Bikin orderan fiktif, 5 sopir Grab di Bali ditangkap polisi
Merdeka.com - Lima sopir Grab dilaporkan ke Polda Bali oleh perwakilan PT Solusi Transportasi Indonesia (Grab). Kelimanya ketahuan membuat order fiktif hingga menyebabkan Grab mengalami kerugian ratusan juta rupiah.
Perwakilan Grab, Iwan Restu Ary menyebutkan, terungkapnya kasus ini setelah perusahaan mendeteksi melalui sistem aplikasi bahwa beberapa mitra kerjanya melakukan penyelewengan terhadap rute yang telah ditetapkan perusahaan.
Kelima sopir masing-masing berinisial HC (32), ANS (37), PW (21), AS (23) dan AR (27). Mereka menggunakan aplikasi fake GPS (GPS palsu).
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Siapa yang jadi korban penipuan? Defri mengalami insiden ini ketika menerima tawaran investasi pada pertengahan 2023.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang melaporkan kejadian penipuan? Baik korban dan calon pembeli sama-sama membuat laporan ke kepolisian.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? 'Saya bukanlah orang yang ada dalam berita ini. Saya tidak melakukan transplantasi wajah,' katanya kepada saluran tersebut, seraya menambahkan ia telah menjalani operasi yang berbeda empat tahun lalu.
"Fake GPS sengaja dipasang dengan tujuan melakukan routing map atau memanipulasi rute perjalanan. Sehingga Grab mengalami kerugian materil hingga ratusan juta rupiah," ucap Direktur Reskrimsus Polda Bali Kombes Pol Anom Wibowo, Jumat (23/2).
Dalam menjalankan aksinya, para pelaku juga menambahkan aplikasi pendukung lain seperti Zuper, Magisk, Xposed, Installer, Disable Service, Root Explorer dan Imei Chager. Aplikasi tersebut diperoleh dari jaringan yang saat ini tengah diburu petugas.
"Setelah aplikasi diperoleh, mereka kemudian menyebar atau istilahnya memasang tuyul di beberapa titik yang ramai penumpang. Jadi yang terbaca dalam sistem Grab seolah-olah mereka dapat order dan membawa penumpang, padahal tidak ada," jelas Anom Wibowo.
Dalam sehari, masing-masing pelaku mengaku mendapat bonus hingga ratusan ribu dari perusahaan Grab karena memperoleh order. Sedangkan Grab harus menelan kerugian atas order fiktif yang dilakukan para pelaku selama empat bulan terakhir.
Ketika disinggung adanya keterlibatan pihak perusahaan Grab karena kasus ini hanya dipahami oleh ahli IT, Dirkrimsus menyatakan kemunginan itu ada dan pihaknya masih melakukan penyelidikan.
"Kasus-kasus seperti ini juga marak di Jakarta dan Makassar. Kita di Bali berhasil mengungkap kasus ini atas kerja sama Unit Cyber Crime dengan Team Cyber Troops Ditreskrimsus Polda Bali. Mereka kita tangkap, Rabu (21/2)," tutup Anom Wibowo.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku ditangkap di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Jatim) saat bersembunyi di rumah pamannya.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di Ubud, Bali. Pelaku berjumlah tiga orang. Sopir nekat melompat keluar mobil saat ditodong.
Baca SelengkapnyaPolisi berhasil meringkus pelaku di area Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaAda pun wilayah pemasaran BBM dan Liquified Petroleum Gas (LPG) di Bali berada di bawah koordinasi Pertamina Patra Niaga Wilayah Jatimbalinus.
Baca SelengkapnyaGrab Indonesia berjanji bakal melakukan langkah-langkah koreksi internal berupa peningkatan, perubahan dan perbaikan layanan konsumen
Baca SelengkapnyaKorban mengaku memesan Grab Car saat hendak pulang ke rumah.
Baca SelengkapnyaBelum bisa dijelaskan secara rinci sejak kapan pungli dilakukan. Saat ini, kasus pungli ini mash terus didalami.
Baca SelengkapnyaChief Communications Officer Grab Indonesia Mayang Schreiber memuji respon cepat polisi menangani kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaKejadian berawal dari korban yang mendapatkan informasi penyedia layanan seksual dari aplikasi Telegram.
Baca SelengkapnyaAksi pemukulan yang dialami oleh sopir taksi online bernama Rizki Fitrianda yang viral di media sosial menjelaskan mendapat order penumpang dari kawasan Sency
Baca SelengkapnyaDia dipecat setelah viral video dugaan pungli dengan meminta biaya administrasi sebesar Rp5 ribu ke pembeli.
Baca SelengkapnyaBukannya mengembalikan, sopir taksi tersebut malah membawa tas milik WNA Perancis ke rumah.
Baca Selengkapnya