BIN ikut terjun bebaskan 10 WNI disandera Abu Sayyaf
Merdeka.com - Anggota Komisi I DPR Ida Fauziah menjelaskan pemerintah terus melakukan upaya pembebasan 10 WNI yang ditawan kelompok teroris Abu Sayyaf. Informasi yang diterima, Badan Intelijen Negara (BIN) juga ikut terjun memberikan bantuan.
"BIN menyatakan akan membantu. Kemudian pemerintah langkahnya sudah disiapkan. Langkah itu tidak dibuka ke publik," kata Ida di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/4).
Sebelumnya, kelompok Abu Sayyaf meminta tebusan sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp 15 miliar untuk bebaskan 10 WNI. Namun dia yakin pemerintah tak akan memberikan tebusan tersebut, melainkan mengupayakan melalui diplomasi.
-
Apa strategi utama IKN Nusantara? Diluncurkan di sela-sela COP28 di Dubai beberapa waktu lalu (3/12/2023), diketahui Asian Development Bank (ADB) mendukung pengembangan Strategi Nol Bersih (Net Zero Strategy) untuk ibu kota baru Indonesia, Nusantara.
-
Bagaimana cara pelaku melancarkan aksinya? Untuk memuluskan aksinya, NUG, HS, dan DK melakukan panggilan darurat ke Mako Damkar Induk Sleman.
-
Mengapa Jepang menyerang Indonesia? Jepang menilai bahwa keberadaan negara sekutu akan menghambat ekspansinya di kawasan Asia.
-
Bagaimana strategi Timnas Indonesia melawan Arab Saudi? 'Kami juga menyadari bahwa mereka memiliki pemain-pemain berkualitas di Eropa, tetapi kami akan memberikan yang terbaik di lapangan,' tambahnya.
-
Bagaimana strategi Timnas Indonesia? Meskipun keberuntungan tampak enggan berpihak, strategi yang diterapkan oleh pelatih Indra Sjafri tidak sepenuhnya efektif. Di babak pertama, terlihat jelas bahwa Dony Tri Pamungkas dan rekan-rekannya bermain dengan sangat monoton tanpa adanya variasi dalam serangan. Umpan-umpan pendek yang dilakukan dari kaki ke kaki tidak berjalan dengan baik.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
"Dilematis sekali. Saya kira saya meminta pemerintah mengedepankan diplomasi dan opsi lain untuk membebaskan mereka. Pemerintah memikirkan dengan baiklah. Saya masih percaya opsi yang dilakukan pemerintah itu mungkin tidak dibuka ke publik," tuturnya.
Sejauh ini, katanya, banyak strategi yang telah dirumuskan. Satu-persatu dari strategi tersebut mulai dieksekusi.
"Upaya yang dilakukan pemerintah jalan terus mungkin ada plan a plan b. Saya kira tetap kita berharap pemerintah melakukan langkah terbaik," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Densus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaLuqman juga menduga terdapat penggunaan drone untuk menjatuhkan narkoba di titik koordinat yang sudah ditentukan oleh para pengedar.
Baca SelengkapnyaSebanyak 10 tahanan kabur dari sel Polsek Rumbai di Kota Pekanbaru, Riau. Baru dua orang yang berhasil ditangkap kembali.
Baca SelengkapnyaMereka menggunakan piring melamin untuk menggali lubang sebagai jalan kabur.
Baca SelengkapnyaAniaya Anggota TNI di Lapangan Futsal, 6 Tersangka Ditahan
Baca SelengkapnyaPenangkapan terhadap kelimanya berawal dari diketahuinya posisi Muh Al Qadri.
Baca SelengkapnyaHingga pukul 12.00 WIB ini, tercatat sudah tujuh tahanan yang berhasil ditangkap kembali oleh Tim Khusus Polresta Pekanbaru, dan Polda Riau.
Baca SelengkapnyaProses penyidikan masih terus dilakukan oleh Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaEnam dari 15 prajurit Kompi B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali, Jawa Tengah harus berurusan dengan hukum akibat kasus pengeroyokan terhadap relawan Ganjar
Baca SelengkapnyaSebuah peristiwa pembajakan pesawat maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan 206 ini menjadi momen bersejarah bagi Kopassus.
Baca SelengkapnyaDensus 88 menangkap 10 terduga teroris di Solo Raya
Baca SelengkapnyaSatgas Penanggulangan Narkoba berhasil menangkap 1.532 tersangka
Baca Selengkapnya