Demi Cepat Sampai Tujuan, Bertaruh Nyawa di Rel Liar
Merdeka.com - PT KAI Persero tengah mengumpulkan barang bukti sebagai dasar mengajukan tuntutan terhadap pengendara mini bus yang terlibat kecelakaan dengan KRL di Rawageni, Citayam, Depok pada Rabu (20/4). Mereka berpandangan, pengendara lalai dalam berlalu lintas sehingga menyebabkan kecelakaan dan merusak sejumlah fasilitas.
"Apalagi itu perlintasan liar yang tidak ada lampu standar," kata VP Public Relations KAI Joni Martinus kepada merdeka.com, Kamis (21/4).
Berkaca dari kecelakaan yang melibatkan mini bus tersebut, pengamat transportasi, Djoko Setijowarno mengatakan, tanggung jawab keselamatan dan keamanan berlalulintas bukan hanya ada pada pihak pemerintah namun juga masyarakat.
-
Bagaimana cara menghindari kemacetan? Salah satu trik jitu untuk menghindari kemacetan adalah dengan memanfaatkan aplikasi navigasi canggih! Dengan aplikasi seperti Google Maps atau Waze di tanganmu, kamu bisa mendapatkan update terkini tentang kondisi lalu lintas dan jalan pintas yang wajib dicoba. Hanya dengan beberapa ketukan jari, kamu pun bisa menjauhkan diri dari kemacetan yang mengganggu dan menemukan jalur tercepat menuju lokasi tujuan!
-
Bagaimana mobil digunakan untuk hal yang tidak wajar? Berikut adalah beberapa contoh mobil yang dipaksa untuk bekerja ekstra dengan hal-hal yang tidak sewajarnya, seperti yang dilansir dari berbagai sumber pada Rabu (19/06/2024).
-
Bagaimana menghindari kemacetan? 'Kalau sudah siap sebaiknya berangkat mudiknya hari ini sampai nanti malam memanfaatkan diskon. Dan juga menghindari terjadinya kemacetan-kemacetan pada saat puncak mudik yang diperkirakan antara tanggal enam sampai delapan sehingga besok pagi hari terakhir,' tuturnya.
-
Bagaimana orang-orang menghindari kecelakaan? Disebut kurang dari ratusan meter karena terlihat para warga dan beberapa pengendara roda dua lainnya membungkukkan tubuhnya untuk menghindari kecelakaan akibat dari tabrakan pesawat.
-
Apa yang bisa digunakan untuk menghindari kemacetan? Salah satu trik jitu untuk menghindari kemacetan adalah dengan memanfaatkan aplikasi navigasi canggih! Dengan aplikasi seperti Google Maps atau Waze di tanganmu, kamu bisa mendapatkan update terkini tentang kondisi lalu lintas dan jalan pintas yang wajib dicoba.
-
Mengapa kecelakaan lalu lintas bisa menyebabkan cedera kepala? Kecepatan tinggi dan benturan keras pada bagian kepala dapat menyebabkan cedera kepala yang serius.
Tidak menutup kemungkinan, perilaku pengendara nekat memanfaatkan lintasan sebidang atau lintasan liar, demi menghemat waktu.
"Bisa jadi, pengendara ingin menghemat waktu untuk sampai tempat tujuan," ungkapnya saat berbincang dengan merdeka.com.
Namun dalih ini tidak dapat dibenarkan. Menurut Djoko, masyarakat semestinya paham tentang Undang-Undang Perkeretaapian. Pada Pasal 124 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, menyebutkan bahwa pada perpotongan sebidang (perlintasan) antar jalur kereta api dan jalan, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api.
Gadaikan Keselamatan
Dia menambahkan, pengabaian keselamatan masyarakat tentang lalu lintas sebaiknya menjadi pemicu pemerintah daerah untuk berbenah dengan membangun fly over di lintasan-lintasan kereta api yang bersinggungan langsung dengan jalan.
Sehingga, dalih masyarakat ingin cepat sampai tujuan tidak lagi tergadaikan keselamatannya.
"Pemerintah bisa bangun flyover," ungkapnya.
Di satu sisi, Djoko skeptis atas peran pemerintah daerah yang minim untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berlalulintas. Sebab, kendala utama keberhasilan pemerintah daerah yaitu kerap berganti orang yang berdampak terhadap keberlangsungan program kerja.
Setiap pergantian jabatan, kata Djoko, program kerja turut berganti. Apa yang telah dilakukan, tidak optimal untuk diteruskan.
"Pemdanya selalu ganti orang, pekerjaan tidak dilanjutkan dan fokus ke kerjaan baru lain, begitu seterusnya," jelasnya.
Cerita Pengemudi Usai Tertabrak KRL
Identitas pengemudi mobil Honda Mobilio warna putih yang terseret hingga lebih dari lima meter di perlintasan sebidang Jalan Rawageni, Depok sudah diketahui. Pengemudi tersebut bernama Ustaz Ahmad Yasin yang diketahui adalah salah satu dosen di Universitas Indonesia (UI).
Ditemui di pondok pesantren di kawasan Depok, Ustaz Ahmad mengaku tidak pernah menyangka menjadi korban dalam peristiwa mengerikan tersebut.
Saat itu dirinya hendak pergi menuju kawasan Jakarta Selatan. Dia hendak menjadi juri lomba MTQ tingkat SMA dan SMK se-Jakarta Selatan. Ahmad mengendarai mobil seorang diri dan tidak ada penumpang lain.
Dia mengikuti arahan peta menuju lokasi. Ketika melintas di lokasi, dirinya melihat ada petugas yang berjaga. Petugas itu sempat berteriak ketika ada kereta yang melintas.
"Di situ ada petugasnya sebenarnya, begitu dia lihat saya, dia teriak kereta-kereta. Saya sudah enggak bisa menyelamatkan diri, pasrah saja," katanya, Rabu (20/4).
Ahmad sempat melihat ke arah kiri dan kereta sudah dekat. Dia pun hanya bisa pasrah akan nasibnya.
"Begitu saya lihat ke kiri sudah langsung kepalanya kereta. Saya pasrah saja," ungkapnya.
Seketika itu dirinya langsung menutup mata. Namun dia tidak lupa mengucap takbir tiga kali.
"Saya tutup mata saya pakai tangan, Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar," katanya.
Ketika membuka mata dia pun melihat kereta berhenti. Dan dia bersyukur masih selamat dari maut. Ahmad melihat kaca mobilnya sudah pecah. Untuk keluar dari mobil dirinya perlu waktu karena sempat terjebak di dalamnya.
"Saya buka mata saya, kaca depan sudah pecah. Saya mau keluar ada seat beltnya kan. Kemudian langsung saya inisiatif keluar. Keluar ya udah langsung loncat pagar, khawatir mobilnya kebakar," ungkapnya.
Ahmad pun mengalami lecet dan memar serta keseleo.
"Ada luka di sini bagian kaki (kanan), tangan, ada di muka sedikit, kemudian memar keseleo di pinggang sebelah kiri," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jalan tikus menjadi alternatif bagi pengguna kendaraan untuk menghindari kemacetan.
Baca SelengkapnyaAksi pemotor ini sangat membahayakan keselamatan dan menyebabkan perjalanan TransJakarta terhambat.
Baca Selengkapnya