BMKG Prediksi Puncak Musim Kemarau Bulan September
Merdeka.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sejumlah daerah di Indonesia masih akan mengalami kekeringan hingga November mendatang.
Kepala Subbidang Analisa dan Informasi Iklim BMKG Adi Ripaldi mengatakan, kondisi kemarau dimonitoring dari 6 ribu pos hujan. Pos tersebut tersebar kecamatan di seluruh Indonesia.
"Agustus dan September kami prediksikan merupakan puncak dari periode musim kemarau. 97 persen wilayah memasuki musim kemarau," katanya di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jumat (30/8).
-
Dimana saja kekeringan terjadi di Jateng? Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, mengatakan bahwa saat ini ada 30 kabupaten atau kota di Jateng yang telah menetapkan status siaga bencana. Pernyataan Suharyanto itu ia sampaikan pada Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Kekeringan Jawa Tengah yang digelar di Gedung Gradika Bhakti Praja Semarang.
-
Apa dampak kekeringan di Jateng? Warga Terdampak Kekeringan di Jateng Capai 9.153 Jiwa, Ini Penjelasan BPBD
-
Di mana kekeringan terjadi di Jawa Tengah? Memasuki akhir bulan September, sejumlah daerah di Jateng mulai diguyur hujan. Walau begitu curahnya masih kecil dan belum bisa untuk mencukupi kebutuhan air warga yang daerahnya telah dilanda kekeringan sejak lama.
-
Apa dampak dari kekeringan di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali. Dalam dua bulan terakhir, mereka kesulitan air bersih.
-
Di mana saja wilayah yang terdampak kekeringan? Wilayah yang terkena dampak paling parah mencakup hampir seluruh Eropa, Amerika Serikat bagian barat, Brasil, Asia Timur, dan Afrika Tengah.
-
Kenapa kekeringan terjadi di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali.
Dia menjelaskan, wilayah yang akan mengalami kekeringan paling ekstrem yakni Jateng, Jabar, DIY, NTT dan NTB. Diketahui sudah lebih dari 100 hari tidak pernah hujan.
"Contohnya ada di satu kecamatan wilayah NTT selama 157 hari tidak ada hujan. Bayangkan 4 sampai 5 bulan tidak ada hujan," jelasnya.
Adi menerangkan, kondisi semacam ini setidaknya masih terus berlangsung hingga Oktober 2019. Itu pun baru untuk wilayah di Jawa Barat. Sementara daerah lainnya seperti NTT, NTB Lampung, Jawa, Bali, Sulsel, Sulteng sampai dengan Merauke diestimasikan kemarau akan berakhir pada November mendatang.
"Desember dan januari musim hujan hadir," jelasnya.
Dia mengungkapkan, kemarau panjang tentunya berdampak pada jumlah titik panas atau hotspot. Salah satu yang mengalami peningkatan titik panas adalah Riau.
Titik panas di Riau pada tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 silam. Begitu pun Jambi. Padahal kemarau masih akan dihadapi sekitar 1 sampai 2 bulan ke depan.
"Artinya perlu kewaspadaan lebih wilayah yang hotspot di kota melampaui tahun kemarin," tutup Adi.
Reporter: Ady AnugrahadiSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi kekeringan saat musim kemarau tahun 2024 diprediksi sampai September
Baca SelengkapnyaWarga nekat menggunakan air kotor karena tak punya pilihan lain.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah di Jawa Tengah (Jateng) dilanda kekeringan. Kondisi terparah terjadi di Kabupaten Grobogan dengan 99 desa yang kini kekurangan air.
Baca Selengkapnya38 daerah di tujuh provinsi mengalami kekeringan dengan tidak ada hujan selama lebih dari dua bulan
Baca SelengkapnyaSalah satu wilayah yang berpotensi terjadi kekeringan meteorologis adalah Kabupaten Cilacap.
Baca SelengkapnyaMusim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPemerintah daerah bekerja sama dengan BPBD sedang menyiapkan beberapa solusi, termasuk distribusi air bersih
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan melakukan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi.
Baca SelengkapnyaPada periode puncak musim hujan November – Desember 2024 diprakirakan terjadi yang antaranya di Sumatera, Pulau Jawa pesisir selatan, dan Kalimantan.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi awal musim hujan di Indonesia terjadi pada November 2023.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi wilayah Sumsel tak akan diguyur hujan hingga 67 hari yang berpotensi memicu bencana kekeringan dan karhutla.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki fenomena La Nina pada September 2024.
Baca Selengkapnya