Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Berkunjung ke Pasar Tanah Kongsi, Bukti Toleransi di Kota Padang

Berkunjung ke Pasar Tanah Kongsi, Bukti Toleransi di Kota Padang Pasar Tanah Kongsi di Kota Padang. ©2023 Merdeka.com/Lisa Septri Melina

Merdeka.com - Masyarakat Minangkabau memegang teguh falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah yang identik dengan ajaran agama Islam. Namun, etnis Minang tetap dapat hidup berdampingan etnis atau umat agama lain.

Bukti toleransi ini terlihat nyata di salah satu pasar tradisional di Padang, yaitu Pasar Tanah Kongsi di Kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan Padang Barat. Pasar ini menjadi saksi keberagaman dan hubungan antaretnis yang terjalin dengan baik di Ranah Minang.

Pasar ini beroperasi dari pagi hingga sore hari dan sering dikenal sebagai pusat geliat perekonomian Kota Padang. Kawasan ini juga dikenal sebagai pecinan di Padang, karena letaknya di permukiman yang lazim disebut masyarakat sebagai Kampung China.

Kendati demikian, masyarakat yang berjualan di sana tidak hanya etnis Tionghoa. Masyarakat dari etnis lain juga banyak berdagang di tempat ini.

Tersedia Makanan Nonhalal

Rabu (8/2) siang, merdeka.com mendatangi Pasar Tanah Kongsi. Pasar itu tidak tampak dari luar karena diapit gang, perumahan, hingga pertokoan.

Namun untuk menemukannya juga tidak terlalu sulit, letaknya tidak jauh dari Kelenteng See Hin Kiong yang merupakan kelenteng tertua di Kota Padang.

Sekilas, pasar ini tampak seperti pasar tradisional pada umumnya di Kota Padang. Berbagai kebutuhan sehari-hari masyarakat dijual di tempat ini.

Bedanya, di pasar ini masyarakat bisa menemukan makanan halal dan nonhalal. Daging babi juga tersedia di los khusus.

Salah satu pedagang daging babi, Wati mengatakan, pedagang di pasar itu hidup saling berdampingan antara masyarakat Tionghoa dengan etnis lain, muslim dan nonmuslim.

"Kami pedagang di sini tidak hanya etnis Tionghoa saja, namun juga masyarakat muslim," tuturnya diwawancarai merdeka.com, Rabu, (8/2).

Para pedagang berjualan disesuaikan dengan los yang dikelompokkan berdasarkan jenisnya. "Di sini sudah tertata, kita berjualan sesuai dengan los masing-masing. Daging babi, daging babi saja, kalau untuk sayur-sayuran itu satu pula losnya," sambungnya, Rabu, (8/2).

"Kita berdagang di sini rukun-rukun saja, tidak ada konflik dengan pedang muslim. Intinya kita saling menghargai. Saya di sini sejak tahun 1.999 lalu, tidak ada konflik hingga sekarang," tuturnya.

Provinsi Toleran

Wakil Gubernur Sumatera Barat Audi Joinaldi menyebut Sumatera Barat sebagai provinsi yang toleran dan menghargai keberagaman. Hal tersebut diutarakannya saat perayaan Festival Cap Go Meh atau dua pekan setelah tahun baru Imlek di Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu (5/2) kemarin.

Festival itu diwarnai dengan berbagai pertunjukan seni dan budaya antar etnis yang dipusatkan di bawah Jembatan Siti Nurabaya berlangsung meriah. Berbagai atraksi dipamerkan, mulai dari randai, talempong, silat, hingga wushu.

"Meriahnya perayaan Imlek di Kota Padang menjadi bukti nyata bahwa Sumbar itu adalah provinsi toleran. Ada keberagaman di sana," ujar Audi.

Menurutnya, perayaan itu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Sumatera Barat, Khususnya Kota Padang. "Kita semua di provinsi sangat mendukung kegiatan ini, semoga tahun depan diadakan dengan lebih meraih lagi," imbuhnya.

(mdk/yan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Melihat Indahnya Toleransi di Dusun Thekelan Semarang, Sudah Diwariskan Secara Turun-temurun
Melihat Indahnya Toleransi di Dusun Thekelan Semarang, Sudah Diwariskan Secara Turun-temurun

Walaupun terbuka bagi siapapun, warga Thekelan tetap menjaga teguh adat istiadat dan tradisi mereka.

