Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BKSDA Bali Sebut Fenomena Ribuan Burung Pipit Mati Bisa karena Virus dan Stres

BKSDA Bali Sebut Fenomena Ribuan Burung Pipit Mati Bisa karena Virus dan Stres Fenomena ribuan burung mati di Bali. Istimewa

Merdeka.com - Fenomena ribuan burung pipit di Bali mati tidak hanya terjadi sekali. Lima tahun yang lalu hal yang sama juga terjadi di wilayah Denpasar dan Kabupaten Tabanan.

Kepala Seksi Wilayah ll, Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali, Sulistyo Widodo menerangkan, kematian ribuan burung pipit pernah terjadi di area RSUP Sanglah, Denpasar, dan di Desa Selemadeg, Kabupaten Tabanan.

"Kejadian ini bukan yang pertama di Bali ataupun bukan pertama di Indonesia. Di Bali dalam lima tahun terakhir juga pernah ada kejadian di area Sanglah Kota Denpasar, juga di Selemadeg Kabupaten Tabanan, juga di Sukabumi Jawa Barat, Bulan Juli tahun 2021," kata Widodo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/9).

Ia juga menerangkan bahwa BKSD Bali bersama Dinas Kesehatan Hewan Kabupaten Gianyar telah memeriksa lokasi matinya ribuan burung pipit di Desa Pering, Kecamatan Blabatuh, Kabupaten Gianyar.

"Juga mengambil sample bangkai burung dan kotoran burungnya untuk dibawa ke laboratorium kesehatan hewan guna mencari tahu penyebab kejadian tersebut," imbuhnya.

Selain itu, ia menyebutkan bahwa matinya ribuan burung pipit secara bersamaan, karena burung itu adalah satwa koloni yang hidup berkelompok dalam jumlah besar.

"Ukuran burung yang kecil, menyebabkan kecenderungan berkoloni dalam jumlah besar untuk mengurangi risiko terhadap predator. Termasuk saat beristirahat pun bergerombol, biasanya di satu pohon yang besar bisa sampai ribuan burung," ungkapnya.

Sementara, kenapa burung tersebut mati mendadak, harus dibuktikan secara saintifik melalui proses autopsi dari bangkai dan kotoran burungnya. Namun ada beberapa kemungkinan yang mungkin terjadi, yaitu burung-burung itu bisa memakan pakan yang terkontamisasi atau tercemar atau mengandung herbisida dan pestisida yang sifatnya toxic bagi burung.

"Setelah memakannya tentu burung tidak langsung mati, karena proses toxifikasi juga memakan waktu untuk sampai tingkatan mortalitasnya. Kemungkinan besar saat burung-burung tersebut beristirahat malam dan paginya bangkai burung berserakan. Jadi bukan akibat lokasinya di makam setra (kuburan)," sebutnya.

Sementara, kemungkinan kedua adalah tertular penyakit tertentu. Mengingat burung hidupnya berkoloni dalam jumlah besar. Maka penularannya akan cepat. Sehingga angka kematiannya juga dalam jumlah besar.

"Bisa juga akibat virus atau penyebab yang lain yang harus dibuktikan dengan analisa bangkai dan analisa kotoran burung," jelasnya.

Ia juga mengatakan, bisa saja akibat ada perubahan drastis iklim. Contoh yang gampang bisa dilihat matinya ikan koi di kolam terbuka saat hujan pertama kali turun atau matinya ribuan ikan dalam keramba akibat adanya upwheeling endapan bahan kimia, atau cuaca panas dan kemudian tiba-tiba turun hujan.

"Misalnya saja, cuaca di Bali sedang panas, pada saat burung-burung beristirahat malam, tiba-tiba hujan lebat turun, suhu dan kelembaban udara berubah drastis, burung kaget, stres, dan kemudian mati massal. Ingat tingkat stres pada satwa sangat potensial menjadi penyebab mortalitas massal. Atau, sebab lain yg kita belum tahu," ujar Widodo.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hiu Paus Sepanjang 7 Meter Mati Terdampar di Pantai Pekutatan Bali
Hiu Paus Sepanjang 7 Meter Mati Terdampar di Pantai Pekutatan Bali

Bangkai ikan besar ini masih berada di tepi pantai dan menanti tindakan lebih lanjut dari instansi yang berwenang.

