BKSDA Jateng teliti buaya muara yang ditemukan di Sungai Serayu
Merdeka.com - Temuan seekor buaya muara anakan sepanjang 70 cm di Sungai Serayu, Desa Pucang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara pada Senin (30/4) kemarin masih menyisakan misteri. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah tengah melakukan assessment mendalami asal usul buaya tersebut.
Di satu sisi, kondisi alam Sungai Serayu Desa Pucang memang memungkinkan menjadi habitat buaya muara. Di sisi lain, BKSDA Jateng belum pernah menerima laporan terkait keberadaan buaya yang hidup atau pernah muncul di sungai Serayu tersebut.
Polhut BKSDA Jateng, Endi Suryo mengatakan lokasi sungai tempat penemuan buaya berdekatan dengan bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mrica. Lokasi tersebut berbatasan dengan tiga wilayah Kecamatan, yakni Bawang, Wanadadi dan Banjarmangu. Lokasi juga berbatasan langsung dengan tujuh desa.
-
Dimana buaya itu ditemukan? Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air.
-
Siapa yang menemukan buaya itu? Dimas Gilang Saputra, salah seorang pemuda itu, menuturkan bahwa hewan itu adalah buaya.
-
Apa yang dimakan buaya itu? Buaya tersebut sebelumnya memangsa kucing peliharaan yang tidak sengaja masuk ke kandangnya.
-
Bagaimana buaya itu ditangkap? Saat menemukan hewan buas itu, Dimas meminta bantuan rekan-rekannya untuk menangkap. Meski sempat memberontak, namun akhirnya buaya tersebut berhasil diamankan.
-
Di mana fosil buaya itu ditemukan? Ahli paleontologi baru-baru ini mengungkap penemuan fosil dari buaya laut muda yang berasal dari 10 hingga 12 juta tahun yang lalu yang ditemukan di gurun Ocucaje, Peru.
"Perlu waktu mengumpulkan bahan dan keterangan di desa-desa sekitar agar informasi yang didapatkan lebih jelas," katanya, Jumat (18/5).
Dari keterangan masyarakat Desa Pucang yang digali oleh tim BKSDA, didapati cerita bahwa empat tahun silam, pernah ada warga menjumpai seekor buaya besar di perairan. Keterangan itu semata masih satu versi. Sebab masih diperlukan keterangan warga dari enam desa lain di sekitar sungai Serayu yang akan jadi target survei.
"Kami perlu gali informasi lebih lengkap," imbuhnya.
Asal usul buaya anakan tersebut, dimungkinkan pula peliharaan yang lepas dari pemiliknya. Tapi ini kemungkinan kecil, yang juga perlu didalami kebenarannya. Temuan buaya tersebut, perlu ditindaklanjuti sosialisasi pada masyarakat sekitar sungai Serayu untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di sungai.
"Kami telah berkordinasi dengan Muspika Bawang dan pemerintah desa setempat terkait perlunya sosialisasi agar warga berhati-hati saat aktivitas di sungai," ujarnya.
Temuan buaya muara anakan tersebut, berawal saat Bakhtiar Yoga Pratama, warga Desa Pucang RT 03 RW 11 tengah memancing. Pancing yang ia pasang bukannya mendapat ikan, malah menjerat seekor buaya muara anakan sepanjang 70 cm.
Yoga kemudian menyerahkan reptil itu ke Taman Rekreasi Marga Satwa (TRMS) Serulingmas Banjarnegara untuk dipelihara di tempat tersebut.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaKeberadaan buaya itu terlihat cukup lama. Kemunculannya diketahui terjadi saat air Sungai Musi dalam keadaan pasang.
Baca SelengkapnyaUntuk menangkap buaya ini, satu regu petugas Damkarmat dari Pos Mojo diterjunkan ke lokasi.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaPara awalnya sekelompok pemuda hendak mencari kucing hutan, namun yang mereka temukan justru seekor buaya.
Baca SelengkapnyaJutaan tahun yang lalu, Bumiayu merupakan rumah bagi peradaban kehidupan purbakala
Baca SelengkapnyaSetelah 5 bulan dirawat dalam kolam krangkeng besi buaya tersebut kemudian dikhawatirkan lepas.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaTiga buaya ukuran besar yang sempat berkeliaran di sawah warga berhasil ditangkap.
Baca SelengkapnyaWisata Laguna Kalondes berlokasi di daerah Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.
Baca Selengkapnya