Baca Selengkapnya
Hidup Berdampingan Rukun dan Damai, Begini Potret Perkampungan Kristen di Pinggiran Kota Padang
Hidup Berdampingan Rukun dan Damai, Begini Potret Perkampungan Kristen di Pinggiran Kota Padang

Rukun dan damai perkampungan kristen di Desa Tanjung Basung Nagari Pasar Usang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat.

Baca Selengkapnya
MUI: Tolak Gerakan Intoleransi Atas Nama Agama Apapun!
MUI: Tolak Gerakan Intoleransi Atas Nama Agama Apapun!

Semakin kita menyatakan diri sebagai orang yang punya iman, maka besar tanggung jawabnya untuk mengedepankan toleransi.

Baca Selengkapnya
Belajar Toleransi dari Raja Pajajaran Prabu Siliwangi, Izinkan Rakyat Memeluk Islam Meski Kerajaan Bercorak Hindu
Belajar Toleransi dari Raja Pajajaran Prabu Siliwangi, Izinkan Rakyat Memeluk Islam Meski Kerajaan Bercorak Hindu

Kebijakan ini jadi salah satu tanda kemurahan hati Prabu Siliwangi, sehingga rakyat boleh meninggalkan agama yang sebelumnya menjadi mayoritas di tanah Sunda.

Baca Selengkapnya
Guru Besar IAIN Minta Jangan Benturkan Kearifan Lokal dengan Nilai Agama, Takut Muncul Perpecahan
Guru Besar IAIN Minta Jangan Benturkan Kearifan Lokal dengan Nilai Agama, Takut Muncul Perpecahan

Kearifan lokal bisa menjadi menjadi benteng, atau keseimbangan dalam menjawab tantangan masyarakat modern

Baca Selengkapnya
Menjaga Tradisi, Begini Suasana Perkampungan Suku Jawa Kuno Kejawen Adat Istiadatnya Masih Kental
Menjaga Tradisi, Begini Suasana Perkampungan Suku Jawa Kuno Kejawen Adat Istiadatnya Masih Kental

Begini penampakan masyarakat Islam Bonokeling di Banyumas Jawa Tengah. Masih memegang kepercayaan Jawa Kuno.

Baca Selengkapnya
Tradisi Kearifan Lokal Merekatkan Kerukunan Antar-Umat di Tanah Air
Tradisi Kearifan Lokal Merekatkan Kerukunan Antar-Umat di Tanah Air

Perayaan Idul Fitri di berbagai daerah biasanya dipadukan dengan kebiasaan masyarakat justru menguatkan semangat toleransi.

Baca Selengkapnya
Belajar Saling Toleransi dari Dusun Susuru Ciamis, Tetap Rukun di Tengah 4 Keyakinan Berbeda
Belajar Saling Toleransi dari Dusun Susuru Ciamis, Tetap Rukun di Tengah 4 Keyakinan Berbeda

Di sini warganya menjujung tinggi gotong royong dan saling mendukung peribadatan kelompok lain.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Desa Balun Lamongan, Warga dengan 3 Agama Berbeda Hidup Rukun dan Kompak Meriahkan Pawai Ogoh-ogoh
Mengunjungi Desa Balun Lamongan, Warga dengan 3 Agama Berbeda Hidup Rukun dan Kompak Meriahkan Pawai Ogoh-ogoh

Saking harmonisnya hubungan antarwarga beda agama, kampung ini dijuluki Desa Pancasila.

Baca Selengkapnya
MUI: Indonesia Punya Banyak Perbedaan Bahasa dan Tempat Beragam Tetap Bersatu
MUI: Indonesia Punya Banyak Perbedaan Bahasa dan Tempat Beragam Tetap Bersatu

Pihak cenderung menolak praktik budaya dan kearifan lokal seringkali belum memahami agama dengan komprehensif.

Baca Selengkapnya
Perbedaan Jangan Buat Masyarakat Terpecah Belah
Perbedaan Jangan Buat Masyarakat Terpecah Belah

Indonesia menjadi contoh masyarakatnya tidak terpecah karena saling membenci.

Baca Selengkapnya
'Seluruh Ajaran Agama Mengandung Nilai Kerukunan, Jangan Persoalkan Perbedaan'
'Seluruh Ajaran Agama Mengandung Nilai Kerukunan, Jangan Persoalkan Perbedaan'

Jika masyarakat telah matang dalam memandang perbedaan, maka dengan kemajemukannya dapat merespons kebutuhan sesama manusia tanpa memandang perbedaan.

Baca Selengkapnya