Berlumuran darah, Bripka Harianto sempat minta tolong ke warga
Merdeka.com - Seorang anggota unit reserse Polsek Senapelan Kota Pekanbaru, Brigadir Kepala (Bripka) Harianto Bahari tewas ditembak perampok saat melakukan upaya penyergapan terhadap tiga perampok di Jalan Kulim, Senapelan, Minggu (9/11) sore. Sebelum dilarikan ke Rumah Sakit, Bahari sempat meminta tolong kepada warga dalam kondisi berlumuran darah.
Informasi yang dirangkum merdeka.com, dua dari tiga orang pelaku perampokan berhasil diamankan, sementara satu orang inisial EP sebagai pelaku penembakan berhasil kabur.
Gugurnya Bahari dalam bertugas berawal saat ia bersama lima orang anggota Unit Resrkim Polsek Senapelan dipimpin Kanit Reskim Iptu Syahrizal menguntit kelompok rampok EP yang sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) dalam kasus pencurian dengan kekerasan atau perampokan.
-
Siapa yang menjadi korban perampokan? Korbannya adalah seorang perempuan berinisial RS (43), pegawai koperasi simpan pinjam.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Bagaimana anggota polisi terluka? Dia memaparkan, provokator dalam peristiwa itu sudah diamankan di Polresta Jambi.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Apa yang dilakukan polisi pada korban? Sesampainya di ruangan, pintu malah dikunci dari dalam'Sedangkan kedua teman korban menunggu di ruangan lainnya, singkat cerita di ruang tersebut terjadi dugaan tindak pencabulan itu,' kata KBO Satreskrim Polres Belitung, IPDA Wahyu Nugroho dalam konferensi pers di Polres Belitung.
Penguntitan terhadap EP dan kelompoknya yang mengendarai mobil Toyota Avanza hitam tanpa plat nomor sudah dilakukan sejak pukul 16.00 WIB, dikabarkan EP dalam perjalanan dari Jambi. Mobil pelaku kemudian berhenti di toko pakaian Bomink di Jalan Kulim, Kecamatan Senapelan Pekanbaru. Para pelaku berencana hendak membeli baju.
Melihat pelaku masuk ke dalam toko, Bripka Bahari bersama rekan-rekannya yang lain melakukan penyergapan. Saksi mata di lokasi mengatakan, sempat terjadi perkelahian. Antara polisi dengan kawanan perampokan tersebut sama-sama mengeluarkan letusan senjata api. Namun, peluru mengenai dada kiri Bahari dalam baku tembak tersebut.
"Ada beberapa tembakan terdengar. Lalu kami melihat seseorang roboh terkena tembakan," ujar seorang warga.
Setelah tertembak, Bahari sempat keluar minta tolong pada masyarakat sekitar. "Ada orang yang tertembak lalu keluar dari toko itu, dan bilang dia polisi. Masyarakat lalu mencoba menyelamatkannya," kata Riko warga setempat.
Dalam kondisi mendesak, Bahari dilarikan ke rumah sakit terdekat, yakni Rumah Sakit Tentara. Namun karena kondisinya tak memungkinkan, kemudian petugas membawanya ke Rs Bhayangkara di Jalan Kartini Pekanbaru. Nyawa Bahari tidak dapat diselamatkan, setibanya di sana ia menghembuskan napas terakhirnya.
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Robert Haryanto Watratan mengatakan, saat kejadian, Bahari bersama anggota Reskrim Polsek Senapelan dalam pengejaran terhadap kelompok EP. "Para pelaku ini DPO. Komplotan yang sedang dikejar itu kebetulan sedang mau beli baju di daerah senapelan," ujar Robert.
Di toko pakaian ini, penyergapan dilakukan sekitar pukul 16.00 WIB. Diduga pelaku memiliki senjata api jenis Rugermini yang telah dimodifikasi. Sekitar pukul 16.00 WIB, dilakukan penggerebekan di TKP.
"Dalam penangkapan dua orang pelaku berhasil diamankan dan satu atas nama EP yang pada saat kontak berhasil menembak korban anggota Polri dan melarikan diri," terang Robert.
Saat penggerebekan tersebut, EP diduga lari tanpa menggunakan kendaraan karena mobil yang digunakan diamankan polisi. "Sementara Bahari sekitar pukul 16.30 WIB dibawa Ke Rs Polri dan sesampai di RS luka di bagian dada menyebabkan korban sudah tidak bernyawa lagi," imbuhnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penganiayaan membuat korban meninggal dunia setibanya di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKasus kematian Praka S tengah diselidiki anggota Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaNasib nahas dialami seorang anggota Brimob Polda Kepri setelah terkena busur panah saat mengamankan penggusuran pemukiman ilegal di Batam, Kepulauan Riau.
Baca Selengkapnya