Bertemu AMSI, Moeldoko tegaskan berita hoaks dapat memecah belah keutuhan bangsa
Merdeka.com - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengatakan perkembangan berita hoaks belakangan ini sudah sangat meresahkan. Tidak hanya pemerintah, media juga merasakan dampak buruk dari maraknya berita bohong.
"Trust berkurang, kepercayaan publik jadi berkurang," ujar Moeldoko dalam pertemuan dengan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Jakarta, Rabu (11/7).
Menurut Moeldoko, keberadaan berita hoaks sudah tidak bisa lagi didiamkan. Sebab, dampaknya bisa meluas dan menimbulkan kecurigaan di antara masyarakat. "Hoaks ujungnya adalah memecah belah," tegasnya.
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang tangani isu hoaks di Kominfo? Tim AIS Kementerian Kominfo menemukan sebanyak 2.357 isu hoaks dalam kategori kesehatan.
-
Kenapa banyak berita hoaks di AS? Jumlah tersebut berbanding 1.213 surat kabar harian yang beroperasi di seluruh AS, demikian menurut laporan tahun 2023 dari Universitas Northwestern.
Pria yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI ini memberikan apresiasi terhadap langkah sejumlah media dalam mengatasi persebaran hoax. "Saya terima kasih tekad teman-teman yang mengabarkan berita sesungguhnya dari pemerintah," kata dia.
Moeldoko juga membuka pintu yang lebar bagi pihak yang ingin mengetahui bagaimana sebetulnya kinerja pemerintah. "Bahkan kalau ada isu yang dihadapi dan tidak kunjung padam, saya langsung sampaikan ke Presiden. Presiden biasanya langsung rapatkan," tuturnya.
Ketua AMSI, Wenseslaus Manggut, berharap pemerintah dapat melibatkan media dalam penyusunan kebijakan. "Kami ingin sekali penyusunan regulasi dilibatkan," ucap Wens.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaLangkah hukum akan diterapkan Kominfo apabila ditemukan kasus hoaks yang memiliki intensitas berat dan berpotensi memecah belah bangsa.
Baca SelengkapnyaWapres Ma'ruf Amin meminta masyarakat berhati-hati, dan selalu menyaring setiap informasi yang diterima saat Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaSeptiaji mengatakan acara ini mengumpulkan lembaga penyelenggara pemilu, pemerintah, pakar, rekan media, hingga masyarakat sipil guna mencari solusi
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaMengajak masyarakat khususnya para pemilih pemula untuk tidak mudah percaya dengan informasi hoaks
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaTim cek fakta independen antara lain Mafindo, Perludem hingga AFP Indonesia.
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal AMSI, Maryadi mendukung kegiatan koalisi Cekfakta yang sudah terbangun sejak 2018.
Baca Selengkapnya