Bilang 'tak jelas' akhirnya Menteri Tedjo dimarahi Jokowi
Merdeka.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Tedjo Edhy Purdijatno menjadi sorotan publik, bukan dari kinerja melainkan komentarnya yang menyinggung masyarakat Indonesia. Di tengah kemelut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Polri, Tedjo bukan meredam suasana justru menjadi pemantik kemarahan publik atas pernyataannya.
Saat itu, Tedjo ikut berkomentar soal kisruh KPK vs Polri. Dia menyebut sikap dari Abraham cs yang mengajak masyarakat untuk ikut mendukung KPK dalam pembebasan Bambang Widjajanto dinilai tidak baik. Namun, sialnya politikus NasDem ini mengatakan masyarakat yang ikut berpartisipasi memberi dukungan ke lembaga antirasuah itu merupakan 'rakyat tidak jelas'.
Sontak publik yang merasa dihina mengecam sikap dari Menkopolhukam, berbagai pihak menyampaikan kemarahannya dengan melaporkan Tedjo ke Mabes Polri. Mulai menjadi sorotan, pihak Istana pun mulai merasa geram dengan sikap salah satu menteri di kabinetnya ini.
-
Siapa yang memberikan nasihat kepada Prabowo? Ketua Dewan Pembina Pondok Pesantren Cipasung, KH Koko Komarudin Ruhiat salah satu di antaranya yang memberikan nasihat kepada Prabowo.
-
Apa pesan yang diberikan Kapolri? Kapolri memberi arahan agar Theodore bisa mempersiapkan segalanya sebelum berdinas seusai dilantik sebagai perwira. 'Kemarin saya bisa diberikan kesempatan berbincang-bincang sama Bapak Kapolri. Di situ Bapak Kapolri menitipkan pesan ke saya terutama untuk bagaimana kelanjutan pada saat dinas dan bekal apa saja yang perlu saya persiapkan,' kata Theodore.
-
Kenapa Kapolri memberi pesan ke Theodore? 'Waktu itu Bapak Kapolri menyampaikan tantangan Polri ke depan itu semakin berat. Bagaimana caranya saya sebagai Adhi Makayasa punya tanggung jawab untuk merangkul teman-teman saya satu angkatan memberikan dampak atau aura yang baik, pengertian bahwa tantangan Polri ke depan itu sangat berat.'
-
Siapa yang ditegur Prabowo? Presiden Prabowo Subianto menegur Sekretaris Kabinet Mayor (Inf) Teddy Indra Wijaya dalam acara pembukaan Sidang Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (4/12).
-
Apa predikat yang diterima Polri? Mahasiswa Beri Apresiasi Polri Berpredikat Lembaga Bercitra Baik Versi Litbang Kompas Hal ini tak lepas dari kerja keras Polri di bawah komando Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini. Dalam survei tersebut Polri menempati urutan teratas setelah TNI sebagai lembaga yang memiliki citra terbaik.
-
Siapa yang memuji keputusan Polri? Keputusan tersebut mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun lantas mengingatkan Tedjo, berikut rentetan cerita Tedjo saat mengatakan pendukung KPK rakyat tidak kelas sampai akhirnya dimarahi Jokowi yang dirangkum merdeka.com:
Menteri Tedjo sebut pendukung KPK rakyat tidak jelas
Perselisihan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Polri terus bergulir, terlebih ditangkapnya wakil ketua KPK Bambang Widjajanto oleh Bareskrim Polri. Dukungan dari warga ke KPK terus berdatangan, gedung KPK pun dipenuhi oleh pendukung lembaga antirasuah ini, dimana mereka mengecam penangkapan itu dan meminta Bambang dibebaskan.Menanggapi hal itu, Menteri Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Tedjo Edhy Purdijanto bukan meredam suasana yang sedang panas malah membakar amarah rakyat. Di komplek Istana kepresidenan, Tedjo mengkritik sikap Abraham cs yang mengajak rakyat untuk mendukung KPK.Menurutnya ajakan kepada rakyat untuk membebaskan Bambang tidak baik bahkan dia menyebut elemen masyarakat yang memberi dukungan ke KPK adalah rakyat tidak jelas."Pertemuan kemarin di KPK maupun pertemuan di polri kan diharapkan tidak terjadi suatu pernyataan-pernyataan yang menyudutkan apalagi menyatakan ingin... Pokoknya anulah... Tidak boleh seperti itu. Harus menenangkan. Jangan membakar-bakar massa, mengajak rakyat 'ayo rakyat, kita ini' enggak boleh begitu itu. Itu suatu pernyataan sikap yang kekanak-kanakan. Berdiri sendiri, kuat dia. Dia akan didukung, konstitusi mendukung, bukan dukungan rakyat yang enggak jelas itu. Konstitusi yang mendukung," kata Tedjo di kompleks Istana kepresidenan, Jakarta, Sabtu (24/1) lalu.Padahal, kata Tedjo, dalam pertemuan di Istana Bogor, Presiden Jokowi telah mengingatkan KPK dan Polri agar menjaga suasana agar tidak bertambah panas. "Jangan ada gerakan-gerakan massa, ternyata masih ada. Ini yang kita sayangkan sebagai penanggung jawab keamanan negara, koordinatornya saya agak menyayangkan. Harusnya itu tidak terjadi. Boleh asal tertutup, silakan. Jangan semua di depan media tersebar luas. Tidak baik, kekanak-kanakan," cetus Tedjo.
