BMKG Bantah Bakal Ada Tsunami di NTT, Hanya Fenomena Gelombang Tinggi
Merdeka.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membantah kabar tsunami yang akan menerjang wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) imbas badai yang disebabkan siklon tropis Seroja. Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo menuturkan bahwa fenomena itu bukan tsunami melainkan gelombang tinggi.
"Jadi mohon diluruskan bahwasanya itu bukan tsunami. Jadi itu hanya lintasan air laut yang masuk ke darat, bukan tsunami," kata Eko kepada Liputan6.com, Rabu (7/4/2021).
Gelombang besar imbas badai itu pun hanya ditemui di lautan, bukan di darat. Hal itu bahkan menurutnya sudah biasa terjadi. Bahkan jika pun air laut itu masuk ke darat radiusnya tak sampai 100 meter dari garis pantai.
-
Dimana banjir lahar terjadi? RSAM Bukittinggi merupakan salah satu rumah sakit rujukan yang relatif dekat dari lokasi bencana di tiga daerah tersebut.
-
Dimana gelombang tinggi terjadi? Terdapat 15 titik di Selat Sunda yang perlu diwaspadai terkait potensi munculnya gelombang tinggi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca di perairan Selat Sunda sedang tidak stabil.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
"Hanya memang ketika kemarin berbarengan dengan Siklon Seroja ada air laut yang masuk ke daratan. Seperti kejadian di Manado beberapa bulan lalu ya," ujarnya.
Sampai saat ini gelombang laut di lautan sekitar NTT, kata Eko masih cukup tinggi. Berkisar antara 3,5 meter hingga 5 meter. "Di daratan sudah enggak ada, udah gak berimbas di daratan," katanya.
Untuk itu Eko meminta masyarakat NTT agar tak resah dengan adanya kabar tsunami yang bakal menerjang wilayahnya.
"Masyarakat tak perlu panik, tidak perlu percaya berita-berita itu. Tidak ada tsunami. Tapi masyarakat perlu mencermati bahwa fenomena gelombang tinggi masih terjadi," pungkasnya.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berita tsunami terjadi di Kota Batam dan Tanjungpinang pada Selasa (17/9) hanya isu dan membohongi masyarakat
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat agar tidak panik dan mempercayai kabar atau berita hoaks
Baca SelengkapnyaInformasi tentang sesar besar Sumatera yang akan menimbulkan tsunami itu beredar luas melalui video berdurasi pendek.
Baca SelengkapnyaGempa tersebut sempat menimbulkan guncangan yang dirasakan beberapa saat di daerah Teor, Wakate dan Pulau Gorom, Kabupaten Seram.
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 5,4 tersebut tidak menimbulkan potensi tsunami.
Baca SelengkapnyaAceh diguncang gempa 5,8 magnitudo pada Minggu siang.
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau warga tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 7,2 terjadi di Laut Banda, wilayah Tanimbar
Baca SelengkapnyaMakna kalimat tinggal menunggu waktu muncul lantaran Selat Sunda dan Mentawai-Siberut memang dalam kondisi geografis yang dapat memicu gempa besar.
Baca SelengkapnyaGerhana Matahari Cincin adalah fenomena langka dan sangat jarang terjadi di periode dan lokasi yang sama lebih dari 10 tahun.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Baca SelengkapnyaGempa ini tidak menimbulkan tsunami di wilayah Kupang, NTT.
Baca Selengkapnya