Bermodal tusuk gigi, komplotan pencuri ATM keruk ratusan juta rupiah
Merdeka.com - Dua dari empat anggota komplotan pencuri ATM diringkus polisi. Mereka tertangkap setelah mengeruk Rp 266,9 juta dari rekening salah seorang korbannya.
Tersangka yang ditangkap yaitu Syahrial Syahbana Nasution (29) dan Samuddin Lubis alias Nisam alias Sam. Keduanya warga Jalan Letda Sujono, Medan.
"Penangkapan kita lakukan beberapa waktu lalu. Tersangka Sam saat ini masih ditahan di Polsek Medan Kota karena kasus serupa. Sedangkan dua pelaku lain masih dalam pencarian. Keduanya yaitu FS dan TF," kata Kapolresta Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, Jumat (20/5).
-
Apa yang dicuri dari bank? Suatu hari, tiba-tiba nasabah korporat datang ke salah satu bank di Amerika Serikat (AS). Ia melaporkan kehilangan uang. Tak tanggung-tanggung jumlahnya sampai USD 400.000.
-
Bagaimana cara para pelaku pungli? Untuk satu jari, sopir harus memberikan uang sebesar seribu. Lalu dua jari, sopir harus menyerahkan uang sebesar Rp2 ribu dan seterusnya.'Minta seribu tinggal bikin satu jari. Dua ribu, dua jari. Lima ribu, tinggal bikin lima jari,' katanya lagi.
-
Kenapa mereka merampok? 'Motifnya ekonomi, karena ini jam tangan yang mewah. Berdasarkan laporan dan hasil pemeriksaan yang, maka dugaan kerugian yang dialami korban adalah Rp12,85 miliar, senilai dengan 18 jam tangan mewah yang diambil oleh tersangka,' ungkapnya.
-
Siapa perampok dalam peristiwa ini? Empat orang disandera oleh perampok selama enam hari.
-
Siapa yang melakukan perampokan? Dua perampok yakni J (45) dan R (32) berhasil menggondol tas korban yang berisi uang, laptop, dan 50 gram berlian.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
Dalam aksinya, para tersangka mengganjal lubang mesin ATM dengan tusuk gigi. Mereka melakukan aksinya dengan menyaru sebagai petugas bank bank.
Aksi kawanan ini terbongkar setelah korban Nurmala Cihouta Ginting mengadu ke polisi. Dia melaporkan pembobolan rekening suaminya, Cecep Maret Dihidayat Bangun. Mereka kehilangan Rp 266.945.538.
Pencurian yang dialami Nurmala bermula saat dia mencoba melakukan penarikan uang di ATM Bank Mandiri di dalam Supermarket Bina, Setia Budi, Medan. Kartu ATM-nya ternyata tersangkut.
Perempuan ini kemudian menghubungi call centre Ban Mandiri di nomor 14000. "Namun karena kartu ATM yang digunakan atas nama suaminya, operator menjawab pemblokiran hanya bisa dilakukan suaminya," jelas Mardiaz.
Sekitar 1 jam berselang, dua laki-laki mengenakan seragam Bank Mandiri datang ke lokasi. Keduanya juga turun dari mobil dengan stiker Bank Mandiri. Mereka mengaku dari call center 14000.
Salah satu dari laki-laki itu membuka bagian mesin ATM. Dia kemudian menyerahkan kartu ATM kepada Nurmala.
Dua hari berselang, Nurmala baru sadar menjadi korban penipuan dan pencurian setelah suaminya mengecek rekening. Pihak Bank Mandiri menyatakan kartu ATM-nya telah tertukar. Mereka pun terkejut setelah mengetahui saldonya berkurang hingga Rp 266,9 juta.
"Setelah dicek ternyata ada transfer ke rekening lain. Rekening tujuan ada di Bank BRI atas nama Siti Masitah," jelas Mardiaz.
Saat ditelusuri, Siti Masitah mengaku sudah lama tidak menggunakan rekening itu. Keberadaan buku tabungannya pun tidak jelas lagi. Sementara kartu ATM-nya diketahui dipegang adiknya Syahrial Syahbana.
Syahrial kemudian diinterogasi. Dia mengaku terlibat pencurian itu bersama 3 orang lainnya, yaitu Samuddin Lubis alias Nisam alias Sam, FS dan TF. Samuddin ternyata sedang ditahan di Polsek Medan Kota karena kasus serupa.
Dalam penangkapan ini, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya 4 kartu ATM, masing-masing Bank Mandiri, Bank Danamon, Bank BII dan Bank BRI. Selain itu mereka juga mengamankan sepasang sepatu, rekaman CCTV, 3 lembar rekening koran, 8 lembar foto tersangka saat menarik uang dari rekening korban, serta 1 unit mobil Toyota New Avanza BK 1994 QL.
Saat ditanyai, Syahrial mengaku hanya sebagai sopir. Dia tidak turun dari mobil.
"Saya ikut dua kali, yaitu di ATM BRI Supermarket Irian di Tembung dan di Supermarket Bina di Setia Budi. Pertama dikasih Rp 200 ribu, yang kedua Rp 600 ribu. Saya nggak tahu prosesnya," kilahnya.
Berdasarkan pemeriksaan penyidik, komplotan ini setidaknya sudah beraksi sekurangnya 10 kali dengan kerugian korban diperkirakan Rp 400 juta.
Delapan lokasi aksi lainnya yaitu di ATM BRI di Alfamart Tembung, ATM BRI Indomaret Sisingamangaraja, 2 kali di ATM Kampus Center di Jalan Tuasan Pancing, dan 3 kali di ATM BRI Alfamart Mariendal.
Polisi masih mengembangkan penangkapan ini. Sementara para tersangka dijerat dengan Pasal 363 ayat (1) ke-4 KUHPidana.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua pelaku spesialis pencurian dengan modus ganjal mesin ATM ini sudah beraksi di beberapa tempat.
Baca Selengkapnyasasaran tersangka hanya mesin ATM yang berada di sekitar Jakarta Utara dan Kota Bekasi
Baca SelengkapnyaDalam aksinya terakhir, korban mengalami kerugian hingga ratusan juta.
Baca SelengkapnyaModus digunakan memeriksa mutasi rekening di mobile banking milik korban.
Baca SelengkapnyaPenyidik Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya masih terus mengembangkan kasus itu.
Baca SelengkapnyaKorban pertama mengalami kerugian sebesar Rp277 juta, dan korban kedua sebesar Rp3 juta.
Baca SelengkapnyaKeempat pelaku berpura-pura sebagai pegawai bank untuk mengelabui korbannya.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku, yakni ES dan MS, telah ditangkap jajaran Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaMobil pengisian ATM iyu dirampok di atas fly over Jalan By Pass, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Selasa (27/8).
Baca SelengkapnyaPelaku diduga membawa alat khusus untuk merusak mesin ATM.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban tertarik dan akhirnya masuk grup pesugihan di Facebook
Baca SelengkapnyaTiga pegawai bank gadungan melakukan penipuan online, hingga menyebabkan dua korban mengalami kerugian Rp970 juta.
Baca Selengkapnya