Rakyat kecam pernyataan Menteri Tedjo
Ucapan Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno yang mengatakan pendukung KPK adalah rakyat tak jelas banyak menuai kritik. Kritik pedas kepada politikus NasDem itu bukan hanya dari kalangan profesional saja, melainkan masyarakat luas.Di jejaring sosial Twitter, Menteri Tedjo di-bully habis-habisan. Netizen mengolok-olok Tedjo karena dinilai tak pantas seorang menteri mengucapkan kata 'rakyat tak jelas'."Krn sikap penguasa yg tedjo, rakyat bergerak. Mereka dituduh tedjo oleh Menteri Tedjo. Pdhal akar semua ini ya ketedjoan sikap pemerintah," tulis akun Twitter @PoncoWijaya."Duh tv gue antenanya tedjo banget nih, gambarnya renyek," tulis @millyshafiq."Ada pepatah "The good man speak well". Dlm kasus Menkopolhukam, dia jelas bkn org baik. Omongan dia menyakiti hati rakyat #Tedjo," ucap @almubarak."Udah tahu Tedjo tapi kok diangkat jadi Menteri? :)" tulis @IndraYunadi.Tak sampai disitu, beberapa pihak juga mengecam pernyataan Tedjo semisal, Direktur Pukat (Pusat Kajian Anti Korupsi) UGM, Zaenal Arifin Muchtar, yang mengatakan statement tersebut membuatnya bertanya-tanya, rakyat tidak jelas mana yang dimaksud oleh Menteri Tedjo."Kalau Pak Menteri bilang pendukung KPK rakyat yang nggak jelas, berarti kita itu yang nggak jelas. Padahal di sini kita itu jelas, ada bu rektor UGM, ada yang lainnya, itu nggak jelas?" katanya dalam pernyataan sikap bersama akademisi di Yogya di Balairung UGM, Minggu (25/1)Dia pun balas menyindir Menteri Tedjo dengan mengatakan akan membelikan kaca supaya dia bisa berkaca. "Yuk mari ramai-ramai belikan dia kaca biar dia bisa berkaca bahwa kepada siapa dia seharusnya mengabdi," sindirnya.
Menteri Tedjo dilaporkan ke Bareskrim
Delapan advokat yang mengatasnamakan diri sebagai aktivis pemberantasan korupsi melaporkan Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno ke penyidik Bareskrim Mabes Polri, Jakarta. Tedjo dilaporkan terkait ucapannya yang menyebut masyarakat pendukung Komisi Pemberantasan Korupsi 'rakyat tak jelas'."Laporin Pak Tedjo, pasal 310 dan 311 KUHP," kata salah satu pelapor Azas Tigor Nainggolan saat mau memberikan laporan di pelataran Bareskrim Mabes Polri, Senin (26/1).Azas mengatakan, sebagai seorang menteri, Tedjo tak layak berucap demikian. Mewakili masyarakat yang kecewa dengan ucapan politikus NasDem tersebut, Azas menilai ocehan Tedjo menghina masyarakat."Kami menganggap Pak Tedjo itu sebagai menteri telah melakukan penghinaan terhadap rakyat Indonesia. Sesuai dengan pernyataan beliau yang mengatakan rakyat indonesia yang di KPK yang mendukung KPK itu rakyat tidak jelas," ucapnya.Menurut Ketua Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) ini, ucapan Tedjo sama dengan yang dilakukan oleh Mahasiswi S2 UGM Florence Sihombing, yang menghina warga Yogyakarta pada Agustus 2014 silam. Melihat kesamaan itu, maka dia meminta pihak polisi segera menindaklanjuti laporan pihaknya tersebut."Jadi, kami akan laporkan itu kepada Bareskrim Mabes Polri agar ditindaklanjuti, tapi kami biarkan polisi yang menentukan pidananya seperti apa. Tapi menurut analisis kami ini sebuah penghinaan sama saja seperti waktu di Yogja polisi sigap langsung," ujarnya.
