Biaya persalinan belum lunas, bayi ditahan di RSUD Indrasari
Merdeka.com - Miris sekali nasib Musrini (33) warga Desa Kuantan Babu, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau. Dia terpaksa merelakan bayinya ditahan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari Rengat karena belum belum melunasi biaya persalinan.
Informasi yang dirangkum, Selasa (7/10) di RSUD Indrasari Rengat, peristiwa ini terjadi ketika Musrini hendak melahirkan pada Selasa (30/9). Karena terjadi pendarahan akhirnya ia melahirkan dengan cara operasi pada Jumat (3/10).
Baru sehari melahirkan, pada Sabtu (4/10) ia dipaksa pulang oleh pihak RSUD Indrasari Rengat. Namun anaknya tidak boleh dibawa karena Musrini belum melunasi biaya operasi tersebut. Menurut dia, pihak RSUD Indrasari meminta tebusan senilai Rp 1.050.000 jika ingin membawa anaknya pulang.
-
Siapa yang diminta membayar pungutan Rp10 juta? Miris, seorang warga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, batal menerima bantuan bedah rumah dari pemda setempat.Bukan tanpa alasan warga bernama Ahmad Turmudzi (49) itu tidak jadi mendapatkan bantuan renovasi. Sebab, agar perbaikan bisa dilaksanakan dirinya diduga harus membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
-
Siapa yang meminta tebusan USD 8 juta? 'Mereka minta tebusan USD 8 juta,' ujar dia.
-
Kenapa polisi minta uang ke korban? 'Tim Paminal dari Polrestabes Bandung melakukan pemeriksaan kepada Aiptu US. Hasilnya, terbukti yang bersangkutan meminta uang untuk operasional mencari motor korban yang hilang.'
-
Siapa yang meminta tebusan di kasus PDNS 2? Masyarakat Indonesia tengah heboh karena sikap pemerintah yang tidak bisa memulihkan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya yang di retas oleh ransomware LockBit Brainchiper.
-
Kenapa Ahmad Turmudzi diminta membayar pungutan? Dari informasi yang diperoleh, ia harus membayar uang tersebut ke pihak kelurahan setempat. Turmudzi kemudian dengan rela membatalkan bantuan tersebut, padahal kondisi rumahnya sudah roboh dan tidak layak ditempati.
Karena tidak punya uang, akhirnya Musrini memilih tinggal di RSUD menjaga anaknya sambil menunggu bantuan keluarga. Ia sempat satu hari tidur di lantai RSUD itu beralaskan kasur yang tidak terpakai.
Mengetahui anaknya dijadikan 'tawanan', sehari setelah itu, Senin (6/10), pihak keluarga langsung menebus biaya tersebut. Dan akhirnya bayi Musrini dapat dikeluarkan dari RSUD Indrasari.
Menyikapi hal ini, pihak RSUD Indrasari Rengat mengakui jika Musrini belum melunasi biaya administrasi persalinannya selama dirawat hingga menjalani operasi persalinan.
"Jika pasien itu harus pulang, ya harus pulang, tidak boleh berlama-lama di rumah sakit. Pada prinsipnya rumah sakit adalah tempatnya orang sakit, jadi orang yang sehat tidak boleh berada di sini," ujar KTU RSUD Indrasari Ibrahim Halimin kepada wartawan, Selasa (7/10).
Terkait bayi pasien yang tidak boleh dibawa pulang, menurut dia karena menyangkut administrasi. "Mungkin saja belum diurus BPJS sehingga dianggap sebagai pasien umum dan tentu saja harus bayar," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Inhu H Suhardi SE MM kepada sejumlah wartawan menyesalkan terjadinya hal tersebut.
"Tidak pantas petugas RSUD berbuat seperti itu. Kami sudah berupaya memperbaiki citra kesehatan di kabupaten Inhu, kejadian ini tentu akan berpengaruh buruk. Saya akan memanggil pihak RSUD Indrasari,"ketusnya. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karena tak kunjung dibayar, ibu korban melapor ke polisi dengan dalih anak hilang.
Baca SelengkapnyaArif menceritakan bahwa dirinya orang tidak punya (miskin), tinggal di kilometer 68, Sukawijaya, Kabupaten Muaro Jambi.
Baca SelengkapnyaKepala bayi terputus dan tertinggal dalam rahim sang ibu saat melahirkan di puskesmas Bangkalan.
Baca SelengkapnyaPolres Bogor akan menanggung biaya tes DNA untuk pasien B demi mengungkap dugaan bayi tertukar di RS Sentosa Kemang, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaSaksi melihat ada darah di depan teras musala. Ketika ditelusuri, saksi melihat bayi yang masih dalam kondisi hidup.
Baca SelengkapnyaKasus bayi alami kritis karena diduga jadi korban kelalaian perawat.
Baca SelengkapnyaSingkat cerita, pada saat bayi LAH dirawat di RS tersebut pihak nakes sempat meminta biaya menebus obat dan alat medis kepada Chintia.
Baca SelengkapnyaSudah setahun kasus ini berjalanan, namun pihak rumah sakit tak kunjung memberikan pertanggungjawaban.
Baca SelengkapnyaAkibat perbuatan si sopir, pihak rumah sakit bereaksi. Rumah sakit meminta maaf dan berjanji memperbaiki.
Baca SelengkapnyaRD mengaku sempat putus asa setelah mengetahui suaminya menjual darah dagingnya.
Baca SelengkapnyaBayi-bayi malang itu dijual ke warga Indonesia yang bermukim di Jawa dan Jakarta.
Baca SelengkapnyaTengah viral, bayi prematur ini meninggal usai dibuat konten 'baby born' oleh klinik.
Baca Selengkapnya