BMKG Jelaskan Mengapa Skala Gempa Karangasem Kecil tapi Dampaknya Parah
Merdeka.com - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,8 mengguncang Karangasem, Bali pada 16 Oktober 2021. Gempa yang mengguncang tergolong bukanlah gempa yang besar namun menimbulkan kerusakan yang cukup banyak.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan terdapat sejumlah sebab mengapa gempa di Pulau Dewata itu timbulkan kerusakan cukup parah.
"Ini karena kedalamannya sangat dangkal, kemudian bangunan yang berada di sekitar pusat gempa itu tidak standar, kemudian ditambah ada efek tanah lunak karena ada endapan lahar karena memang daerah gunung berapi," ujar Daryono dalam konferensi pers, Jumat (22/10).
-
Berapa kekuatan gempa di Bali? Gempa 4,9 Magnitudo mengguncang Bali, Sabtu (7/9).
-
Apa kerusakan akibat gempa di Bali? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat kerusakan ringan dampak gempa berkekuatan 4.9 magnitudo di Kabupaten Gianyar. Getaran gempa sempat membuat penghuni hotel berhamburan meninggalkan gedung.'Kerusakan ringan, tembok retak dan genteng jatuh,' kata Kepala BPBD Made Rentin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9).
-
Bagaimana gempa Bali terjadi? Hasil analisa BMKG menunjukkan gempa bumi yang terjadi jenis dangkal akibat aktivitas sesar aktif di darat. Jenis itu diketahui setelah memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
-
Dimana gempa Bali terjadi? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat kerusakan ringan dampak gempa berkekuatan 4.9 magnitudo di Kabupaten Gianyar.
-
Mengapa gempa Bali terasa di beberapa wilayah? Dia menyebut, meski berkekuatan kecil, getaran gempa begitu dirasakan warga di sejumlah wilayah.
-
Kapan gempa di Bali terjadi? Gempa terjadi pukul 08.51 WITA dan getarannya terasa hingga beberapa detik.
Tanah yang tersusun dari lapisan lunak menurut Daryono mengamplifikasi guncangan gempa. Kondisi seperti itu juga diperparah dengan efek topografi. Semakin tinggi bukit atau lereng, maka tanahnya akan semakin labil.
"Sehingga banyak sekali rumah-rumah yang ada di bukit itu rusak dan mengalami longsoran ya," ujar dia.
Untuk mengantisipasi timbulnya korban lebih banyak, Daryono meminta agar masyarakat tak menempati rumah yang tampak kurang stabil akibat gempa. Pasalnya dikhawatirkan bakal terjadi longsoran susulan.
"Beberapa kasus, terjadinya longsor susulan ini sangat lazim terjadi," katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali I Made Rentin menyampaikan kerugian material akibat gempa di Kabupaten Karangasem Bali yang bermagnitudo 4,8 pada Sabtu (16/10) diperkirakan sebesar Rp 991,5 juta atau mencapai hampir Rp 1 miliar.
"Tak hanya rumah warga dan sejumlah tempat suci yang mengalami kerusakan, juga berbagai fasilitas umum mengalami kerusakan," kata Rentin di Denpasar, Minggu 17 Oktober 2021.
Berdasarkan hasil pendataan hingga Minggu (17/10/2021) sore, untuk di Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Bangli yang terdampak gempa, total ada 269 unit rumah yang rusak berat, 302 unit rumah yang rusak ringan, dan 39 fasilitas umum yang rusak.
Fasilitas umum yang mengalami kerusakan itu di antaranya ada kantor desa, puskesmas, bumdes hingga fasilitas pendidikan.
Di samping itu, ada 21 unit pelinggih (bangunan suci) yang rusak berat, sejumlah pura dan candi yang juga mengalami kerusakan. Di Kabupaten Bangli bahkan ada sebanyak 5 KK atau 19 orang yang harus mengungsi akibat gempa.Gempa yang berlokasi di darat pada jarak 8 kilometer barat laut Kabupaten Karangasem itu juga menyebabkan tiga orang meninggal dunia dan 83 orang mengalami luka-luka (luka berat dan ringan).
"BPBD setempat telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan evakuasi dan pendataan. Demikian pula BPBD Kabupaten Karangasem bersama Dinas Sosial telah melakukan pendistribusian logistik dan tenda keluarga," ucap Rentin.
Reporter: Yopi Makdori/Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejauh ini dilaporkan tidak ada korban jiwa akibat gempa dangkal tersebut.
Baca SelengkapnyaGetaran gempa cukup kuat dirasakan karena terjadi di darat.
Baca SelengkapnyaGempa dirasakan di delapan kecamatan di Karangasem.
Baca SelengkapnyaGempa bumi yang terjadi jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia di bawah lempeng Eurasia.
Baca SelengkapnyaAnalisa BMKG mendapati gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal yang timbul akibat aktivitas sesar lokal wilayah setempat.
Baca SelengkapnyaDampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Gianyar
Baca SelengkapnyaGempa dengan magnitudo 4,8 mengguncang Sumedang, Jawa Barat, pada Minggu (31/12).
Baca SelengkapnyaGempa tersebut gempa dangkal dengan titik pusatnya terletak di darat pada kedalaman 10 kilometer.
Baca SelengkapnyaGempa tersebut cukup terasa karena terjadi di darat
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Baca SelengkapnyaGempa bumi tektonik dengan magnitudo 4,8 mengguncang Pantai Utara Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, hari ini (13/2) pukul 07.34 WIB.
Baca SelengkapnyaGempa dengan magnitude 6,6 menguncang Kota Kupang, Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis (2/11) pukul 5.04 Wita.
Baca Selengkapnya