Berkedok Gus dan bisa gandakan uang, Fakrul tipu warga ratusan juta rupiah
Merdeka.com - Seolah tak mau mengambil pelajaran dari kasus Kanjeng Dimas Taat Pribadi, beberapa waga Jawa Timur masih saja percaya bahwa uangnya bisa digandakan melalui perantara seseorang yang memiliki ilmu khusus.
Contohnya salah satu kepala desa di Kabupaten Pasuruan, Ma'arif (63), warga Dusun Krajan, Desa Tambaksari, Kecamatan Kraton ini percaya bahwa Fakrul Akbar (22), warga Tempel, Kecamatan Gempol adalah ulama muda atau Gus yang mumpuni dan bisa menggandakan uangnya.
Padahal, status Fakrul sebagai ulama muda itu, hanya kedok belaka. "Tersangka (Fakrul) ini mengaku punya kelebihan, punya ilmu sirap, punya prewangan dan jin. Dia juga ahli pengobatan tradisional," jelas Wadir Reskrimum Polda Jawa Timur AKBP Juda Nusa Putra, Rabu (17/10).
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Mengapa orang mudah tertipu? Penipuan tidak hanya bergantung pada kecerdasan, melainkan juga pada kelemahan psikologis yang sering kali dimiliki oleh setiap individu. 'Penipu sering kali menyamar sebagai otoritas atau entitas yang bisa dipercaya untuk membangun kredibilitas. Mereka mungkin meniru gaya bahasa dan komunikasi, atau bahkan menyamar sebagai teman dan keluarga untuk menumbuhkan rasa keakraban dan kepercayaan,' jelas Dr. Robert Cuyler, PhD.
-
Siapa yang rentan tertipu? Penelitian menunjukkan bahwa kerentanan terhadap penipuan tidak terbatas pada kelompok usia tertentu. Meskipun orang tua sering dianggap lebih rentan karena kurangnya literasi teknologi, fakta menunjukkan bahwa orang muda, terutama mereka yang berusia 18 hingga 24 tahun, justru paling banyak mengalami kerugian finansial akibat penipuan.
-
Siapa saja yang tertipu D? 'Untuk ustaz dan warga yang kurang mampu ini diberi promo khusus, tidak usah membayar full. Untuk ustaz cukup membayar Rp6 juta dengan syarat harus mengajak jemaah dan bagi warga yang kurang mampu akan disubsidi oleh kenalannya yang disebut sebagai 'agniya' selaku sponsor,' jelas Rohman, Kamis (7/12). Salah satu ustaz yang mendapat penawaran tersebut terjebak bujuk rayu pelaku, sampai akhirnya terkumpul jemaah sebanyak 21 orang asal Garut dan 1 warga Tasikmalaya.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
Ma'arif pun terpedaya. Apalagi tersangka mengiming-imingi kalau dia bisa menggandakan uang menjadi Rp 25-50 miliar. Lantas sang kepala desa inipun setor uang Rp 445 juta untuk bisa disulap menjadi miliaran rupiah.
Tak hanya Ma'arif, Wiyanto (36), asal Sidoarjo juga tertipu Rp 22,5 juta. Kemudian Solikun (51), juga warga Sidoarjo ikut menyetor Rp 15 juta, dan Pudjiono (54), warga Pasuruan menyetor Rp 28 juta dengan harapan uangnya bisa digandakan lebih banyak.
"Korban percaya, uang diserahkan saja kepada tersangka karena sudah kena sirap," beber Juda.
Ritual di ruang gelap
Setelah menerima uang jutaan rupiah, Fakrul membawa para korbannya ke ruangan gelap dan diminta memejamkan mata sambil membaca doa-doa. Lalu, Gus palsu inipun menghambur-hamburkan uang tersebut dan meminta para korban mengecek keaslian uang tersebut.
Selanjutnya, uang tersebut, oleh tersangka dimasukkan ke dalam kardus dan menggantinya dengan uang mainan. "Tersangka meminta korban membeli minyak Apel Jin dan Kembang Jodoh atau Kembang Kantil dengan harga bervariasi, ada yang Rp 13 juta ada yang Rp 20 juta," ungkap Juda lagi.
Selesai ritual penggandaan uang, ulama palsu yang kerap mengenakan jubah putih dan serban ini menyerahkan kardus-kardus berisi uang mainan tersebut. "Tapi korban melihat uang dalam kardus itu asli, padahal uang mainan," terang Juda.
Para korban ini baru sadar kalau tertipu setelah di rumah. Ketika kardus berisi uang mainan itu dibuka bersama keluarga mereka masing-masing, ternyata bukan uang sungguhan yang dibeli tersangka di Porong, Sidoarjo.
Merasa tertipu, para korban inipun lantas melapor ke polisi, kemudian anggota Subdit Jatanras Dit Reskrimum Polda Jawa Timur melakukan penangkapan. "Selanjutnya kami melakukan penangkapan terhadap tersangka di rumahnya. Kejadiannya mulai bulan Juni sampai Oktober, bulan ini," tandas Juda.
Sementara tersangka mengaku, uang hasil penipuan tersebut digunakan untuk foya-foya. "Dulu saya praktik (penipuan) ini dibantu teman saya. Tapi dia sudah meninggal sebulan lalu," aku tersangka pada penyidik.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa itu bermula saat korban tertarik dan akhirnya masuk grup pesugihan di Facebook
Baca SelengkapnyaIa melancarkan aksi tipu-tipu dengan membuka praktik pengobatan alternatif di rumah kontrakannya yang ada di sekitar Kota Pacitan.
Baca SelengkapnyaPolres Pekalongan mengungkap kasus penipuan dengan modus penggandaan uang bermotif politik. Korbannya seorang caleg dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaModusnya, korban diminta hampir Rp400 juta sebagai syarat persembahan di Pantai Selatan.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita inisial FD tidak kapok melakuan tindak pidana penipuan. Padahal pelaku sudah pernah mendekam di balik jeruji dengan kasus serupa.
Baca SelengkapnyaPelaku mulai melakukan aksi liciknya dengan mengaku bisa menggandakan uang.
Baca SelengkapnyaSang Dukun meminta agar korban melarung uang ke laut sebagai ritual buang sial
Baca SelengkapnyaTercatat para sindikat ini berdasarkan laporan yang diterima polisi, sudah dua kali beraksi di wilayah hukum Kelapa Gading.
Baca SelengkapnyaSaat ini, pelaku sudah ditangkap dan ditahan oleh Polda Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaDalam bahasa gaul atau slang words, kata flexing memiliki arti orang yang suka menyombongkan diri.
Baca SelengkapnyaKeluarga besar korban pun ikut tertipu dengan aksi pelaku
Baca SelengkapnyaSejumlah harta warisan AH lenyap setelah digondol oleh polisi gadungan tersebut, yang juga mengaku sebagai anak seorang Brigjen Polisi.
Baca Selengkapnya