Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BMKG: Kita Sedang Hadapi Fenomena Anomali Iklim Global

BMKG: Kita Sedang Hadapi Fenomena Anomali Iklim Global Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menerangkan, untuk saat ini masyarakat Indonesia tak hanya menghadapi pandemi Covid-19 tetapi juga fenomena anomali iklim global.

"Kita saat ini, tidak hanya dalam kondisi pandemi. Tetapi, kita sedang menghadapi fenomena anomali iklim global akibat terjadinya anomali suhu muka air laut di samudera pasifik tengah ekuator," kata Karnawati, saat memberi sambutan di acara Sekolah Lapang Cuaca Nelayan Provinsi Bali tahu 2020, di Kantor Balai BMKG Wilayah lll Denpasar, Bali, pada Senin (9/11).

Ia mengatakan, suhu muka air laut di samudera pasifik kini lebih tinggi atau dingin dibandingkan suhu muka air laut di wilayah kepulauan Indonesia yang semakin hangat.

Orang lain juga bertanya?

"Karena, matahari semakin mendekat berada di sekitar ekuator. Jadi kita semakin hangat tetapi di sana justru semakin dingin," imbuhnya.

Maka, dengan adanya fenomena itu kendati jarak samudera pasifik ribuan kilometer dari Indonesia dan Bali, tentu ada dampaknya akibat perbedaan suhu yang signifikan. Karena, suhu di sana mencapai lebih satu derajat celcius dan mines-nya dari suhu normalnya.

"Maka dari perbedaan itu, terjadilah aliran masa udara basah dari samudera pasifik menuju ke kepulauan-kepulauan di Indonesia. Padahal, di kepulauan Indonesia ini saat ini sudah sangat menghangat artinya penguatan semakin intensif karena kita memasuki musim kemarau," ujarnya.

"Pembentukan, awan-awan hujan tanpa laminal itu sudah intensif. Sehingga mulai September sampai nanti diprediksi Maret, April, itu akan ada tambahan pasokan uap air. Sehingga, BKMG memprediksi dampaknya di wilayah Indonesia adalah peningkatan curah hujan, terutama akumulasi curah hujan bulanan dan musiman," jelasnya.

Ia juga menyebutkan, seberapa besar meningkatkannya curah hujan. Hal itu, bervariasi dan tergantung waktu serta tempatnya. Namun, untuk intensitas curah hujan peningkatannya bisa mencapai 20 sampai 40 persen.

"Tergantung wilayahnya dimana. Hal itulah yang perlu diwaspadai dengan meningkatnya curah hujan ini. Selain, berpotensi terjadi hujan lebat disertai angin kencang, dan kilat petir," terangnya.

"Jadi mohon maaf, sudah dalam masa pandemi kita masih menghadapi fenomena alam ini. Sehingga, para nelayan ini perlu kita jaga, perlu kita lindungi agar para nelayan ini tetap bisa menangkap ikan bukan mencari ikan. Tetapi menangkap ikan namun tetap selamat," sambungnya.

Ia juga, menyampaikan bahwa di Bulan November 2020 ini, pihaknya sudah memprediksi curah hujan terutama di wilayah tengah dan selatan Indonesia. Kemudian, samudra Indonesia ini akan mengalami peningkatan curah hujan sampai sekitar 50 persen hingga November dan mungkin sampai Desember.

"Sehingga, di bulan-bulan ini mohon para nelayan rajin-rajinlah memonitor perkembangan cuaca. Sejak September itu BMKG sudah mendeteksi terjadinya anomali suhu muka air laut di wilayah samudera pasifik di wilayah tengah ekuator dan disana lebih dingin daripada wilayah kepulauan Indonesia," ujarnya.

"Sehingga curah hujan diprediksi dan nyatanya sudah terbukti meningkatkan antar 20 sampai 40 persen. Artinya, hujannya semakin lebat disertai dengan angin kencang, kilat dan petir. Untuk wilayah Bali peningkatannya sampai 50 persen tapi puncaknya di November ini terutama wilayah Bali tengah dan selatan," ungkapnya.

Ia juga mengatakan, dengan adanya anomali tersebut dampaknya juga ke Samudera Hindia yang nantinya terjadi gelombang tinggi dan harus diwaspadai.

