Bermodal Rp 1 juta, pria Indonesia ini jadi juragan sate di Amerika
Merdeka.com - Kecintaan yang besar terhadap bisnis kuliner membuat Martin Setiantoko bercita-cita untuk memiliki restoran sendiri. Namun, layaknya kisah pengusaha yang merintis bisnis di awal, dirinya tidak memiliki modal yang cukup untuk mewujudkan mimpinya tersebut.
Setelah menamatkan pendidikan di sekolah kuliner Malang, Jawa Timur, saat berusia 24 tahun, Setiantoko memutuskan mengadu nasib ke Amerika untuk mewujudkan mimpinya memiliki restoran sendiri. Di Amerika, Setiantoko tinggal di New York dengan uang saku yang hanya tersisa Rp 1 juta.
Di kota Big Apple tersebut, untuk bertahan hidup dan mewujudkan mimpinya, Setiantoko bekerja sebagai tukang cuci piring di sebuah restoran. Pekerjaan tersebut dijalaninya selama lima tahun.
-
Apa yang dilakukan pemilik restoran? 'Kami hanya menerima manusia dan hewan. Meskipun hanya kucing dan anjing sekalipun,' ujar pemilik toko.
-
Apa pekerjaan impian pemuda itu? Seorang pemuda China bergelar PhD bidang fisika dari Universitas Stanford, Amerika Serikat, terpilih menjadi pegawai negeri sipil di pedesaan.
-
Apa pekerjaan Try Sutrisno di masa kecil? Mulai berjualan air di stasiun kereta, menjual rokok eceran, hingga menjadi pesuruh di markas militer.
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
-
Siapa yang berhasil dalam mengejar mimpinya? Man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil.
-
Apa pekerjaan Tiko? Saat ini, Tiko menjalani pekerjaannya di Wealth Management sebagai spesialis produk dan pemasaran yang memiliki fokus pada Foreign Exchange, Fixed Income, dan Derivative.
Setelah dirasa uang tabungannya sudah cukup, Setiantoko bertekad membuka restoran sendiri di Virginia. Namun, selama enam bulan pertama, restorannya tidak mendapatkan keuntungan.
"Selama enam bulan pertama usahanya bangkrut. Dan badannya sakit karena terlalu diforsir untuk bekerja," seperti dikutip share.america.com, Selasa (17/3).
Setiantoko mulai merasakan keuntungan ketika restorannya sudah berjalan tiga tahun. Dengan keuntungan tersebut, dia mulai mengembangkan bisnis kulinernya.
"Dengan keuntungan tersebut, dia mengembangkan usahanya. Bukannya membuka restoran baru, dia justru membeli dua buah truk dan mengubahnya menjadi food truck dan berjualan di Washington. Keputusannya membuahkan hasil. Kebanyakan pendapatannya berasal dari truknya."
Berbeda dengan food truck yang biasa beredar dengan menjual makanan khas Amerika, seperti burger dan hot dog, Setiantoko justru menawarkan kuliner khas Indonesia seperti sate, kari ayam, mia ayam, hingga rendang. Food truck-nya sendiri diberi nama Sate Truck.
Semua menu kuliner Indonesia seperti ate, kari ayam, mia ayam dibanderol USD 9 atau Rp 118.687 (jika USD 1 = Rp 13.187). Sedangkan rendang lebih mahal USD 1, yakni USD 10 atau Rp 131.875.
Kini usaha kuliner Setiantoko telah berkembang. Saat ini dia memiliki satu restoran dan dua food truck yang berada di lokasi berbeda.
"Memiliki bisnis kuliner memang membuat stres tapi itu sebanding ketika dapat melihat orang berbaris untuk menunggu makanan saya," ujar Setiantoko.
(mdk/amn)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasutri ini merasakan kehidupan berat sebagai kaum minoritas. Sang istri pernah diludahi orang karena memakai jilbab
Baca SelengkapnyaBerawal dari budi daya lobster di dalam kamar berukuran 3 x 3 meter, ia kini jadi bos lobster di Surabaya.
Baca SelengkapnyaPopularitas peyek kacang produksinya mulai meningkat hingga berdampak peningkatan omzet.
Baca SelengkapnyaTepat di 3 tahun 2 bulan, Puguh memutuskan tidak melanjutkan kontrak kerja.
Baca SelengkapnyaBerawal dari modal yang sangat kecil, kini ia memperoleh omzet hingga jutaan rupiah per minggunya.
Baca SelengkapnyaBerjualan Jasuke ini menjadi modal usaha Willy untuk bangkit dari kerasnya hidup di Jakarta.
Baca SelengkapnyaAda rahasia khusus yang ia bocorkan bagaimana usahanya bisa sukses. Paling awal, ia menyebut jika salat jadi salah satu pembuka pintu rezekinya.
Baca SelengkapnyaSetelah outlet pertama berhasil dijalankan, Puguh memberanikan diri untuk membuka outlet lagi di tempat yang berbeda.
Baca SelengkapnyaKini, dia pun mulai menuai hasilnya. Setiap bulan, dia mampu meraup omzet Rp25 juta.
Baca SelengkapnyaDengan ijazah SD dan uang seadanya, Sujoko bekerja serabutan saat tiba di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPerusahaan logistik Achmadi kini memiliki 200 klien yang kebanyakan merupakan perusahaan asal Jepang.
Baca SelengkapnyaAji pernah berada dalam ekonomi yang sangat terpuruk hingga tak mampu menafkahi istri.
Baca Selengkapnya