BMKG: Waspada Gelombang Tinggi Dampak Siklon Tropis Choi-Won di Sultra
Merdeka.com - BMKG menyatakan dampak dari siklon tropis Choi-Wan ini akan menyebabkan curah hujan yang cukup tinggi disertai gelombang tinggi perairan.
Meski demikian, BMKG memastikan tidak ada dampak signifikan terhadap perubahan cuaca di Sultra, terlebih sejak beberapa hari terakhir tidak terjadi curah hujan yang cukup tinggi. Seperti dilansir Antara, Kamis (3/6).
Faysal menjelaskan, prakiraan cuaca di perairan Sultra akibat dampak sinklon tropis Choi Won tidak langsung dari siklus ini, namun ia tetap meminta kepada masyarakat khususnya nelayan yang beraktivitas di Laut Banda agar mewaspadai potensi potensi gelombang tinggi 1,5-2,5 meter.
-
Apa yang diprediksi BMKG tentang musim kemarau tahun ini? Musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. BMKG memprediksi musim kemarau 2023 ini akan dibarengi dengan fenomena El Nino.
-
Kapan puncak badai matahari diperkirakan akan terjadi? Saat ini, aktivitas matahari diperkirakan akan mencapai puncaknya antara akhir 2024 dan awal 2025.
-
Kapan puncak musim kemarau di Jateng diprediksi terjadi? “Bulan Agustus ini diprakirakan sebagai puncak musim kemarau khususnya di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng,“
-
Kapan BMKG memprediksikan hujan akan turun di Jawa-Nusa Tenggara? BMKG menjelaskan pola tekanan rendah di laut China Selatan itu akan berlangsung hingga 3-4 hari ke depan. Namun trennya akan cenderung menurun. Sehingga akan terjadi potensi peningkatan curah hujan di wilayah Jawa-Nusa Tenggara mulai 23 Desember 2023.
-
Kapan cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Kapan angin kencang di Jogja berpotensi terjadi? Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG DIY memprakirakan potensi angin kencang untuk 17 Oktober 2023 terjadi di Sleman bagian Utara, Kulon Progo bagian Selatan, Bantul bagian Timur dan Selatan, dan Gunungkidul pada siang-sore hari.
"Perlu diwaspadai bukan hanya pada peningkatan curah hujan yang terjadi di darat tetapi yang perlu diwaspadai oleh masyarakat yang beraktivitas di Laut Banda untuk selalu mewaspadai terhadap peningkatan gelombang tersebut," ujar dia.
BMKG mengimbau kepada masyarakat, utamanya para nelayan yang melaksanakan kegiatan melaut untuk tetap waspada dan terus mengupdate informasi terkini soal cuaca di BMKG.
Pasalnya gelombang tinggi akibat siklus tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga 5 Juni mendatang.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bibit siklon tropis 99W di Laut Tiongkok Selatan bisa memengaruhi cuaca di beberapa wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaBNPB menyebut terdapat sekitar 39 kejadian bencana alam yang terjadi selama periode 4-10 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaPrakiraan BMKG: Ada Potensi Cuaca Ekstrem di Musim Mudik, Sejumlah Daerah akan Hujan Hingga Angin Kencang
Baca SelengkapnyaTerdapat 15 titik di Selat Sunda yang perlu diwaspadai terkait potensi munculnya gelombang tinggi.
Baca Selengkapnya14 daerah tersebut berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai dengan petir serta angin kencang.
Baca SelengkapnyaBMKG menjelaskan, penyebab gelombang tinggi di perairan Bali karena suhu muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar antara 26-31 celcius.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca Selengkapnyawaspada potensi terjadinya gelombang tinggi mencapai 1,25 hingga 2,5 meter
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data 16 Januari 2024, Sistem Siklon Tropis Anggrek berada di posisi 9.4° LS, 93.3° BT dengan kecepatan angin maksimum 40 knot.
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem.
Baca SelengkapnyaBMKG menetapkan 12 daerah berstatus siaga hingga waspada cuaca ekstrem
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca Selengkapnya