Berselisih Urusan Les, Ibu Usir Bocah SD Dari Mobil Minta Maaf dan Akui Khilaf
Merdeka.com - Sebuah video merekam peristiwa bocah didorong dari dalam mobil oleh seorang wanita. Belakangan diketahui wanita dewasa tersebut adalah Wati, ibu bocah tersebut.
Setelah video tersebut viral, Wati kemudian memberikan klarifikasinya. Dia meminta maaf telah berbuat tak patut sebagai orangtua kepada anaknya.
"Wassalamualaikum Wr Wb.. Saya Wati, selaku orangtua yang berkaitan viral video yang beredar di sosial media. Terkait dugaan kekerasan terhadap anak, secara pribadi saya menyampaikan permohonan maaf atas viral video tersebut," kata Wati, Jumat (29/3).
-
Bagaimana reaksi sang putri terhadap ayahnya? Beberapa kali, sang putri membalas pertanyaan sang ayah dengan gerakan menggeleng. Beberapa kali, gadis tersebut nampak menghapus air mata sembari mengusap wajah sang ayah.
-
Apa reaksi ayah terhadap putri nya? Dia langsung mencium kening putrinya. 'Dia langsung mendekati anaknya kemudian mencium keningnya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Bagaimana Putri bereaksi? Putri pun terkejut dengan tindakan acak Aziz.
-
Apa yang Siti lakukan dengan putrinya? Banyak momen seru yang Siti nikmati bersama Elif, termasuk bermain salju saat musim dingin yang sepertinya menjadi favorit mereka.
-
Bagaimana reaksi anak perempuan itu? Dia membelalakkan mata sembari mengangkat kedua tangan. Gadis cilik itu seolah tak percaya atas momen langka yang baru saja dilaluinya kala itu.
-
Apa yang dilakukan Maruli Simanjuntak ke anak perempuan itu? Diajak tos dan dirangkul, seorang bocah perempuan bereaksi dengan begitu menggemaskan.
Menurutnya, peristiwa itu terjadi Selasa, 26 Maret 2019 di Jalan Bandung Kota Malang, sekitar 15.30 WIB. Dia terlibat perselisihan antara saya dengan putrinya.
"Secara tidak sengaja spontan, refleks dan di luar kendali, saya memperlakukan putri saya dengan jalan kurang pantas dilihat. Tanpa ada niatan sedikitpun untuk menyakiti putri saya tercinta. Saya akui, saya emosi dan khilaf pada saat itu, dan oleh karenanya saya lubuk paling dalam, saya menyesal dan mohon maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan ini," katanya.
Setelah peristiwa itu, Wati mengklaim dia dan putrinya baik-baik saja dan tidak ada permasalahan lagi "Demikian klarifikasi saya buat. Wassalamualaikum Wr Wb."
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Malang Kota, AKP Komang Yogi Arya Wiguna, mengatakan polisi telah mendatangi lokasi dan kediaman yang bersangkutan. Polisi sudah melakukan penyelidikan dan meminta keterangan terkait video tersebut.
"Hasil dari klarifikasi menyatakan bahwa ada kesalahpahaman dan cekcok antara ibu dan anak tersebut. Hal ini karena kegiatan les," tegas Yogi di Mapolres Malang Kota, Jumat (29/3).
Yogi menerangkan, kejadian bermula saat anak tersebut tidak mau masuk les dengan alasan tidak membawa baju ganti. Sementara ibunya menginginkan sang anak tetap mengikuti les.
"Sedangkan dari ibunya menginginkan si anak tetep berangkat les. Terjadi kesalahpahaman di sana, ada sedikit saling dorong, anak terjatuh. Tetapi setelah itu anak kembali ke mobil dan dibawa kembali ke rumah," jelasnya.
Setelah kejadian tersebut, keduanya sudah langsung akrab dan seperti sediakala, antara anak dan orangtua. Tetapi memang videonya sudah langsung tersebar dan viral.
"Di sana sudah selesai, si anak tersebut sudah minta maaf pada ibunya, karena memang merasa membantah perintah orang tuanya. Padahal itu maksud orang tuanya itu baik, agar si anak itu, ikut les, biar pinter," jelasnya.
Kepada petugas, dikatakan Yogi, sang ibu mengaku khilaf dan meminta maaf. Permintaan maaf sang ibu disampaikan dalam bentuk rekaman video juga.
"Karena viralnya video tersebut yang bersangkutan secara penuh kesadaran dan tanggung jawab membuat statemen klarifikasi terhadap viralnya video tersebut, di mana memang diakui terjadi kesalahpahaman dan khilaf dan berjanji untuk tidak diulangi lagi," jelasnya.
Atas kejadian tersebut polisi tidak melanjutkan kasus tersebut dengan pertimbangan terbaik bagi anak itu sendiri. Polisi menekankan, hubungan antara ibu dan anak sudah kembali baik dan anak juga sudah sekolah kembali.
"Sudah bersekolah seperti biasa. Tidak ada yang sangat mempengaruhi spikis anak. Hubungan ibu dan anak sudah terjalin kembali, sehingga memang kami menganggap penyelidikan sudah kami rasa cukup," jelasnya.
Karena azas hukum sendiri, kata Yogi, salah satunya berdasarkan asas manfaat. Ibu sang anak juga sudah membuat video klarifikasi yang dirasa sudah dianggap cukup.
"Jadi kalau memang sudah tidak ada lagi yang perlu diperkarakan antara ibu dan anak ya sudah, untuk kebaikan dan manfaat anak tersebut, khususnya anak tersebut, tumbuh kembang, spikisnya. Makanya kami melakukan penyelidikan klarifikasi," terangnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa itu bermula saat korban bersama ibu dan adiknya boncengan sepeda motor untuk pergi les, Rabu (16/10) sore.
Baca SelengkapnyaIbu di Gorontalo minta polisi masukan anaknya ke penjara karena kesal sering melawan.
Baca SelengkapnyaDalam video itu juga terdengar suara yang menyebutkan kalau penculikan anak di Desa Kiara Payung pukul 9 malam dan terduga pelakunya sudah ditangkap.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu akhirnya laporkan anaknya kepada polisi.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu di Surabaya menyiksa anak kandungnya sendiri yang masih berumur 9 tahun secara sadis.
Baca SelengkapnyaSuasana hectic di pagi hari bisa membuat siapa saja jadi pelupa.
Baca Selengkapnyapembunuhan terjadi di rumahnya, Kamis (11/1) pukul 21.30 WIB. Saat itu, korban, SR, sedang tidur sendirian di kamar belakang
Baca SelengkapnyaMomen siswa dengan 'gentle' mengejar mobil yang tak sengaja ditabraknya untuk melakukan tindakan terpuji.
Baca SelengkapnyaWarga di kawasan Kemang Jakarta Selatan dihebohkan dengan sebuah mobil SUV yang tiba-tiba menabrak pembatas jalan dan kendaraan lain.
Baca SelengkapnyaSaat ini polisi masih memeriksa kondisi kejiwaan pelaku.
Baca SelengkapnyaDi hari kejadian, ibu tersebut juga sempat terlibat pertengkaran dengan mertuanya.
Baca SelengkapnyaBegitu menyayat hati, anak korban mengungkapkan isi hatinya.
Baca Selengkapnya