"Soalnya, kalau di Bali malah November (puncaknya). Kalau wilayah lain ada yang Desember dan bulan-bulan ini harus diwaspadai baik oleh nelayan maupun seluruh anggota masyarakat adanya peningkatan curah hujan tersebut yang dapat berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologis, terutama longsor, banjir dan banjir bandang," ujar Karnawati.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bukan Heatwave, BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Indonesia Tembus 37 Derajat Celsius
Bukan Heatwave, BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Indonesia Tembus 37 Derajat Celsius

Suhu udara maksimum tertinggi di Indonesia selama sepekan terakhir tercatat terjadi di Palu 37,8°C pada 23 April lalu.

Baca Selengkapnya
Indonesia Berpotensi Diterjang Panas Ekstrem? Ini Penjelasan dan Imbauan BMKG
Indonesia Berpotensi Diterjang Panas Ekstrem? Ini Penjelasan dan Imbauan BMKG

Beberapa negara di Asia seperti Thailand dan Filipina mengalami suhu panas ekstrem

Baca Selengkapnya
3 Penyebab Suhu Udara Akhir-Akhir Ini Terasa Sangat Panas Padahal Sudah Masuk Musim Hujan
3 Penyebab Suhu Udara Akhir-Akhir Ini Terasa Sangat Panas Padahal Sudah Masuk Musim Hujan

Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani mengungkapkan tiga penyebab suhu udara terasa panas belakangan ini.

Baca Selengkapnya
Penjelasan BRIN soal Penyebab Suhu Menyengat di Sejumlah Daerah
Penjelasan BRIN soal Penyebab Suhu Menyengat di Sejumlah Daerah

Berdasarkan hasil pemantauan BMKG di sejumlah daerah di Indonesia, suhu maksimum harian berkisar 35 sampai 36,7 derajat Celsius dari 2 sampai 3 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya
Kapan Suhu Panas di Indonesia Berakhir? Begini Penjelasan BMKG
Kapan Suhu Panas di Indonesia Berakhir? Begini Penjelasan BMKG

Suhu maksimum tercatat terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 37,1 Derajat Celcius.

Baca Selengkapnya
Sudah Masuk Musim Hujan tapi Masih Panas Terik? Ini Penjelasan BMKG
Sudah Masuk Musim Hujan tapi Masih Panas Terik? Ini Penjelasan BMKG

Berikut adalah penjelasan lengkap BMKG tentang cuaca hujan belum mereta di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Fenomena Aphelion Menyebabkan Suhu Lebih Dingin? Simak Penjelasan BMKG
Fenomena Aphelion Menyebabkan Suhu Lebih Dingin? Simak Penjelasan BMKG

Benarkah fenomena Aphelion menyebabkan suhu bumi lebih dingin? Simak penelusurannya

Baca Selengkapnya
Suhu di Bali Terasa Lebih Dingin, Begini Penjelasan BMKG
Suhu di Bali Terasa Lebih Dingin, Begini Penjelasan BMKG

Penjelasan BMKG soal fenomena suhu di Bali lebih dingin

Baca Selengkapnya
INFOGRAFIS: Penyebab Cuaca Panas Terik di Indonesia Mei 2024
INFOGRAFIS: Penyebab Cuaca Panas Terik di Indonesia Mei 2024

Cuaca di Indonesia panas terik hingga mencapai lebih dari 37 derajat celcius

Baca Selengkapnya
Analisis BRIN soal Penyebab Muncul Banyak Siklon Tropis
Analisis BRIN soal Penyebab Muncul Banyak Siklon Tropis

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Eddy Hermawan mengatakan, saat ini tiga siklon tropis telah menyebabkan bencana hidrometeorologi.

Baca Selengkapnya
Cuaca Panas Bikin Suhu Udara Terasa Makin Gerah Akhir-Akhir Ini, BMKG Ungkap Penyebab Utamanya
Cuaca Panas Bikin Suhu Udara Terasa Makin Gerah Akhir-Akhir Ini, BMKG Ungkap Penyebab Utamanya

Cuaca Panas Bikin Suhu Udara Terasa Makin Gerah, BMKG Ungkap Penyebab Utamanya

Baca Selengkapnya
Fenomena Bediding Bikin Bali Lebih Dingin dari Biasanya Saat Kemarau, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Fenomena Bediding Bikin Bali Lebih Dingin dari Biasanya Saat Kemarau, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Fenomena bediding membuat suhu udara di Bali akan turun dari suhu maksimumnya dan secara umum hingga 28-30 derajat celsius.

Baca Selengkapnya