BMKG prediksi musim kemarau di DIY berlangsung hingga September
Merdeka.com - Musim kemarau di wilayah DIY diperkirakan akan berlangsung hingga bulan September 2018. Musim kemarau ini juga diprediksi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berpotensi menyebabkan kekeringan ekstrem di sejumlah titik.
Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Djoko Budiyono mengatakan puncak musim kemarau di DIY akan terjadi pada bulan Agustus-September. Puncak musim kemarau, kata Djoko, ini akan berbeda-beda di tiap daerah tergantung wilayah daerahnya.
"Puncak musim kemarau di wilayah DIY diperkirakan bulan Agustus-September dasarian II. Tapi masing-masing daerah berbeda, tergantung wilayahnya ada yang puncaknya Agustus dasarian II (11-20 Agustus), hingga September dasarian II terutama di sebagian Kabupaten Gunungkidul," ujar Djoko, Senin (16/7).
-
Mengapa cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Jakarta? Cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh adanya aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) atau fenomena perambatan awan yang memasuki wilayah Indonesia.
-
Apa saja potensi dampak cuaca ekstrem di Jakarta? Masyarakat pun dihimbau untuk mewaspadai dampak dari cuaca ekstrem tersebut, di antaranya banjir dan angin kencang.
-
Dimana saja kekeringan terjadi di Jateng? Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, mengatakan bahwa saat ini ada 30 kabupaten atau kota di Jateng yang telah menetapkan status siaga bencana. Pernyataan Suharyanto itu ia sampaikan pada Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Kekeringan Jawa Tengah yang digelar di Gedung Gradika Bhakti Praja Semarang.
-
Di mana kekeringan terjadi di Jawa Tengah? Memasuki akhir bulan September, sejumlah daerah di Jateng mulai diguyur hujan. Walau begitu curahnya masih kecil dan belum bisa untuk mencukupi kebutuhan air warga yang daerahnya telah dilanda kekeringan sejak lama.
-
Apa dampak kekeringan di Jateng? Warga Terdampak Kekeringan di Jateng Capai 9.153 Jiwa, Ini Penjelasan BPBD
-
Apa yang diprediksi BMKG tentang musim kemarau tahun ini? Musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. BMKG memprediksi musim kemarau 2023 ini akan dibarengi dengan fenomena El Nino.
Djoko menerangkan dari hasil pantauan BMKG diketahui ada beberapa titik yang mempunyai potensi mengalami kekeringan ekstrem. Bahkan, diprediksi akan terjadi juga hidrometeorologis di beberapa titik.
"Di titik-titik tersebut sudah lebih dari 30 hari tidak turun hujan sama sekali atau berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya dalam jangka waktu yang panjang," tutur Djoko.
Djoko menjabarkan dari data yang dimiliki oleh BMKG diketahui ada sejumlah daerah yang tidak turun hujan berturut-turut lebih dari 60 hari yaitu Kabupaten Bantul (Kecamatan Bantul, Dlingo, Imogiri, Jetis, Pajangan, Pandak, Srandakan), Gunungkidul (Girisubo, Tanjungsari, Tepus), dan Kulon Progo (Galur, Lendah, Pengasih).
Djoko menambahkan untuk daerah tidak hujan sudah 30-60 hari ada dibeberapa titik yaitu di Bantul (Bambanglipuro, Imogiri, Kretek, Piyungan, Pundong, Sedayu, Sewon), Gunungkidul (Gedangsari, Karangmojo, Paliyan, Panggang, Playen, Ponjong, Purwosari), Kulon Progo (Kalibawang, Nanggulan, Samigaluh), Sleman (Berbah, Kebonagung).
"Ada yang sudah lebih dari dua bulan tidak ada hujan sama sekali. Ini yang berpotensi dapat terjadi kekeringan ekstrem. Jadi untuk daerahnya tidak semua sama kondisinya," tutup Djoko.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi kekeringan saat musim kemarau tahun 2024 diprediksi sampai September
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi musim kemarau mulai memasuki Indonesia pada Mei hingga Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaSelain hujan lebat, BMKG juga memprakirakan hujan yang disertai kilat dan petir
Baca SelengkapnyaPuncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaPrediksi hujan tersebut akan terjadi diberbagai daerah diantaranya Sumatera Barat, Bengkulu hingga Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaWarga nekat menggunakan air kotor karena tak punya pilihan lain.
Baca SelengkapnyaMusim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan melakukan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi.
Baca SelengkapnyaPemerintah daerah dan kementerian serta lembaga terkait diminta mengantisipasi serta mengedukasi masyarakat.
Baca SelengkapnyaBMKG keluarkan peringatan dini hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sejumlah wilayah di Indonesia
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menghimbau masyarakat agar mengantisipasi ancaman El Nino
Baca Selengkapnya