Baca Selengkapnya
2.131 Warga Bali Terserang DBD, Faktor Curah Hujan Tinggi Picu Meningkatnya Populasi Nyamuk
2.131 Warga Bali Terserang DBD, Faktor Curah Hujan Tinggi Picu Meningkatnya Populasi Nyamuk

Kasus DBD tertinggi yakni Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung

Baca Selengkapnya
Viral Video ‘Gerombolan’ Laba-Laba di Jalanan Bali, Ini Penjelasan BKSDA
Viral Video ‘Gerombolan’ Laba-Laba di Jalanan Bali, Ini Penjelasan BKSDA

Beredar video yang memperlihatkan gerombolan laba-laba bergelantungan di sepanjang kabel tiang listrik di jalanan.

Baca Selengkapnya
Hiu Paus Sepanjang 6,6 Meter Ditemukan Mati di Pantai Bali
Hiu Paus Sepanjang 6,6 Meter Ditemukan Mati di Pantai Bali

Ini merupakan hiu paus kedua yang ditemukan mati di kawasan itu dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya
FOTO: Terdampar Misterius, Lebih dari 50 Ekor Paus Pilot Mati Massal di Pantai Australia Barat
FOTO: Terdampar Misterius, Lebih dari 50 Ekor Paus Pilot Mati Massal di Pantai Australia Barat

Ahli menyebut kawanan paus tersebut menunjukkan perilaku yang jarang terjadi.

Baca Selengkapnya
'Kesaktian' Burung Kuau Raja Bermata Seratus dari Zaman Purba yang Ditemukan Kembali di Indonesia, Bisa Prediksi Gempa & Tsunami
'Kesaktian' Burung Kuau Raja Bermata Seratus dari Zaman Purba yang Ditemukan Kembali di Indonesia, Bisa Prediksi Gempa & Tsunami

Berikut 'kesaktian' Burung Kuau Raja bermata seratus dari Zaman Purba yang ditemukan kembali di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Tiga Anak Pasien DBD di Situbondo Meninggal Dunia
Tiga Anak Pasien DBD di Situbondo Meninggal Dunia

Sejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.

Baca Selengkapnya
Wajib Dilindungi! Ini 12 Satwa Endemik Indonesia yang Hampir Punah, Diantaranya Komodo dan Harimau Bali
Wajib Dilindungi! Ini 12 Satwa Endemik Indonesia yang Hampir Punah, Diantaranya Komodo dan Harimau Bali

Semakin kesini hewan endemik Indonesia sudah banyak yang hampir punah bahkan banyak juga yang sudah punah, seperti komodo dan harimau bali.

Baca Selengkapnya
Fenomena Ubur-Ubur Beracun Muncul di Pantai Sanur, Ini Dampaknya Jika Tersentuh Manusia
Fenomena Ubur-Ubur Beracun Muncul di Pantai Sanur, Ini Dampaknya Jika Tersentuh Manusia

Masyarakat yang hendak berwisata, khususnya mandi di Pantai Sanur agar lebih waspada

Baca Selengkapnya
43 Kasus Covid-19 Ditemukan di Bali, Warga Diimbau Terapkan Prokes
43 Kasus Covid-19 Ditemukan di Bali, Warga Diimbau Terapkan Prokes

Temuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.

Baca Selengkapnya
Rabies Kembali Makan Korban
Rabies Kembali Makan Korban

Virus rabies kembali merebak dan menelan korban jiwa.

Baca Selengkapnya
Bikin Heboh, Deretan Momen Hewan Kurban Kabur Idul Adha 2024, Masuk Kedai Kopi hingga Terjepit di Parit
Bikin Heboh, Deretan Momen Hewan Kurban Kabur Idul Adha 2024, Masuk Kedai Kopi hingga Terjepit di Parit

Kejadian hewan kurban kaburi ni direkam warga dan tersebar luas di media sosial. Berikut deretan momennya.

Baca Selengkapnya