Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bisik-bisik takut intel saat bicara jelek soal Soeharto

Bisik-bisik takut intel saat bicara jelek soal Soeharto soeharto. Life via thegossip-celebrity.blogspot.com

Merdeka.com - Presiden Jokowi berniat menghidupkan kembali pasal penghinaan presiden. Rencana ini menuai pro dan kontra. Sebagian pihak menilai Jokowi membawa kembali Indonesia ke zaman Orde Baru dimana pemerintah antikritik. Sedikit-sedikit dianggap menghina presiden langsung diseret pidana.

Jokowi sendiri telah menegaskan kritik beda dengan menghina. Menurutnya presiden sebagai simbol negara tak pantas dihina.

Dulu di zaman Orde Baru, membicarakan hal buruk soal Presiden Soeharto dan keluarganya selalu harus bisik-bisik. Jika ada yang bicara terlalu keras, biasanya ada yang menegur. Menyuruh agar bisik-bisik saja.

"Entahlah, kalau dulu itu katanya banyak intel. Takut bicara jelek soal Presiden. Kalau ada yang keras-keras biasanya dibilangin. Huuuss, jangan keras-keras nanti terdengar petugas. Biasanya orang tua yang mengingatkan. Kalau sekarang sepertinya bebas mau omong apa saja soal presiden," kata Saiful (60), seorang pensiunan PNS.

Saiful menambahkan dulu tabu bicara jelek soal presiden. Walau kebenaran intel yang berkeliaran itu belum tentu benar.

"Yang hidup tahun 80an pasti merasakan juga. Bisik-bisik saja jika bicara buruk soal Pak Harto," katanya.

Di era Presiden Soeharto, munculah Petisi 50. Mereka berisikan tokoh-tokoh yang merasa Soeharto terlalu otoriter. Anggota Petisi 50 di antaranya Jenderal Hoegeng, Letjen Ali Sadikin, Letjen Kemal Idris, Mohamad Natsir, Jenderal AH Nasution dan Burhanudin Harahap.

Soeharto selalu menganggap kritik terhadap dirinya sebagai serangan terhadap Pancasila. Tak setuju dengan Soeharto berarti anti-Pancasila. Inilah yang coba dikritisi oleh Petisi 50. Soeharto bukanlah manifesto Pancasila. Mengkritik Soeharto bukan berarti tak setuju asas tunggal Pancasila saat itu. Petisi 50 bersuara lantang melawan penguasa Orde Baru itu.

Soeharto mengambil langkah keras terhadap para tokoh Petisi 50. Usaha mereka dihambat, tak boleh bicara di media atau di tempat umum. Dicekal ke luar negeri. Jenderal Hoegeng sampai dilarang menghadiri HUT Bhayangkara. Langkah mereka benar-benar dimatikan.

Kini sejumlah pihak takut hal seperti ini terjadi kembali. Walau Jokowi sudah meminta tak perlu terlalu jadi polemik.

"Kemarin kan sudah saya jelaskan, sampaikan, justru dengan pasal-pasal yang lebih jelas seperti itu, kalau kamu mengkritisi, kalau kamu berikan koreksi terhadap pemerintah malah jelas. Kalau tidak ada pasal itu malah bisa dibawa ke pasal-pasal karet," terang Jokowi.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Petisi 50 Simbol Perlawanan Intelektual pada Gaya Otoriter Soeharto
Petisi 50 Simbol Perlawanan Intelektual pada Gaya Otoriter Soeharto

Petisi dilakukan karena pidato Soeharto dianggap kontroversial.

Baca Selengkapnya
Mengenang Petisi 50, Surat Protes Kepada Presiden Soeharto yang Ditandatangani 50 Tokoh di Indonesia
Mengenang Petisi 50, Surat Protes Kepada Presiden Soeharto yang Ditandatangani 50 Tokoh di Indonesia

Ini merupkan sebuah peristiwa sejarah di era Orde Baru yang mungkin tidak banyak orang ketahui.

Baca Selengkapnya
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto

Sejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.

Baca Selengkapnya
Jika Soeharto Dikenal Sebagai 'Jenderal yang Tersenyum', Jenderal TNI ini Dijuluki 'Jenderal Tanpa Senyum'
Jika Soeharto Dikenal Sebagai 'Jenderal yang Tersenyum', Jenderal TNI ini Dijuluki 'Jenderal Tanpa Senyum'

Dikenal sebagai antitesis Soeharto, sosok Benny Moerdani ternyata memiliki kisah tak terungkap antara dirinya dan sang Presiden kedua RI. Simak ulasan berikut.

Baca Selengkapnya
Soeharto Marah Bisnis Anak-Cucu Diusik Wakil Presiden dan Jenderal
Soeharto Marah Bisnis Anak-Cucu Diusik Wakil Presiden dan Jenderal

Soemitro menyinggung soal anak-anak Soeharto dalam memonopoli bisnis.

Baca Selengkapnya
Megawati Geram kepada Soeharto: Bung Karno Dituduh Kerja Sama dengan PKI
Megawati Geram kepada Soeharto: Bung Karno Dituduh Kerja Sama dengan PKI

Megawati sempat membahas tentang TAP MPR Nomor XXXIII/MPRS/1967.

Baca Selengkapnya
Cerita Soeharto Nyaris Mau Mundur dari Tentara, Malah Dikasih Bintang Satu
Cerita Soeharto Nyaris Mau Mundur dari Tentara, Malah Dikasih Bintang Satu

Soeharto murka ketika mobil-mobil yang akan diselundupkannya ke Jawa dicegah naik kapal.

Baca Selengkapnya
Berani Kritik Anak Presiden, Jenderal ini Dicopot dari Jabatan Panglima
Berani Kritik Anak Presiden, Jenderal ini Dicopot dari Jabatan Panglima

Jenderal yang paling dipercaya ini tiba-tiba berani mengkritik sepak terjang anak presiden. Jabatan taruhannya.

Baca Selengkapnya
Soeharto Marah Dilengserkan: Saya Dihina, Dendamnya Bukan Main!
Soeharto Marah Dilengserkan: Saya Dihina, Dendamnya Bukan Main!

Soeharto marah dan dendam dilengserkan. Ada sejumlah orang dia cap sebagai pengkhianat.

Baca Selengkapnya
Kebencian Soeharto Dibawa Sampai Mati
Kebencian Soeharto Dibawa Sampai Mati

Meski tidak pernah mengungkapkannya ke publik, Soeharto menyimpan nama orang-orang yang dianggap pernah mengkhianatinya.

Baca Selengkapnya
September 1976, Saat Soeharto Bongkar Gerakan yang Ingin Melengserkannya dari Kursi Presiden
September 1976, Saat Soeharto Bongkar Gerakan yang Ingin Melengserkannya dari Kursi Presiden

Presiden Soeharto menegaskan pergerakan yang ingin menjatuhkan dirinya dari kursi Presiden dipimpin oleh tokoh bernama Sawito.

Baca Selengkapnya
Nyaris Dibunuh 26 Kali tapi Gagal Semua, Ini Kisah Bung Karno yang Jarang Diketahui Orang
Nyaris Dibunuh 26 Kali tapi Gagal Semua, Ini Kisah Bung Karno yang Jarang Diketahui Orang

Ancaman hingga percobaan pembunuhan datang dari kawan dekatnya semasa indekos di Surabaya

Baca Selengkapnya