Bharada E: Usai Saya Tembak, Ferdy Sambo Maju Lalu Tembak Brigadir J
Merdeka.com - Terdakwa Richard Eliezer alias Bharada E meyakini, Ricky Rizal alias Bripka RR dan Kuat Ma’ruf melihat momen Ferdy Sambo menembak Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Hal itu disampaikan Bharada E saat hadir sebagai terdakwa dalam sidang dugaan pembunuhan berencana Brigadir J di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Kamis (5/1).
Berawal dari pertanyaan Hakim terkait kronologi penembakan Brigadir J yang diawali dirinya. Lantas diakui bahwa Sambo turut maju dan bergegas mengambil senjata api untuk menembak Brigadir J.
-
Siapa Jenderal Bintang 3 yang pernah gantikan Ferdy Sambo? Jenderal Bintang 3 Polri ini sebelumnya tercatat tengah menjabat sebagai Kadiv Propam Polri. Posisinya itu pun kini diserahkan kepada Irjen Abdul Karim. Ya, Syahar Diantono menjabat sebagai Kadiv Propam Polri sejak 8 Agustus 2022. Ia dilantik untuk menggantikan Ferdy Sambo yang terlibat kasus pembunuhan berencana ajudannya, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Dimana Ferdy Sambo dipecat? Demikian hasil Sidang Kode Etik Polri yang dipimpin jenderal di bawah ini:
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
"Jadi habis saya tembak, langsung jatuh. Saya dengar adanya suara almarhum. Habis itu, Pak Sambo maju, kan pak Sambo tadinya di samping saya. Langsung maju ke depan yang mulia, langsung pegang senjata api yang mulia, langsung tembak ke arah almarhum," kata Bharada E saat sidang.
Kemudian, hakim kembali bertanya soal posisi Bripka RR dan Kuat Ma’ruf saat penembakan terjadi. Lalu, dijawab Bharada E bahwa sesaat sebelum penembakan, Bripka RR dan Kuat berjalan bersama di belakang Brigadir J.
"Pas masuk sama - sama dengan almarhum yang mulia, di belakang," katanya.
Dari posisi itulah, Bharada E memperkirakan seharusnya Bripka RR dan Kuat melihat Sambo menembak Brigadir J. Karena, jarak yang dekat antara lokasi penembakan di dekat tangga dengan posisi mereka.
"Kemarin di dalam pemeriksaan saudara Ricky dan saksi - saksi ahli mengatakan bahwa Ricky tidak melihat apakah Sambo menembak atau tidak. Saudara tahu itu?" tanya Hakim.
"Gak tahu yang mulia," jawab Bharada E.
"Saudara bisa memastikan tidak saudara Ricky maupun Kuat itu melihat?" tanya hakim.
"Jadi kan jaraknya dekat sekali yang mulia, seharusnya melihat yang mulia," kata Bharada E.
Diperkuat Keterangan Penasihat Hukum.
Sebelumnya, Tim Penasihat Hukum Richard Eliezer alias Bharada E, Ronny Talapessy memperkirakan seharusnya kejadian penembakan Brigadir J oleh Ferdy Sambo di rumah dinas Duren Tiga terlihat para terdakwa lain.
Keterangan Ronny disampaikan usai dirinya mengecek langsung lokasi tempat kejadian perkara (TKP) penembakan Brigadir J. Diketahui, kondisi di dalam rumah tersebut ternyata sangat berdekatan antara para terdakwa.
"Terkait yang ada di rumah Duren Tiga ini, ini menjelaskan posisi para terdakwa ketika terjadi penembakan. Di mana, jaraknya sangat dekat," kata Ronny kepada wartawan usai mengecek rumah dinas, Rabu (4/1).
Menurut Ronny, dengan kondisi di dalam rumah antara posisi para terdakwa yang dekat. Ia menganggap sangat tidak mungkin bila penembakan Brigadir J oleh Ferdy Sambo tidak terlihat terdakwa lain.
"Ada salah satu terdakwa yang menyampaikan tidak melihat, menurut kami sangat tidak mungkin karena jaraknya sangat dekat. Jadi hari ini menggambarkan situasi bagaimana perkara penembakan, situasi yang ada di TKP,"
Dimana diketahui jika terdakwa Ricky Rizal alias Bripka RR, Kuat Maruf, dan Putri Candrawathi dalam persidangan mengaku tidak melihat secara langsung saat Ferdy Sambo menembak Brigadir J.
Sementara keterangan soal Ferdy Sambo menembak hanya keluar Bharada E. Meski Mantan Kadiv Propam Polri itu tetap menyatakan membantah keterangan dari mantan ajudannya tersebut soal penembakan Brigadir J.
"Kalau kami melihat terkait dengan posisi berdiri dari para terdakwa ini untuk menunjukkan dimana posisi dari para terdakwa," katanya.
"Ketika yang tadi saya sampaikan ada terdakwa yang menyampaikan tidak melihat Ferdy Sambo tidak melihat menurut kami sangat tidak mungkin karena jaraknya terlalu dekat," tambah dia.
Diketahui jika dari hasil lie detector atau pendeteksi kebohongan disebut Bripka RR dinyatakan jujur ketika ditanyakan apakah melihat Ferdy Sambo menembak Brigadir J.
Lalu untuk hasil hasil lie detector Kuat Maruf, dinyatakan bohong saat dihadapkan pertanyaan apakah melihat Ferdy Sambo menembak Brigadir J atau tidak.
Kemudian, Putri Candrawathi menyatakan juga tidak melihat penembakan oleh Sambo terhadap Brigadir J. Bahkan, ketika dirinya keluar kamar pun mengaku matanya ditutup sang suami ketika hendak pindah ke rumah pribadi, Jalan Saguling.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut jabatan baru Kombes Budhi Herdi dari Kapolri usai terseret kasus Ferdy Sambo.
Baca SelengkapnyaNilai sengketa yang digugat oleh orangtua Brigadir J yakni senilai Rp7.583.202.000
Baca SelengkapnyaSambo tampak memakai kemeja hitam dengan gaya rambut klimis
Baca SelengkapnyaFerdy Sambo dan Putri Candrawathi baru-baru ini merayakan ulang tahun pernikahan mereka.
Baca SelengkapnyaPesona perempuan Batak ini dikagumi banyak orang. Dia selalu dipuji cantik dan natural.
Baca SelengkapnyaKeduanya tewas saat baku tembak dengan KKB di Kampung Titigi, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Rabu (22/11).
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan menyinggung tragedi KM50 kepada capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam debat Capres perdana.
Baca SelengkapnyaBharada E tampil segar degan balutan seragam Polri.
Baca SelengkapnyaKalapas Kelas IIA Salemba, Beni Hidayat buka suara soal Ferdy Sambo tak pernah ditahan di Lapas.
Baca SelengkapnyaAda enam anggota Bhayangkara yang telah kembali aktif bertugas setelaah sebelumnya menjalani demosi.
Baca SelengkapnyaFerdy Sambo Cs dijebloskan ke Lapas Salemba, Jakarta Pusat, Kamis 24 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaFerdy Sambo yang merupakan mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri itu mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 12 Mei 2023.
Baca Selengkapnya