Berkunjung ke Pasar Tanah Kongsi, Bukti Toleransi di Kota Padang
Merdeka.com - Masyarakat Minangkabau memegang teguh falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah yang identik dengan ajaran agama Islam. Namun, etnis Minang tetap dapat hidup berdampingan etnis atau umat agama lain.
Bukti toleransi ini terlihat nyata di salah satu pasar tradisional di Padang, yaitu Pasar Tanah Kongsi di Kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan Padang Barat. Pasar ini menjadi saksi keberagaman dan hubungan antaretnis yang terjalin dengan baik di Ranah Minang.
Pasar ini beroperasi dari pagi hingga sore hari dan sering dikenal sebagai pusat geliat perekonomian Kota Padang. Kawasan ini juga dikenal sebagai pecinan di Padang, karena letaknya di permukiman yang lazim disebut masyarakat sebagai Kampung China.
-
Bagaimana etnis Tionghoa beradaptasi dengan budaya Minangkabau? Kemudian, mereka cukup cepat beradaptasi dengan kehidupan masyarakat lokal, yaitu Suku Minangkabau.
-
Bagaimana kehidupan antar agama di kampung toleransi? Hal ini membuat seluruh umat beragama dari kalangan Buddha, Kristen sampai Muslim hidup rukun berdampingan.
-
Bagaimana Banyuwangi harmoniskan budaya dan agama? 'Saya kira ini adalah bentuk moderasi beragama yang telah terejawantah dengan baik. Tentu saja, ini berkat kesadaran kolektif masyarakatnya sekaligus adanya orkestrasi yang baik dari pemerintah daerahnya,' imbuhnya.
-
Apa saja unsur prinsip kekerabatan Batak? Dalam prinsip kekerabatan masyarakat Batak terdapat 3 unsur yang memiliki arti dan fungsi yang berbeda.
-
Bagaimana cara menjaga keberagaman budaya di Indonesia? Satu di antara cara menjaga keberagaman sosial budaya adalah dengan menerapkan toleransi antarkelompok masyarakat.
-
Dimana prinsip kekerabatan Batak diterapkan? Bagi orang Batak, perkawinan merupakan upacara sakral karena menghubungkan dua marga yang berbeda menjadi satu ikatan kekerabatan yang lebih besar dan luas.
Kendati demikian, masyarakat yang berjualan di sana tidak hanya etnis Tionghoa. Masyarakat dari etnis lain juga banyak berdagang di tempat ini.
Tersedia Makanan Nonhalal
Rabu (8/2) siang, merdeka.com mendatangi Pasar Tanah Kongsi. Pasar itu tidak tampak dari luar karena diapit gang, perumahan, hingga pertokoan.
Namun untuk menemukannya juga tidak terlalu sulit, letaknya tidak jauh dari Kelenteng See Hin Kiong yang merupakan kelenteng tertua di Kota Padang.
Sekilas, pasar ini tampak seperti pasar tradisional pada umumnya di Kota Padang. Berbagai kebutuhan sehari-hari masyarakat dijual di tempat ini.
Bedanya, di pasar ini masyarakat bisa menemukan makanan halal dan nonhalal. Daging babi juga tersedia di los khusus.
Salah satu pedagang daging babi, Wati mengatakan, pedagang di pasar itu hidup saling berdampingan antara masyarakat Tionghoa dengan etnis lain, muslim dan nonmuslim.
"Kami pedagang di sini tidak hanya etnis Tionghoa saja, namun juga masyarakat muslim," tuturnya diwawancarai merdeka.com, Rabu, (8/2).
Para pedagang berjualan disesuaikan dengan los yang dikelompokkan berdasarkan jenisnya. "Di sini sudah tertata, kita berjualan sesuai dengan los masing-masing. Daging babi, daging babi saja, kalau untuk sayur-sayuran itu satu pula losnya," sambungnya, Rabu, (8/2).
"Kita berdagang di sini rukun-rukun saja, tidak ada konflik dengan pedang muslim. Intinya kita saling menghargai. Saya di sini sejak tahun 1.999 lalu, tidak ada konflik hingga sekarang," tuturnya.
Provinsi Toleran
Wakil Gubernur Sumatera Barat Audi Joinaldi menyebut Sumatera Barat sebagai provinsi yang toleran dan menghargai keberagaman. Hal tersebut diutarakannya saat perayaan Festival Cap Go Meh atau dua pekan setelah tahun baru Imlek di Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu (5/2) kemarin.
Festival itu diwarnai dengan berbagai pertunjukan seni dan budaya antar etnis yang dipusatkan di bawah Jembatan Siti Nurabaya berlangsung meriah. Berbagai atraksi dipamerkan, mulai dari randai, talempong, silat, hingga wushu.
"Meriahnya perayaan Imlek di Kota Padang menjadi bukti nyata bahwa Sumbar itu adalah provinsi toleran. Ada keberagaman di sana," ujar Audi.
Menurutnya, perayaan itu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Sumatera Barat, Khususnya Kota Padang. "Kita semua di provinsi sangat mendukung kegiatan ini, semoga tahun depan diadakan dengan lebih meraih lagi," imbuhnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walaupun terbuka bagi siapapun, warga Thekelan tetap menjaga teguh adat istiadat dan tradisi mereka.
Baca SelengkapnyaRukun dan damai perkampungan kristen di Desa Tanjung Basung Nagari Pasar Usang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaSemakin kita menyatakan diri sebagai orang yang punya iman, maka besar tanggung jawabnya untuk mengedepankan toleransi.
Baca SelengkapnyaKebijakan ini jadi salah satu tanda kemurahan hati Prabu Siliwangi, sehingga rakyat boleh meninggalkan agama yang sebelumnya menjadi mayoritas di tanah Sunda.
Baca SelengkapnyaKearifan lokal bisa menjadi menjadi benteng, atau keseimbangan dalam menjawab tantangan masyarakat modern
Baca SelengkapnyaBegini penampakan masyarakat Islam Bonokeling di Banyumas Jawa Tengah. Masih memegang kepercayaan Jawa Kuno.
Baca SelengkapnyaPerayaan Idul Fitri di berbagai daerah biasanya dipadukan dengan kebiasaan masyarakat justru menguatkan semangat toleransi.
Baca SelengkapnyaDi sini warganya menjujung tinggi gotong royong dan saling mendukung peribadatan kelompok lain.
Baca SelengkapnyaSaking harmonisnya hubungan antarwarga beda agama, kampung ini dijuluki Desa Pancasila.
Baca SelengkapnyaPihak cenderung menolak praktik budaya dan kearifan lokal seringkali belum memahami agama dengan komprehensif.
Baca SelengkapnyaIndonesia menjadi contoh masyarakatnya tidak terpecah karena saling membenci.
Baca SelengkapnyaJika masyarakat telah matang dalam memandang perbedaan, maka dengan kemajemukannya dapat merespons kebutuhan sesama manusia tanpa memandang perbedaan.
Baca Selengkapnya