kemasan plastik membuat aneka kerajinan anyaman bambu semakin diminati konsumen.
Baca SelengkapnyaUsaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca Selengkapnya