BMKG: Gelombang Setinggi 6 Meter Berpotensi Terjadi di Sejumlah Perairan
Merdeka.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang sangat tinggi mencapai lebih dari enam meter berpeluang terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia. Adapun rentang waktunya diperkirakan terjadi pada 12 - 13 Agustus 2021.
"Gelombang ekstrem lebih dari 6 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Bengkulu - Lampung, Samudra Hindia selatan Banten - Bali," ujar Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo dalam keterangannya yang diterima di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (12/6).
Eko mengatakan, hal tersebut karena pengaruh angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Tenggara - Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 5 - 25 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur - Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5 - 25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan utara Sabang, perairan Banten - selatan Jawa Timur, Laut Jawa, Laut Banda, dan Laut Arafuru.
-
Kenapa BMKG minta warga waspada? Akibat prediksi itu masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya.
-
Kenapa BMKG meminta nelayan waspada? BMKG lantas meminta para nelayan yang mencari ikan agar waspada karena gelombang tinggi ini berpotensi menimbulkan kecelakaan laut.
-
Mengapa BMKG memperingatkan warga di Jateng tentang El Nino? Oleh karena itu, lembaga tersebut memperingatkan warga di berbagai daerah, termasuk di Jateng agar waspada terhadap fenomena tersebut.
-
Bagaimana BMKG memetakan area gelombang tinggi? BMKG juga telah memetakan sejumlah area yang dianggap rawan gelombang tinggi di kawasan tersebut. Area yang berpotensi rawan gelombang tinggi Menurut Tatang, daerah tersebut berada di sisi barat, mulai dari Pantai Anyer, Carita, Labuan, Panimbang, Cikeusik, Sumur, dan Ujung Kulon.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Kenapa BSI mengimbau masyarakat untuk waspada? 'WASPADA HOAX!Hati-hati dengan segala bentuk informasi palsu yang beredar dari akun media sosial tidak resmi.
Kondisi tersebut juga mengakibatkan peningkatan gelombang setinggi 1,25 - 2,50 meter yang berpeluang terjadi di beberapa perairan. Seperti Selat Malaka bagian utara, perairan timur Kepulauan Mentawai, perairan Kepulauan Bintan - Lingga, Laut Natuna, Selat Karimata, perairan Bangka Belitung, Selat Gelasa, perairan selatan Kalimantan, Laut Jawa bagian barat dan tengah, perairan utara Jawa Barat - Jawa Timur, Selat Makassar bagian selatan, Laut Sulawesi, Teluk Tomini, Selat Lombok bagian utara, Laut Bali - Laut Sumbawa - Laut Flores, perairan utara Flores, Selat Ombai, perairan Kep. Selayar - Kep. Sabalana, Teluk Bone, perairan Baubau - Kep. Wakatobi, perairan Manui - Kendari, Teluk Tolo, perairan selatan Kep. Banggai - Kep. Sula, perairan P. Buru - P. Ambon - P. Seram, Laut Seram, perairan Kep. Sermata - Kep. Babar, perairan Fakfak - Kaimana, perairan Agats - Amamapere, perairan Yos Sudarso, perairan Sarmi - Jayapura, Samudra Pasifik utara Jayapura.
Kemudian gelombang yang lebih tinggi kisaran 2,50 - 4,0 meter berpeluang terjadi di perairan Indonesia lainnya adalah perairan timur P. Simeulue - Kep. Nias, Laut Jawa bagian timur, Selat Sumba dan Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu bagian utara, perairan Kupang - P. Rotte, Laut Banda, perairan Kep. Tanimbar - Kep. Kei - Kep. Aru, Laut Arafuru.
Kemudian, gelombang yang lebih tinggi kisaran 4,0 - 6,0 meter berpeluang terjadi di perairan Indonesia lainnya adalah perairan utara Sabang, perairan barat Aceh - Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu - barat Lampung, Samudra Hindia barat Aceh - Kep. Mentawai, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten - Pulau Sumba, Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan, perairan Pulau Sawu, Laut Sawu bagian selatan, Samudra Hindia selatan NTB - NTT.
"Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," kata Eko.
BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada. Utamanya bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m).
Kemudian kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), kapal feri (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m).
"Dan mohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," ujar Eko.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nelayan Muara Angke saat ini menghadapi tantangan besar dengan adanya perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaTerdapat 15 titik di Selat Sunda yang perlu diwaspadai terkait potensi munculnya gelombang tinggi.
Baca SelengkapnyaTidak menutup kemungkinan tinggi gelombang saat puncak musim angin timuran bisa mencapai kisaran 4-6 meter.
Baca SelengkapnyaHari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terutama bagi nelayan yang beraktivitas di laut pada malam hari.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca SelengkapnyaBMKG menjelaskan, penyebab gelombang tinggi di perairan Bali karena suhu muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar antara 26-31 celcius.
Baca Selengkapnyawaspada potensi terjadinya gelombang tinggi mencapai 1,25 hingga 2,5 meter
Baca SelengkapnyaAda pula peringatan mengenai hujan yang disertai dampak seperti banjir
Baca SelengkapnyaPola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Tenggara - Barat Daya.
Baca SelengkapnyaOleh sebab itu, masyarakat diminta waspada terhadap dampak cuaca saat ini.
Baca SelengkapnyaBMKG mengatakan jika di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, Banten masuk kategori daerah prakiraan hujan lebat.
Baca Selengkapnya