BMKG Prediksi Gelombang Laut Selatan Jabar-DIY Berpotensi Capai 6 Meter
Merdeka.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan terjadi gelombang laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIY setinggi 6 meter atau lebih.
"Peningkatan tinggi gelombang ini dipengaruhi oleh pola angin di wilayah Indonesia yang umumnya bergerak dari tenggara-barat daya dengan kecepatan 5-25 knot," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jateng, Jumat (30/10) seperti dikutip Antara.
Menurut dia, kondisi tersebut diprakirakan masih akan berlangsung dalam dua hari ke depan, sehingga pihaknya mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di laut selatan Jabar-DIY yang berlaku hingga tanggal 31 Oktober dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut.
-
Dimana gelombang tinggi terjadi? Terdapat 15 titik di Selat Sunda yang perlu diwaspadai terkait potensi munculnya gelombang tinggi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca di perairan Selat Sunda sedang tidak stabil.
-
Bagaimana BMKG memprediksi banjir di Bali? 'Peringatan dini cuaca wilayah Bali yang dibagikan oleh Kantor BBMKG Wilayah III pada Kamis (4/3) pada pukul 05.00 WITA dan 08.00 WITA menginformasikan wilayah Badung dan Denpasar berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hinga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang,' ujarnya.
-
Bagaimana BMKG memetakan area gelombang tinggi? BMKG juga telah memetakan sejumlah area yang dianggap rawan gelombang tinggi di kawasan tersebut. Area yang berpotensi rawan gelombang tinggi Menurut Tatang, daerah tersebut berada di sisi barat, mulai dari Pantai Anyer, Carita, Labuan, Panimbang, Cikeusik, Sumur, dan Ujung Kulon.
-
Kapan cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Bagaimana BMKG menjelaskan cuaca panas di Jawa-Nusa Tenggara? Mengutip dari Instagram InfoBMKG, menjelaskan beberapa hal mengapa kondisi cuaca yang panas kembali terjadi. Padahal semestinya musim hujan.
-
Apa dampak cuaca ekstrem di Jateng? Dampak Cuaca Ekstrem Terjang Jateng, Sebabkan Longsor hingga Angin Kencang di Beberapa Tempat Cuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Ia mengatakan dalam peringatan dini gelombang tinggi itu disebutkan tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jabar-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY berpotensi mencapai 4-6 meter atau masuk kategori sangat tinggi.
"Oleh karena itu, bagi wisatawan yang mengunjungi pantai selatan Jabar hingga DIY, kami imbau untuk tidak mandi atau bermain air, terutama di pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas karena gelombang 4-6 meter dapat terjadi sewaktu-waktu dan sangat berbahaya," katanya.
Lebih lanjut, Teguh mengatakan berdasarkan analisis risiko dan keselamatan, tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter dan kecepatan angin di atas 15 knot berbahaya bagi perahu nelayan.
Selain itu, tinggi gelombang lebih dari 1,5 meter dan kecepatan angin di atas 16 knot berbahaya bagi tongkang serta tinggi gelombang lebih dari 2,5 meter dan kecepatan angin di atas 21 knot berbahaya bagi kapal feri.
Sebelumnya, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo mengatakan nelayan harus bisa mengantisipasi kemungkinan terjadinya gelombang tinggi, terutama di laut selatan-barat Sumatra hingga selatan Nusa Tenggara.
"Wilayah selatan Jawa, selatan Sumatra, barat Sumatra, hingga selatan Bali dan Nusa Tenggara gelombangnya relatif tinggi Nelayan hampir sulit menemukan gelombang di bawah dua meter, sulit sekali, yang sering adalah 2-4 meter, 3-5 meter, bahkan hari ini, besok, dan lusa enam meter," katanya.
Bahkan, jika gelombang tinggi itu dibarengi dengan kejadian-kejadian penting, seperti tekanan rendah di suatu daerah, akan semakin mengganggu cuaca di selatan Jawa. "Ini yang harus diantisipasi oleh nelayan. Nelayan tidak boleh berpikir sendiri, tidak boleh berunding sendiri dengan keluarga, tapi manfaatkan informasi dari BMKG," katanya.
Terkait dengan fenomena La Nina moderat yang sedang berlangsung saat ini, Eko mengatakan La Nina merupakan fenomena global tentang iklim, sehingga memicu peningkatan curah hujan di beberapa wilayah.
"Kalau kita dengar sampai saat ini, informasi yang kita terima (La Nina) bisa meningkatkan curah hujan hingga 20-40 persen dari normalnya, tetapi tidak sama di setiap daerah. Itu juga nantinya pasti terkait dengan bagaimana kecepatan angin di laut," katanya.
Menurut dia, angin adalah pembangkit utama dari gelombang laut sehingga ketika anginnya kencang, secara otomatis gelombangnya makin tinggi.
Kendati demikian, dia mengimbau masyarakat untuk tidak cemas atau panik akan dampak La Nina terhadap gelombang laut, melainkan perlu beradaptasi terhadap lingkungannya.
Setelah kejadian atau fenomena tersebut berakhir, kata dia, masyarakat juga perlu melakukan mitigasi supaya ketika terjadi lagi tidak sampai menimbulkan kerugian besar.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak menutup kemungkinan tinggi gelombang saat puncak musim angin timuran bisa mencapai kisaran 4-6 meter.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca SelengkapnyaTerdapat 15 titik di Selat Sunda yang perlu diwaspadai terkait potensi munculnya gelombang tinggi.
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terutama bagi nelayan yang beraktivitas di laut pada malam hari.
Baca Selengkapnyawaspada potensi terjadinya gelombang tinggi mencapai 1,25 hingga 2,5 meter
Baca SelengkapnyaPotensi terjadinya cuaca ekstrem akibat adanya intervensi tiga bibit siklon tropis secara sekaligus.
Baca Selengkapnya14 daerah tersebut berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai dengan petir serta angin kencang.
Baca SelengkapnyaPrediksi hujan tersebut akan terjadi diberbagai daerah diantaranya Sumatera Barat, Bengkulu hingga Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaOleh sebab itu, masyarakat diminta waspada terhadap dampak cuaca saat ini.
Baca SelengkapnyaBMKG menjelaskan, penyebab gelombang tinggi di perairan Bali karena suhu muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar antara 26-31 celcius.
Baca SelengkapnyaHari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca SelengkapnyaBMKG menetapkan 12 daerah berstatus siaga hingga waspada cuaca ekstrem
Baca Selengkapnya