BIN Tepis Kecolongan Soal Terduga Teroris Farid Ahmad Okbah Pernah Bertemu Jokowi
Merdeka.com - Badan Intelijen Negara (BIN) menepis tudingan kecolongan terkait pertemuan tersangka kasus terorisme, Farid Ahmad Okbah (FAO) pernah bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi). BIN menyatakan bahwa seseorang yang belum tersangkut dengan proses hukum masih bisa bebas bertemu dengan siapa pun dan hadir ke acara apapun.
"Kita tetap berpegang pada azas praduga tak bersalah," kata Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto dalam keterangannya, Selasa (23/11).
Wawan mengatakan, aparat mengamati aktivitas terduga terorisme sebelum menangkap. Pengamatan dilakukan secara berkelanjutan melalui proses waktu yang panjang.
-
Kenapa Wawan ditangkap? Wawan ditangkap karena menerima paket sabu dari Pekanbaru dengan modus ekspedisi helm.
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
-
Bagaimana observasi dilakukan? Dalam konteks ini, pengamat mengumpulkan informasi dengan melibatkan indera penglihatan atau menggunakan alat bantu pengamatan.
-
Bagaimana pelaku ditangkap? Pelaku ditangkap di tempat dan waktu berbeda. Pelaku LL warga Kelurahan Kefamenanu Selatan ditangkap di Weain, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka pada Selasa (18/10) kemarin.
-
Dimana penangkapan dilakukan? Dari hasil patroli tersebut, diamankan lima orang yang diduga penyalahgunaan narkoba yakni pria berinisial I, P, G, WA sebagai bandar dan perempuan N di Jalan Lembah Berkah, Lingkungan 11.
Menurut Wawan, pengamatan dilakukan dengan bekerjasama dengan pelbagai lembaga terkait seperti TNI/Polri, BNPT, serta Densus 88. Termasuk PPATK guna menyelidiki pendanaan terorisme dan lain-lain.
"Kerjasama ini dilakukan untuk mendapatkan informasi secara komprehensive sebagai upaya deteksi dini dan cegah dini," ujar dia.
Wawan menegaskan, pihak BIN tidak kecolongan terkait dengan penangkapan terhadao Farid Okbah dan dua orang lainnya. Aparat keamanan terus bekerja dengan melengkapi bukti-bukti.
Dia menambahkan, penangkapan terduga teroris dilakukan Densus 88 setelah ada bukti permulaan yang cukup. Diperkuat keterangan saksi maupun ahli sehingga akurat.
"Laporan intelijen bukan pro justisi," tutup dia.
Sebelumnya, Farid Ahmad Okbah (FAO) terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di Bekasi ternyata pernah bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan hadir dalam acara Baintelkam Polri. Diketahui, Farid Okbah ditangkap bersama dengan Ahmad An-Najah dan Anung Al-Hamat pada Selasa (16/11) pagi di lokasi yang berbeda-beda.
"Seharusnya beliau dipanggil baik-baik dan ketika dia datang ke presiden kan hadir, datang ke Baintelkam Mabes Polri juga hadir sebagai pembicara. Tidak ada beliau mendapatkan penghargaan," kata kuasa hukum tiga terduga teroris, Ismar Syafruddin kepada wartawan, Kamis (18/11).
"Nah ini kenapa tidak dipanggil secara baik-baik. Supaya apa? Oke kalau misalkan beliau ingin tersangkakan, silakan kalau pihak kepolisian menganggap memiliki bukti-bukti fakta silahkan kita hargai itu. Tetapi yang santun," sambungnya.
Selain itu, terkait dengan pertemuan antara kliennya dengan presiden, Ia menganggap Badan Intelejen Negara (BIN) telah kecolongan.
"Kalau hal ini beliau terbukti sebagai salah seorang pelaku teroris, coba di mana muka teman-teman BIN. Berarti kecolongan membiarkan seorang teroris masuk istana loh, sangat berbahaya ini, sangat kontradiktif Ini," ujarnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto, mengatakan ada tiga orang penghuni rumah yang diamankan dan diperiksa karena dugaan terorisme
Baca SelengkapnyaKetua RT setempat mengaku dihubungi aparat keamanan sejak sekitar dua bulan lalu. Namun dia diminta untuk tidak memberitahukan operasi itu.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, bersama Polda Jatim berhasil menyita sejumlah barang bukti bahan kimia, alat pembuat bahan peledak dan casing bom.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Densus 88 Polri Kombes Aswin Siregar buka suara terkait sejumlah senjata api milik DE, karyawan BUMN terduga teroris di Bekasi.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan informasi, selain menangkap terduga teroris, Tim Densus 88 juga melakukan penggeledahan di dua tempat.
Baca SelengkapnyaDia belum bisa menjelaskan secara rinci terkait penangkapan teroris.
Baca SelengkapnyaPerkara yang melibatkan kedua anggota TNI aktif tersebut telah diserahkan KPK ke Puspom TNI.
Baca SelengkapnyaSL adalah warga Tangerang. Tetapi dua tahun terakhir tinggal di rumah meretuanya.
Baca SelengkapnyaDensus 88 menangkap 10 terduga teroris di Solo Raya
Baca SelengkapnyaKPK masih bungkam soal siapa yang terjaring OTT karena tim masih menjalankan tugasnya di lapangan.
Baca SelengkapnyaPenyerahan barang bukti dan tersangka ini terkait kasus dugaan suap pengadaan alat pendeteksi korban reruntuhan di Basarnas.
Baca SelengkapnyaProses penyidikan masih terus dilakukan oleh Densus 88 Antiteror Polri.
Baca Selengkapnya