BIN Sebut Polisi Sudah Antisipasi Aksi Teror Sejak Januari
Merdeka.com - Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Purwanto mengatakan Mabes Polri sudah mengantisipasi adanya tindakan aksi teroris sejak Januari.
"Sebetulnya begini, Mabes Polri itu memang area pelayanan publik, sehingga tidak bisa tapi Mabes Polri sudah tahu ancaman Januari itu," kata Wawan dalam diskusi daring, Sabtu (3/4).
Wawan menjelaskan pihak Mabes Polri pun meningkatkan capacity building. Yaitu dengan pengamanan yang melekat sehingga tidak mencolok demi keamanan masyarakat.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Bagaimana Brimob Polri mengatasi terorisme? Intensitas perlibatan kekuatan Brimob Polri dalam penanggulangan terorisme di Indonesia meningkat usai serangan teror Bom Bali I. Selain dilibatkan dalam operasi-operasi kepolisian lain, khususnya dalam menghadapi kejahatan berintensitas tinggi seperti keberhasilan Polri mengungkap kasus terorisme di wilayah Poso Sulawesi Tengah tidak terlepas dari adanya peran Korps Brimob Polri yang tergabung dalam operasi Tinombala bersama dengan TNI.
-
Siapa yang diimbau TNI-Polri untuk menjaga keamanan? Mereka mengimbau agar warga berpartisipasi aktif dalam kegiatan siskamling.
-
Bagaimana Kemenkes RI memperkuat kesiapsiagaan? Kemenkes berkomitmen untuk mengoptimalkan daftar patogen prioritas ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan nasional. Salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat surveilans rutin, termasuk program ILI (Influenza-like Illness) dan SARI (Severe Acute Respiratory Infections).
-
Bagaimana Panglima TNI memperkuat hubungan pertahanan? Di bawah kepemimpinan Jenderal TNI Agus Subiyanto, kedua angkatan bersenjata memperluas interaksi profesional dan hubungan antar masyarakat melalui kunjungan tingkat tinggi secara berkala, mengikuti kursus, pertukaran profesional, dan latihan bilateral dan multilateral.
"Memang kita tidak ingin menyolok, sehingga pelayanan publik tidak terganggu sehingga seolah-olah sedang darurat, sehingga pelayanan publik seolah-olah jangan terganggu sehingga ada gesekan bisa secara sigap diatasi," katanya.
"Sehingga meningkatkan capacity building dalam arti pengamanan melekat senjata tetap nempel di badan,sehingga ada pergerakan secepatnya diringkus," tambahnya.
Sementara itu, Wawan menjelaskan timnya sudah memantau adanya jaringan teroris sejak 2015 sejak terjadinya pergerakan di Sulawesi Selatan. Pergerakan mereka kata dia masih memiliki hubungan dengan jaringan Poso.
"Mereka juga lari-lari siang, ke berbagai provinsi di Indonesia, seperti di Jawa, NTB, Sumatera," ungkapnya.
Kemudian pergerakan itu diperkuat pada 6 Januari dengan adanya penangkapan 20 orang terduga anggota kelompok teroris jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) diamankan di Makassar. Termasuk adanya dua orang yang tertembak yaitu MR dan SA.
"Sejak itu mereka mengancam mau menyerang, memang ini itu sudah diantisipasi oleh aparat keamanan dengan capacity building meskipun tanpa harus menyolok, karena jika menyolok masyarakt jadi resah, maka peringatan capacity building dilakukan objek vital dibeberapa tempat dan tempat-tempat peribadatan," unggapnya.
"Satu yang saya garis bawahi jangan terlalu resah, maka kita silent, terjadi serangan di Makassar di sana memang juga korban hanya korban tewas pelaku dua, dan lain luka-luka tidak sempat menyentuh ke dalam," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, rentetan aksi teror terjadi selama sepekan terakhir. Pada Minggu 28 Maret 2021 teror bom bunuh diri terjadi di Gereja Katedral, Makassar. Aksi tersebut dilakukan suami istri.
Kemudian pada Rabu (31/3) serangan teror terjadi di Mabe Polri, Jakarta Selatan. Teror ini dilakukan perempuan berinisial ZA (25). Dia beraksi sendiri dengan membawa airgun untuk menyerang petugas. Dia tewas setelah ditembak polisi.
Penangkapan beruntun kemudian dilakukan tim Densus 88 anti teror setelah kejadian bom bunuh diri maupun di Mabes Polri. Sejauh ini sudah 32 terduga teroris ditangkap.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu disampaikan Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho menyusul viral ancaman penembakan diterima capres nomor urut 1, Anies Baswedan di media sosial.
Baca SelengkapnyaPolri lebih dulu melakukan kegiatan preventif untuk mengamankan agar tidak adanya ancaman dari pelaku terorisme.
Baca SelengkapnyaPemkot Madiun disarankan memiliki penguatan pencegahan paham radikal dan terorisme demi keamanan kota tersebut
Baca SelengkapnyaMenjelang pelantikan presiden terpilih dan pemilihan kepala daerah (Pilkada), Polres Indragiri Hulu (Inhu) melaksanakan patroli skala besar.
Baca SelengkapnyaBadan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut aksi teror di Indonesia terus menurun sejak tahun 2018.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Rycko Amelza Dahniel mengungkapkan Global Terrorism Index semakin baik.
Baca SelengkapnyaPatroli ini menyasar sejumlah tempat yang dinilai rawan, mulai dari warung remang-remang hingga area perkantoran.
Baca SelengkapnyaPersonel Polri menggandeng PMI untuk mengajak warga Tenayan Raya, Pekanbaru, menjaga situasi aman selama Pilkada
Baca SelengkapnyaDia bahkan mewanti-wanti intelejen negara harus untuk mengantisipasi gangguan
Baca SelengkapnyaPatroli malam ini dihadiri oleh Kapolres Bengkalis, AKBP Setyo Bimo Anggoro yang memimpin langsung operasi.
Baca SelengkapnyaSigit menyebut bahwa ada kelompok yang terafiliasi dengan teroris menumpang aksi saat terjadi perbedaan pendapa
Baca SelengkapnyaOperasi mengamankan Pemilu 2024 itu dijalankan selama 222 hari mulai dari tanggal 19 Oktober 2023 hingga 21 Oktober 2024.
Baca Selengkapnya