BMKG Ungkap Sesar Mamuju Pernah Timbulkan Gempa Tahun 1969
Merdeka.com - Gempa yang mengguncang Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) dan sekitarnya pada Jumat (15/1/2021) bukan kali pertama terjadi. Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Muhammad Sadly mengungkap bahwa gempa itu dipicu oleh aktivitas Sesar Mamuju.
Menurutnya, sesar ini pernah berguncang pada 1969. Saat itu kekuatannya pun tak jauh beda dengan saat ini, yakni berkisar di angka magnitudo 6.2.
"Kalau di Mamuju itu berdasarkan pengalaman ya yang sebelum-sebelumnya itu ada tahun 1969 itu kan sebenarnya potensinya sudah lepas juga. Tapi maksimal ya samalah seperti yang kemarin itu, jadi 6.2, 6 (magnitudo)," kata Sadly kepada Liputan6.com, Jumat (22/1).
-
Kapan gempa di Indonesia terjadi? Tercatat 161 kali gempa bumi terjadi di Indonesia antara tahun 1990 dan 2022.
-
Kapan gempa bumi terjadi? Pada Minggu (25/2) terjadi gempa bumi berkekuatan 5,7 magnitudo yang terasa hingga Jakarta.
-
Berapa kekuatan gempa di Bali? Gempa 4,9 Magnitudo mengguncang Bali, Sabtu (7/9).
-
Kapan gempa terjadi? Gempa di Batang pada Minggu (7/7) kemarin menyisakan luka yang mendalam bagi para korban yang terkena dampaknya.
-
Kapan gempa Garut terjadi? Gempa bumi melanda sisi selatan Jawa Barat pada Sabtu (28/4) pukul 23:29 WIB.
-
Bagaimana gempa Sangihe terjadi? 'Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault ),' kata Daryono dalam siaran pers yang diterima merdeka.com.
Sadly menjelaskan bahwa sesar di sana memang tergolong dalam sesar aktif. Di mana potensi gempa bisa kapan saja terjadi.
"Saya pikir itulah fenomena alam ya, kita pantau terus semua para ahli juga sudah mengkaji ya," katanya.
Pernah Sebabkan Tsunami
Sadly mengungkap, gempa yang disebabkan Sesar Mamuju juga pernah memicu tsunami dengan ketinggian sekitar dua meteran.
"Kalau waktu itu ada tsunami ya. Kalau tidak salah itu dua meter ya, saya tidak terlalu ingat ya karena sudah lama sekali tapi ada seperti itu. Tapi kalau kita lihat memang di Mamuju kan berbatasan dengan Selat Makassar ya. Di situ kan memang ada potensi," papar Sadly.
Potensi Keterulangan Tsunami
Sadly tak bisa memastikan gempa yang disebabkan Sesar Mamuju itu memiliki siklus pengulangan berapa tahun. Namun untuk potensi terjadi tsunami di wilayah Mamuju dan sekitarnya masih ada.
"Memang potensi tetap ada, jadi kita wajib memberitahukan kepada seluruh masyarakat bahwa di seluruh Indonesia itu sudah dipetakan potensi-potensi di mana rawan tsunami, sudah ada semua langkap ya,” ujarnya.
Kendati begitu, Sadly mengimbau agar masyarakat tak perlu menghindari Mamuju namun masyarakat di Mamuju sendiri perlu diedukasi soal mitigasi bencana. Supaya tatkala gempa ini terulang, maka seluruh masyarakat telah siap.
"Jadi bukan kita eksodus gitu ya, bukan meninggalkan Mamuju gitu, tetapi kita harus lihat menjauhi bangunan-bangunan yang sudah retak misalnya. Sebenarnya yang membuat orang celakakan bukan gempanya, tapi reruntuhan kan seperti itu. Jadi ini yang dihindari," tutup Sadly.
BMKG Punya Alat Mampu Prakirakan Gempa
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memiliki alat yang mampu melakukan pemodelan potensi gempa hingga mencapai tingkat akurasi 70 persen. Hal itu diungkap Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhammad Sadly.
Sadly menyebut bahwa pemodelan ini bisa memprakirakan gempa dengan menggunakan perhitungan matematis yang begitu kompleks.
"BMKG saat sudah melakukan juga kajian riset terkait apa yang disebut dengan precursor gempa bumi untuk memprakirakan, menduga satu bulan ke depan itu anomalinya seperti apa gitu. Kira-kira akurasinya itu sudah 70 persen ya, 60 sampai 70 persen," kata Sadly saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (22/1).
Kendati begitu, menurut Sadly pihaknya tak diperkenankan untuk membuka data itu ke publik. Karena hanya digunakan demi kepentingan internal.
"Tapi itu kan masih kita gunakan untuk internal ya. Untuk kebutuhan internal, untuk berjaga-jaga tak bisa di-publish karena itukan masih praduga ya," ucap Sadly.
Kalau sampai diungkap ke publik, kata Sadly ditakutkan akan timbul kekhawatiran di tengah publik. Padahal belum tentu prakiraan itu tepat.
"Karena kalau di-publish-kan bisa terjadi rame, nantikan orang dipikir mau datang gempa ternyata tidak terjadi. Namanya potensi, ya kita kan enggak boleh seperti itu jadi ya buat kebutuhan internal saja," ucap dia.
Meskipun begitu, Sadly kembali menegaskan bahwa hal itu hanyalah bersifat prakiraan, di mana tak menjamin ketepatan. Karena sampai saat ini belum ada alat yang mampu memprakirakan secara pasti kapan dan di mana terjadinya gempa.
"Kan namanya gempa potensi-potensikah sudah dipetakan, cuma belum ada metode yang bisa memprediksi kapan terjadinya gempa," tandasnya.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gempa magnitudo 6,4 terjadi pada Selasa (24/9) pukul 02.51 WIB.
Baca SelengkapnyaGempa tersebut bahkan dirasakan masyarakat di Malang, Semarang hingga Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaGempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Laut Filipina.
Baca SelengkapnyaBadan Geologi Kementerian ESDM memaparkan analisis tentang gempa bumi magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa Tuban sejak Jumat pagi dipicu sesar aktif di Laut Jawa.
Baca SelengkapnyaHingga kini belum ada laporan kerusakan akibat dua gempa yang terjadi di Tuban hari ini.
Baca SelengkapnyaHasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Baca SelengkapnyaPotensi gempa ini harus diwaspadai masyarakat maupun pemerintah untuk menghindari risiko besar dampak dari kejadian bencana tersebut.
Baca SelengkapnyaGempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Namun demikian, masyarakat diminta agar hati-hati terhadap gempa bumi susulan.
Baca SelengkapnyaDaryono menjelaskan, gempa di Garut, bukan gempa Megathrust dan tidak berpotensi tsunami.
Baca SelengkapnyaBencana gempa 6,2 magnitudo sempat membuat air laut di Pantai Sayangheulang surut.
Baca SelengkapnyaJumat (30/6) malam, wilayah Bantul dan sekitarnya diguncang gempa yang tidak berpotensi tsunami tapi harus tetap diwaspadai.
Baca Selengkapnya