Blusukan Online, Gibran Dicurhati Warga Solo Soal Sekolah Daring Hingga Banjir
Merdeka.com - Calon Wali Kota Solo nomor urut 01 Gibran Rakabuming Raka Kembali melakukan blusukan online di RT 2, 4, dan 5, RW 07, Kelurahan Banyuanyar, Banjarsari Rabu (14/10) sore. Seperti biasanya, pengusaha kuliner itu selalu menampung keluhan warga.
Salah satu keluhan disampaikan Sundari, warga RT 06/07. Dia menyarankan agar Kota Solo segera menerapkan sistem masuk sekolah bagi anak-anak. Sundari mengaku tidak bisa konsentrasi bekerja karena harus mendampingi anaknya belajar daring.
“Kalau belum selesai belajar daringnya, kita orang tua juga enggak bisa ninggal buat kerja, Mas,” keluhnya.
-
Kenapa bapak-bapak di Klaten beri diklat ke Karang Taruna? Semua hal tersebut semata-mata dilakukan bukan tanpa alasan. Generasi muda di masa kini yang digempur berbagai ancaman budaya luar memang rasanya perlu melestarikan adat dan tradisi setempat.
-
Kenapa kakek ingin belajar lagi? 'Tetapi pada tahun 1975, ketika tesis saya hampir selesai, terjadilah peristiwa. Pembimbing saya tiba-tiba meninggal dunia, lalu istri saya jatuh sakit dan meninggal pada usia 27 tahun,' kenangnya sedih.
-
Siapa kakek yang jago bahasa? Thanh mulai belajar bahasa asing sejak kecil, dia belajar bahasa Inggris yang kemudian dilanjutkan dengan bahasa Prancis, sebelum akhirnya belajar bahasa Mandarin saat dewasa.
-
Kenapa Pak Tarno meninggalkan pendidikannya? Selain itu, pendidikannya pun terhenti karena neneknya tak mampu membayar biaya sekolah.
-
Siapa yang harus belajar? Orang bijak belajar ketika mereka bisa. Orang bodoh belajar ketika mereka terpaksa.
-
Kapan kamu lelah? Kebo apa yg bikin kita lelah?Jawaban: Kebogor jalan kaki.
Kepada Sundari, Gibran menjelaskan jika pemerintah khususnya Pemerintah Kota Solo sudah berencana akan menerapkan sistem shift untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. Bahkan di sejumlah SMP sudah dilakukan simulasi kegiatan belajar mengajar tatap muka.
"Insya Allah tahun depan nggih, Bu, semoga sudah bisa berjalan. Kondisi pandemi seperti ini memang kita harus sabar dulu, daripada berisiko," jelas putra sulung Presiden Joko Widodo itu.
Keluhan lainnya disampaikan Ponco, perwakilan warga. Antara lain permintaan perbaikan drainase karena saluran mampet sehingga rawan banjir ketika masuk musim hujan.
“Di kampung kami sering banjir sampai selutut dan baru surutnya setelah 1 jam, Mas, mohon perhatian untuk salurannya," tuturnya.
Sementara itu, Ngadini menyampaikan permintaannya agar biaya sekolah/kuliah bisa dijangkau oleh masyarakat bawah.
Mendengar keluhan itu, Gibran turut menjelaskan, jika pemerintah memiliki program KIP sekolah dan KIP kuliah yang bisa dimanfaatkan untuk meringankan biaya pendidikan.
"Monggo dicek syarat-syaratnya bisa buka website Kemendikbud, nanti cara aksesnya biar dibantu anaknya, baru tinggal diajukan," jelas Gibran.
Catatan lain bagi Gibran adalah permintaan warga mengenai belum adanya gedung pertemuan RW 07, di Banyuanyar. Sarasehan online yang berlangsung hangat itu membuat warga senang, Gibran pun panen dukungan dari warga.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Guru dan murid sekolah di Palembang harus kembali menjalani pembelajaran jarak jauh gara-gara kabut asap karhutla yang tak kunjung teratasi.
Baca SelengkapnyaMeski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaUsai memantau uji coba program makan gratis di SDN Tugu, wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, melakukan Blusukan di sejumlah wilayah Kota Solo.
Baca SelengkapnyaSejumlah sekolah di Kabupaten Demak menerapkan pembelajaran secara daring atau online.
Baca SelengkapnyaPerjuangan guru yang mengajar di sekolah terpencil ini viral di tiktok, berangkat lewati jalan berlumpur hingga muara.
Baca SelengkapnyaSetiap hari anak-anak di kampung ini harus bertaruh nyawa untuk menuju sekolah menggunakan rakit, lantaran tak ada akses jembatan.
Baca Selengkapnya