Memperkeruh suasana, Menteri Tedjo diminta mundur
Pernyataan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdijatno yang menyebut para pendukung KPK sebagai rakyat yang tak jelas terus mendapat kecaman. Puluhan mahasiswa Solo raya yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menuntut Tedjo untuk mengundurkan diri dari jabatan Menko Polhukam. Tuntutan tersebut mereka serukan dalam aksi demonstrasi di Bundaran Tugu Kartasura, Jalan Solo-Semarang, Selasa (27/1) siang. Selain berorasi, salah satu mahasiswa juga mengenakan kostum pocong serta membawa beberapa poster yang bernada kecaman kepada Menteri Tedjo. Poster tersebut antara lain berbunyi; 'Save rakyat Indonesia, Presiden harus bersikap tegas' dan 'bersihkan Polri dari mafia'."Kostum pocong ini sebagai bentuk kemarahan kami terhadap pernyataan Menko Polhukam yang menyebut pendukung dan aktivis di Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) adalah orang-orang yang tidak jelas," ujar koordinator aksi Agus Muslim.Dalam orasinya mahasiswa juga menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar bertindak tegas kepada Menteri Tedjo yang pernyataannya sangat memihak terhadap salah satu institusi."Kami meminta Jokowi bertindak tegas kepada Menko Polhukam atas pernyataannya. Tedjo harus diturunkan dari jabatannya," teriak salah satu peserta aksi.Para mahasiswa menganggap pernyataan Tedjo semakin memperkeruh suasana konflik antara KPK dan Polri. "Pernyataan Tedjo makin memperkeruh suasana. Dia seharusnya seharusnya sadar jabatannya sebagai menteri, bukan politisi partai. Pernyataan Tedjo sangat tidak pantas diucapkan seorang menteri. Kami menuntut Tedjo diturunkan dari jabatannya sebagai menteri," pungkas Ketua Umum PMII Sukoharjo, David Zainudin.
Jokowi perintahkan Menteri Tedjo meluruskan kata rakyat tidak jelas
Komentar-komentar Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Tedjo Edhy Purdijatno kerap menjadi bumerang bagi dirinya, pun pemerintah. Bahkan, komentar Tedjo membuat dirinya dilaporkan ke Bareskrim Polri.Menanggapi hal itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah memberikan masukan kepada Menko Polhukam agar meluruskan pernyataan-pernyataannya. Menurut JK, Jokowi meminta agar Tedjo menggunakan istilah yang mudah dipahami oleh masyarakat."Tentu presiden sudah memberikan suatu nasihat-nasihat, suatu apa itu agak diluruskan yang baik, istilah-istilah yang katakanlah mungkin terlalu dipahami tidak sesuai tentu jangan dipergunakan. Sudah berikan pandangannya," kata JK di kantornya, Jl. Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (27/1).JK juga mengaku sudah memberikan pasukan kepada mantan KSAL tersebut agar menggunakan kosa kata yang sesuai dalam memberikan komentar. "Saya juga sudah memberikan pandang ke Pak Tedjo untuk memakai istilah-istilah yang lebih sesuai lah," ujar JK.Sebelumnya, Tedjo ikut berkomentar soal kisruh KPK vs Polri. Dia menyebut jika tak baik mengerahkan massa untuk mendukung KPK agar Bambang Widjojanto dibebaskan dari Bareskrim Polri."Jangan membakar-bakar massa, mengajak rakyat, ayo rakyat, kita ini, enggak boleh begitu. Itu suatu pernyataan sikap yang kekanak-kanakan. Berdiri sendiri, kuat dia. Dia akan didukung, konstitusi mendukung. Bukan dukungan rakyat yang enggak jelas itu, konstitusi yang mendukung," kata Tedjo.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menyampaikan permohonan maaf dan berpamitan, jelang masa akhir jabatannya
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memberi kata sambutan pada pembukaan Kongres XXV Persatuan Wartawan Indonesia 2023.
Baca SelengkapnyaKomisi I DPR dari fraksi PDIP Utut Adianto mengatakan Presiden Jokowi lebih mendengar relawan Projo dibandingkan Gubernur Lemhannas
Baca SelengkapnyaMenurutnya, hal penting yang harus dilakukan oleh Jokowi yakni mempertanggungjawabkan kebijakan.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menilai permintaan maaf Presiden Jokowi di akhir masa jabatannya wajar saja
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan terima kasih kepada insan Pers yang selama ini memberi masukan dan mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo sepakat dengan Menko Marves Luhut Binsar Padjaitan agar kabinet Prabowo-Gibran tak diisi oleh orang toxic.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta maaf kepada pejabat TNI-Polri jika punya salah selama memimpin 10 tahun ini.
Baca SelengkapnyaIsu yang beredar, mulai dari pembatalan kenaikan UKT yang tinggi, hingga masalah yang menyeret Kejaksaan Agung dan Polri
Baca SelengkapnyaMPR Yakin Masyarakat Memaafkan Jokowi, Tapi Perlu Ungkap Janji yang Sudah Ditepati dan Belum
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta hal tersebut ditanya ke pemimpin selanjutnya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi merespons serangan negatif selama ini yang ditujukan kepadanya.
Baca Selengkapnya