BMKG Minta Semua Pihak Waspada Dampak La Nina
Merdeka.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengungkapkan nilai anomali iklim global di Samudera Pasifik telah melewati ambang batas La Nina yakni mencapai -0.61°C. Ambang batas kategori La Nina hanya -0.5°C.
"Saya ulangi sebesar -0.61°C pada dasarian ke satu bulan Oktober 2021, artinya pada 10 hari pertama di bulan Oktober 2021," ungkapnya dalam konferensi pers, Senin (18/10).
Dwikorita memprediksi La Nina kali ini terjadi hingga Februari 2022. La Nina diperkirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga sedang seperti tahun 2020.
-
Apa yang diprediksi BMKG tentang musim kemarau tahun ini? Musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. BMKG memprediksi musim kemarau 2023 ini akan dibarengi dengan fenomena El Nino.
-
Bagaimana cuaca ekstrem diprediksi? Diperpanjangnya penutupan berdasarkan informasi prospek prakiraan hujan selama satu bulan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
-
Apa itu El Nino? El Nino adalah fenomena global yang terjadi hampir di seluruh negara yang terletak pada garis ekuator, salah satunya Indonesia.
-
Kapan cuaca ekstrem berpotensi melanda Jakarta? BPBD DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Kenapa El Nino membuat musim kemarau panjang? Namun, El Nino yang sekarang terjadi justru kebalikan dari La Nina yang membuat musim hujan pada Desember, Januari, dan Februari cenderung lebih kering.
-
Apa prediksi cuaca di Indonesia besok? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca besok, 17 Agustus 2023, di wilayah Indonesia mayoritas cerah berawan.
"Namun, tentunya berbagai perkembangan terus kami monitor dan akan segera kami informasikan," sambungnya.
Dia meminta semua pihak segera mempersiapkan berbagai hal untuk menghadapi datangnya La Nina. Belajar dari kejadian La Nina tahun 2020, curah hujan mengalami peningkatan pada bulan November, Desember, dan Januari.
Terutama di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, NTT, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan. Peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20 hingga 70 persen di atas normal.
"La Nina tahun ini diprediksi memiliki dampak yang relatif sama dengan tahun lalu yang diikuti dengan berbagai bencana hidrometeorologi secara sporadis di berbagai wilayah terdampak," jelasnya.
Dwikorita mengingatkan langkah kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap La Nina perlu dipersiapkan sejak dini. Hal ini untuk mengantisipasi banyaknya korban dampak bencana hidrometeorologi akibat La Nina.
"Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut, sekali lagi maka kami meminta untuk seluruh pihak perlu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjut dari curah hujan tinggi yang dapat memicu bencana hidrometeorologi," pesannya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia mulai memasuki fenomena La Nina pada September 2024.
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan disertai petir akan terjadi selama sepekan ke depan di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi ancaman El Nino akan mengalami puncak pada Agustus-September.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menghimbau masyarakat agar mengantisipasi ancaman El Nino
Baca SelengkapnyaHujan Turun padahal Masih Musim Kemarau, BRIN ungkap penyebabnya
Baca SelengkapnyaWarga pun diimbau untuk berhati-hati saat melakukan aktivitas di luar ruangan.
Baca SelengkapnyaSaat ini hujan masuk secara gradual ke wilayah Indonesia yang terjadi karena La Nina sudah mulai aktif kembali alam kategori lemah.
Baca Selengkapnya"Jadi kita insya allah mulai turun hujan di bulan November," jelas Dwikorita
Baca SelengkapnyaFenomena La Nina yang memicu peningkatan curah hujan ini memiliki dampak yang perlu diwaspadai, terutama pada sektor pertanian.
Baca Selengkapnya"Waspada cuaca ekstrem pada 29 Januari - 1 Februari 2024," imbau BPBD DKI.
Baca SelengkapnyaMusim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Baca Selengkapnya