Bertambah Satu, Total 10 Kasus Keracunan Nitrogen Cair dari Makanan Chikibul
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan menemukan kasus baru anak keracunan nitrogen cair dari makanan Chikibul atau ciki ngebul. Temuan itu sedang diinvestigasi Kemenkes.
"Hari ini ada laporan, satu dari Jawa Timur bahwa ada kemungkinan anak yang mengalami kejadian atau keracunan terkait dengan ciki ngebul ini. Saat ini sedang dilakukan investigasi dan kita juga melakukan pemantauan baik itu dari maupun puskesmas rumah sakit," kata Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Anas Maruf saat konferensi pers, Kamis (12/1).
Hingga saat ini, total ada 10 kasus keracunan akibat nitrogen cair dari ciki ngebul di Indonesia. Kasus tersebut tersebar di Jawa Timur, dan Jawa Barat.
-
Apa yang menyebabkan keracunan massal? Keracunan sendiri ditengarai akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
-
Di mana keracunan terjadi? Insiden ini berlangsung di Warwick Fiji Resort, Coral Coast, pada malam hari, tepatnya pada Sabtu (14/12) waktu setempat.
-
Kenapa keracunan makanan bisa terjadi? Keracunan makanan bisa dialami karena sejumlah hal seperti: Campylobacter, bakteri yang ditemukan dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi atau diproses secara tidak baik, Escherichia coli (E. coli), biasanya ditemukan pada sayuran mentah dan daging yang kurang matang, Listeria, yang dapat hadir pada daging irisan dan keju lembut, Norovirus, yang dapat Anda dapatkan dari kerang yang kurang matang, Salmonella, biasanya ditemukan pada unggas yang kurang matang dan telur mentah, Staphylococcus aureus, yang juga dapat menyebabkan infeksi staph.
-
Siapa pelaku keracunan? Seorang perempuan pekerja di Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan cara menambahkan racun ke dalam minuman rekan kerjanya.
-
Kenapa keracunan makanan berbahaya? Meskipun kebanyakan kasus keracunan makanan tidak berujung pada kematian, tetap saja hal ini perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan komplikasi serius, terutama bagi kelompok yang rentan seperti anak-anak, lansia, wanita hamil, dan individu dengan sistem imun yang lemah.
"Total yang dilaporkan dengan gejala ya, di Ponorogo (Jawa Timur) satu orang. Kemudian, di Tasikmalaya (Jawa Barat) adalah 23 orang ya tapi yang bergejala hanya 7 orang. Kemudian, satu orang di rumah sakit di Jakarta. Kemudian satu lagi ini baru dilaporkan dari Jawa Timur," tambah Anas.
Anas memastikan keracunan ini akibat nitrogen cair, bukan karena snack yang dikonsumsi. Adapun Chikibul adalah snack yang ada di pasaran disajikan menggunakan nitrogen cair sehingga ada sensasi napas naga ketika dikonsumsi.
"Snacknya enggak masalah, itu chiki-chikian yang ada di pasaran. Tapi kali ini penyajiannya dengan nitrogen cair. Ini lah yang menjadi risiko kesehatan terkait penggunaan nitrogen cairnya. Jadi bukan keracunan pangan karena chiki-chikiannya," jelas Anas.
Anas menambahkan, nitrogen sebetulnya tidak berbahaya. Namun, nitrogen bentukan cair dapat menyebabkan persoalan seperti radang dingin atau luka bakar (cold burn).
"Mengkonsumsi nitrogen yang sudah dicarikan dapat menyebabkan tenggorokan terasa seperti terbakar karena suhu yang teramat dingin dan langsung bersentuhan dengan organ tubuh, dapat memicu kerusakan internal organ," ujar Anas.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan data, ada 364 warga mengalami keracunan usai menyantap nasi boks saat acara reses anggota DPRD Kota Cimahi.
Baca SelengkapnyaPecinta petualangan kuliner, hati-hati! Eksplorasi hidangan eksotis dan sehari-hari dapat membawa risiko bahaya kesehatan.
Baca SelengkapnyaKeracunan diduga akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar puluhan kucing tersebut mati diracun.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan yang diterimanya dari pasien yang mendapatkan perawatan, seluruhnya mengaku menyantap nasi kotak.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami peristiwa keracunan ini termasuk memanggil pengelola catering.
Baca SelengkapnyaKepala Desa Mayang Ely Febriyanto mengatakan warganya melakukan bakti sosial dengan membagi-bagikan takjil di tepi jalan secara gratis.
Baca SelengkapnyaUsai mendapat laporan soal keracunan massal itu, polisi masih menyelidiki penyebabnya.
Baca SelengkapnyaBeberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca SelengkapnyaKorban keracunan meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit setelah hasil pemeriksaan diharuskan dirujuk.
Baca Selengkapnya