BMKG Sebut Gempa di Luar Zona Subduksi Berpotensi Memicu Tsunami
Merdeka.com - Koordinator Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan, gempa di luar zona subduksi (zona outer rise) juga dapat memicu terjadinya tsunami.
"Sumber gempa outer rise memang kalah populer jika dibandingkan dengan zona sumber gempa megathrust. Meskipun kurang populer, sumber gempa ini tidak kalah berbahaya karena dapat memicu terjadinya tsunami, karena sumber gempa ini berada di dasar laut, sehingga patut diwaspadai," katanya di Jakarta, Sabtu (15/5).
Sebelumnya terjadi Gempa Nias dengan magnitudo 6,7 pada Jumat (14/5) yang berpusat pada sumber gempa di luar zona subduksi atau yang populer di kalangan para ahli disebut sebagai zona outer rise.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
-
Dimana gempa bumi terjadi? Gempa tersebut persisnya berada di wilayah lautan Samudera Hindia, dengan kedalaman 10 kilometer, titik koordinat 105,9 BT dan 7,61 LS, berjarak sekitar 85,7 km barat daya Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
-
Kapan gempa terjadi? Gempa di Batang pada Minggu (7/7) kemarin menyisakan luka yang mendalam bagi para korban yang terkena dampaknya.
-
Dimana pusat gempa di Bali? Mengutip informsi BMKG, pusat gempa berada di 8.52 LS,115.35 BT atau 2 km timur laut Gianyar, Bali dengan kedalaman 10 km.
-
Kapan gempa bumi terjadi? Pada Minggu (25/2) terjadi gempa bumi berkekuatan 5,7 magnitudo yang terasa hingga Jakarta.
Gempa dahsyat yang memicu tsunami umumnya disebabkan oleh adanya deformasi batuan pada sistem subduksi dangkal, tepatnya di bidang kontak antar lempeng (zona megathrust).
Di zona ini energi elastik dapat terakumulasi maksimum akibat adanya pertemuan atau tumbukan antar lempeng yang kemudian dilepaskan secara tiba-tiba saat terjadi gempa.
Gaya tektonik yang bekerja pada sumber gempa di luar zona subduksi ini bukan kompresional atau menekan, tapi gaya ektensional atau tarikan, karena outer rise merupakan zona bending (regangan) pada slab lempeng yang membengkok sebelum kemudian menujam ke bawah lempeng lain.
Gempa-gempa di zona outer rise ini memiliki mekanisme sumber sesar turun (normal fault) yang menguatkan dan menjadi bukti bahwa gempa yang terjadi memang bersumber di zona deformasi akibat adanya gaya tarikan atau regangan yang selama ini terakumulasi maksimum.
Di Indonesia, sumber gempa outer rise yang aktif banyak terdapat di luar sistem subduksi Sunda yang tersebar di Samudra Hindia barat Sumatera, Selatan Jawa, hingga selatan Bali hingga NTB.
Sejumlah gempa signifikan yang bersumber dari sumber gempa di luar zona subduksi yaitu, Gempa selatan Jawa berkekuatan M 7,5 yang memicu tsunami di selatan Jawa pada 11 September 1921. Gempa selatan Sumbawa berkekuatan M8,3 yang memicu tsunami destruktif di selatan Sumbawa pada 19 Agustus 1977.
Seperti dilansir dari Antara, Gempa selatan Bali berkekuatan M6,0 pada 9 Juni 2016 yang mengguncang Pulau Bali.Gempa selatan Jawa Barat M5,1 pada 15 Juli 2016 yang mengguncang pesisir selatan Jawa Barat.Gempa Bengkulu dan Lampung berkekuatan M 5,4 yang mengguncang pesisir Bengkulu hingga lampung pada 23 Juli 2016.
Kemudian Gempa selatan Bali berkekuatan M5,3 yang mengguncang Bali Selatan pada 17 Maret 2017. Gempa selatan Bali berkekuatan M5,1 yang mengguncang Bali Selatan pada 9 Juni 2019. Gempa selatan Bali berkekuatan M6,5 pada 19 Maret 2020 yang dirasakan hampir di seluruh Bali dan Lombok dengan skala intensitas mencapai IV MMI.
Serta Gempa Nias berkekuatan M6,7 pada 14 Mei 2021 yang dirasakan di Pulau Nias, Sumatera Utara, Aceh dan Sumatra Barat. Gempa Nias kemarin adalah gempa ke-3 dari gempa signifikan yang terjadi sebelumnya, yaitu pada 19 April 2021 berkekuatan M6,0 dan pada 14 April 2021 berkekuatan M5,6.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BMKG belum melaporkan secara rinci terkait pemicu dan dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat
Baca SelengkapnyaKetahui zona wilayah megathrust di Indonesia yang berpotensi terjadinya gempa bumi serta Tsunami berskala besar.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang apa itu gempa megathrust, penyebab, dan dampaknya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaBadan Geologi Kementerian ESDM memaparkan analisis tentang gempa bumi magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaHasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,9.
Baca Selengkapnyakoordinat titik gempa terletak di 9,91° LS ; 122,12° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 128 Km arah Tenggara Ende
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 5,8 mengguncang Bengkulu tadi malam sekitar pukul 22.32 WIB. Pagi ini gempa dengan skala lebih dari magnitudo 5 kembali terjadi di wilayah itu.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mewaspadai risiko gempa megathrust yang terjadi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaGempa pertama di Tuban terjadi pukul 11.22 WIB, berkekuatan 6 magnitudo dengan kedalaman 10 kilometer mengguncang Laut Jawa.
Baca SelengkapnyaGempa juga dirasakan beberapa saat oleh warga di daerah Dawelor Dawera, Pulau-Pulau Babar, Amahai, dan Saumlaki
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 6,4 terjadi pada Selasa (24/9) pukul 02.51 WIB.
Baca SelengkapnyaGempa Magnitudo 7.0 Guncang Kepulauan Sangihe, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Baca Selengkapnya