BMKG: Siklon Nyatoh dan 2 Bibit Siklon Terpantau Dekat Wilayah Indonesia
Merdeka.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) memantau pertumbuhan Siklon Tropis Nyatoh di Belahan Bumi Utara (BBU) dan dua bibit siklon yang terbentuk sekitar wilayah Indonesia.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan Siklon Tropis Nyatoh terbentuk di sekitar Samudra Pasifik Barat sebelah utara Papua, tepatnya di posisi 13.0 derajat Lintang Utara (LU) 139.8 derajat Bujur Timur (BT) atau sekitar 1.630 km sebelah utara timur laut Biak.
"Angin maksimum di sekitar Siklon Nyatoh yang terbentuk pada Selasa (30/11) mencapai 35 knot (65 km/jam) dengan tekanan udara minimum di sekitar pusatnya mencapai 1.000 hPa dengan pergerakan sistemnya ke arah barat-barat laut menjauhi wilayah Indonesia," katanya dilansir Antara, Selasa (30/11).
-
Dimana Siklon Yagi terpantau berada? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan Siklon Tropis Yagi yang terpantau 24 jam terakhir berada di Laut Cina Selatan tidak memberikan dampak apapun ke wilayah Indonesia.
-
Di mana Siklon Tropis Anggrek muncul pertama kali? Pada 16 Januari 2024, BMKG telah mengonfirmasi bahwa telah muncul Siklon Anggrek yang berada di sekitar koordinat 10,1 lintang selatan dan 94,2 bujur timur, sekitar 1.130 km barat daya Bengkulu.
-
Apa itu Siklon Tropis Anggrek? Siklon tropis biasanya berkembang dari kondisi depresi tropis, kemudian berubah menjadi badai tropis, lalu berubah lagi menjadi siklon tropis.
-
Kenapa Siklon Tropis Anggrek terbentuk? Efek Coriolis merupakan salah satu faktor pendorong terbentuknya siklon. Selain itu suhu permukaan air laut yang hangat yang menghasilkan uap air yang banyak juga menjadi bahan bakar ideal untuk pembentukan siklon.
-
Dimana Siklon Tropis 99W muncul? Berdasarkan informasi yang dikeluarkan BMKG, sebuah bibit siklon tropis bernama 99W telah muncul di Laut China Selatan.
-
Kapan Siklon Tropis Anggrek muncul? Pada 16 Januari 2024, BMKG telah mengonfirmasi bahwa telah muncul Siklon Anggrek yang berada di sekitar koordinat 10,1 lintang selatan dan 94,2 bujur timur, sekitar 1.130 km barat daya Bengkulu.
Diperkirakan dalam 48 jam ke depan Badai Tropis Nyatoh masih konsisten meningkat perkembangannya dengan pergerakan semakin menjauhi wilayah Indonesia.
Sementara itu Bibit Siklon Tropis 94W yang diidentifikasi sejak 29 November 2021 saat ini sudah berada di sekitar Teluk Thailand, tepatnya berada di 9.3 derajat LU, 101.0 derajat BT.
Berdasarkan analisis tanggal 30 November 2021, angin maksimum di sekitar Bibit Badai Tropis 94W mencapai 20 knot (37 km/jam) dengan tekanan udara minimum di sekitar pusatnya mencapai 1.005 hPa.
Bibit Badai Tropis 94W bergerak ke arah barat dan menjauhi wilayah Indonesia. Dalam 24 jam ke depan masih berada pada kategori menengah untuk menjadi sistem Siklon Tropis.
Bibit siklon tropis lainnya mulai terbentuk di sekitar Samudra Hindia barat daya Lampung, yaitu Bibit Siklon Tropis 92S, tepatnya di posisi 7.0 LS, 102.5 BT dengan tekanan udara minimum di sekitar pusatnya mencapai 1009 hPa dan kecepatan angin maksimum di sekitar pusatnya mencapai 20 knot (37 km/jam).
Sistem Bibit Siklon 92S bergerak ke arah tenggara-selatan. Suatu kriteria bahwa Bibit Siklon dapat dikatakan meningkat menjadi Siklon Tropis adalah apabila kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai minimal 35 knot (65 km/jam).
"Dalam 24 jam kedepan keberadaan Siklon Tropis Nyatoh, Bibit Siklon Tropis 94W dan 92S dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia," tambah Guswanto.
Dampak tersebut berupa potensi Hujan intensitas sedang - lebat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Lampung, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Papua Barat.
Serta gelombang 1,25 - 2,5 meter di Perairan Kepulauan Anambas dan Natuna, Perairan barat Bengkulu, Perairan selatan Banten, Samudera Hindia selatan Jawa Barat, Perairan Kepulauan Sangihe, Laut Maluku bagian Selatan, Perairan Bitung, Laut Halmahera, dan Perairan utara Papua Barat hingga Papua.
Gelombang dengan tinggi 2,5 - 4,0 meter di Laut Natuna Utara, Samudra Hindia selatan Banten, Samudra Hindia Barat Bengkulu, Perairan timur Pulau Enggano, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat, Teluk Lampung bagian selatan, Perairan Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian Utara, Perairan utara Halmahera, dan Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua. Kemudian tinggi gelombang 4,0 - 6,0 meter di Samudra Hindia barat Lampung.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bibit siklon tropis 99W di Laut Tiongkok Selatan bisa memengaruhi cuaca di beberapa wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data 16 Januari 2024, Sistem Siklon Tropis Anggrek berada di posisi 9.4° LS, 93.3° BT dengan kecepatan angin maksimum 40 knot.
Baca Selengkapnya14 daerah tersebut berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai dengan petir serta angin kencang.
Baca SelengkapnyaBMKG menetapkan 12 daerah berstatus siaga hingga waspada cuaca ekstrem
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai adanya potensi hujan disertai kilat dan angin kencang yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaPrakiraan BMKG: Ada Potensi Cuaca Ekstrem di Musim Mudik, Sejumlah Daerah akan Hujan Hingga Angin Kencang
Baca SelengkapnyaKarena itu, semua pihak diminta mewaspadai potensi yang dapat menyertainya.
Baca SelengkapnyaKetua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani mengungkapkan tiga penyebab suhu udara terasa panas belakangan ini.
Baca SelengkapnyaBanyak faktor yang memicu terjadinya siklon tropis.
Baca SelengkapnyaPeneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Eddy Hermawan mengatakan, saat ini tiga siklon tropis telah menyebabkan bencana hidrometeorologi.
Baca SelengkapnyaBelum ada keterangan terkait dampak gempa tersebut.
Baca Selengkapnya