BMKG Sebut Terjadi 5 Kali Gempa Susulan di Banten
Merdeka.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadi gempa susulan sebanyak lima kali di Banten. Kekuatan gempa susulan tertinggi yakni bermagnitudo 5,7.
"Hingga pukul 17.00 WIB menunjukkan adanya lima kali gempa susulan dengan magnitudo sebesar 5,7 dan terkecil 3,5," jelas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno dalam konferensi pers, Jumat (14/1).
Bambang memastikan, BMKG terus memonitor gempa susulan yang terjadi di Banten. Dia juga menyampaikan telah menerima laporan kerusakan sejumlah bangunan akibat gempa.
-
Bagaimana kerusakan bangunan akibat gempa Bandung? Bangunan rumah yang hancur rata-rata sudah terbuat dari tembok batu bata. Kondisi hancurnya juga beragam, ada yang rusak ringan hingga cukup berat.Salah satu yang mengalami kerusakan parah adalah bangunan SDN Cirawa, di Kertasari, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Bandung.Mengutip Jabar Quick Response, dampak dari gempa ini membuat atap dari beberapa ruang kelas roboh.
-
Apa saja dampak gempa Bandung? Akibat kejadian ini, sejumlah bangunan rumah dan sekolah di wilayah Pangalengan hingga Kabupaten Garut rusak parah bahkan hancur. Berikut potret dampaknya.
-
Kerusakan apa yang terjadi akibat gempa Bantul? Bupati Halim menambahkan dampak dari gempa tersebut sebagian besar mengakibatkan kerusakan rumah ringan, rata-rata pada bagian atap. Sementara itu bangunan utama tetap utuh.
-
Apa dampak Gempa Bantul? Gempa M 6,4 Bantul berdampak pada sejumlah kerusakan.
-
Kenapa gempa Batang terjadi? Bisa jadi gempa yang terjadi di Batang berkaitan erat dengan keberadaan Patahan Weleri.
-
Dimana gempa Bandung terjadi? Gempa bumi berkekuatan 4,9 magnitudo melanda wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan sekitarnya pada Rabu (18/09).
Seperti di Kecamatan Munjul dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang. Kerusakan yang terjadi pada dua kecamatan tersebut ialah plafon rumah ambruk dan dinding rumah roboh.
"Namun, kalau melihat dari struktur bangunan, konstruksi bangunanya memang tidak tahan gempa," ucapnya.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melaporkan update kekuatan gempa yang mengguncang wilayah Selatan Banten. Menurutnya, berdasarkan data sebetulnya kekuatan gempa bermagnitudo 6,6, bukan 6,7.
"Menunjukkan parameter yang terupdate kekuatan 6,6. Jadi yang pertama terbaca 6,7, kemudian dengan lebih banyak data masuk terupdate 6,6," katanya dalam konferensi pers, Jumat (14/1).
Dwikorita menjelaskan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,21° LS ; 105,05° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 km arah Barat Daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada kedalaman 40 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Samudra Indo-Australia menunjang ke bawah lempeng Benua Eurasia atau tepatnya ke bawah Pulau Jawa yang menerus hingga ke Nusa Tenggara," terangnya.
Dia menuturkan, berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) atau akibat patahan naik. Guncangan gempa bumi ini dirasakan di Kabupaten Pandeglang khususnya Cikeusik dan Panimbang, dengan intensitas guncangan VI skala MMI.
Artinya, getaran dirasakan oleh semua penduduk dan mengakibatkan kerusakan ringan. Guncangan juga dirasakan di Labuan dan Sumur, dengan intensitas guncangan IV MMI. Intensitas ini menunjukkan, guncangan dirasakan banyak orang dan terdengar jendela, pintu berdering, dinding berbunyi.
Selain itu, guncangan dirasakan juga di Tangerang Selatan, Lembang, Kota bogor, Pelabuhan Ratu, Kalianda, Bandar Lampung, dengan intensitas guncangan III sampai IV MMI. Artinya, getaran dirasakan oleh banyak orang.
"Juga dirasakan di Anyer III MMI intensitas guncangannya, yang artinya dirasakan dalam rumah terasa getaran seakan-akan truk berlalu," jelasnya.
Getaran akibat gempa dirasakan juga di Jakarta, Kota Tangerang, Ciracas, Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Bogor, Kotabumi, dengan intensitas guncangan II hingga III MMI. Gempa terasa seakan-akan truk berlalu.
Berdasarkan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Dia mengimbau masyarakat di lokasi terdampak gempa agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diminta menghindari bangunan retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gempa susulan terjadi pascagempa yang mengguncang sejumlah kawasan di Jawa Timur, Jumat (22/3).
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat sebanyak 26 kali gempa susulan pasca-gempa bermagnitudo 5,0 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Baca SelengkapnyaBMKG masih belum bisa memastikan aktivitas sesar yang menyebabkan gempa di Sumedang.
Baca SelengkapnyaMeski data sementara tidak ada kerusakan rumah atau fasilitas umum akibat gempa Bandung, namun pihak BPBD meminta peran aktif warga untuk melapor jika terdampak
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 6.0 yang berpusat di Tuban, Jawa Timur, Jumat (22/3) siang diikuti sekurangnya 16 kali gempa susulan.
Baca SelengkapnyaGempa yang mengguncang Kabupaten Bandung berlokasi di titik koordinat 7.19 LS - 107.67 BT.
Baca SelengkapnyaMasjid Al-Muhadjirin di Balikbang Gunung, Desa Gunung Teguh, Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean ambruk akibat gempa Tuban.
Baca SelengkapnyaBMKG saat ini terus mengkaji beberapa potensi sesar aktif yang ada di Sumedang.
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat dua kali gempa susulan yang dipicu aktivitas deformasi batuan di bidang kontak antar lempang (megathrust)
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat selama periode tersebut lebih dari 35 kali gempa dangkal yang berpusat di daratan Sumatera Barat dengan rata-rata berkekuatan 3 magnitudo.
Baca SelengkapnyaGempa susulan itu terjadi usai dilanda gempa 4,6 MG di Kabupaten Batang pukul 15.30 WIB.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini BPBD Jabar masih melakukan identifikasi tingkat kerusakan maupun pendataan dampak lain pascagempa.
Baca Selengkapnya