BMKG: Waspadai Kekeringan Ekstrem Pada Lima Daerah di NTT
Merdeka.com - Stasiun Klimatologi Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga agar mewaspadai ancaman bencana kekeringan ekstrem yang tersebar pada lima daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Kelima daerah tersebut adalah Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Rote Ndao, dan Sabu Raijua," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji di Kupang, Rabu (13/10).
"Daerah-daerah tersebut berstatus awas terhadap bencana kekeringan dengan kondisi Hari Tanpa Hujan (HTH) di atas 60 hari atau kategori ekstrem panjang," tambahnya.
-
Bagaimana BMKG menjelaskan cuaca panas di Jawa-Nusa Tenggara? Mengutip dari Instagram InfoBMKG, menjelaskan beberapa hal mengapa kondisi cuaca yang panas kembali terjadi. Padahal semestinya musim hujan.
-
Apa yang diprediksi BMKG tentang musim kemarau tahun ini? Musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. BMKG memprediksi musim kemarau 2023 ini akan dibarengi dengan fenomena El Nino.
-
Di mana kekeringan terjadi di Jawa Tengah? Memasuki akhir bulan September, sejumlah daerah di Jateng mulai diguyur hujan. Walau begitu curahnya masih kecil dan belum bisa untuk mencukupi kebutuhan air warga yang daerahnya telah dilanda kekeringan sejak lama.
-
Kapan BMKG memprediksikan hujan akan turun di Jawa-Nusa Tenggara? BMKG menjelaskan pola tekanan rendah di laut China Selatan itu akan berlangsung hingga 3-4 hari ke depan. Namun trennya akan cenderung menurun. Sehingga akan terjadi potensi peningkatan curah hujan di wilayah Jawa-Nusa Tenggara mulai 23 Desember 2023.
-
Kenapa kekeringan terjadi di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali.
-
Apa dampak musim kemarau di Jateng? Dampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.
Dengan kondisi itu, kata dia, maka warga di daerah terdampak perlu mewaspadai ancaman bencana kekeringan dengan melakukan sejumlah langka antisipasi seperti menghemat penggunaan air bersih.
Selain itu mewaspadai kebakaran hutan dan lahan serta melakukan aktivitas budidaya pertanian yang tidak memerlukan banyak air.
Lebih lanjut Rahmattulloh menjelaskan, saat ini zona musim di NTT masih berada dalam periode musim kemarau.
Data hari tanpa hujan (HTH) menunjukkan bahwa pada umumnya wilayah NTT mengalami HTH yang bervariasi dengan kategori sangat pendek (1-5 hari) hingga ekstrem panjang (lebih dari 60 hari).
Sementara itu prakiraan peluang curah hujan menunjukkan bahwa pada umumnya wilayah NTT diprakirakan akan mengalami curah hujan rendah (20-50 mili meter/dasarian) dengan peluang 61-100 persen.
Namun sebagian kecil wilayah NTT diprakirakan masih akan mengalami curah hujan sangat rendah (lebih kecil dari 20 mili meter/dasarian) dengan peluang 71-100 persen, demikian Rahmattulloh Adji.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
38 daerah di tujuh provinsi mengalami kekeringan dengan tidak ada hujan selama lebih dari dua bulan
Baca SelengkapnyaBMKG keluarkan peringatan dini hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sejumlah wilayah di Indonesia
Baca SelengkapnyaKondisi kekeringan saat musim kemarau tahun 2024 diprediksi sampai September
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaKondisi ini biasa terjadi karena pengaruh fenomena cuaca global dan regional.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi musim kemarau mulai memasuki Indonesia pada Mei hingga Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaPenyebab suhu panas melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya pada siang tadi.
Baca SelengkapnyaSelain hujan lebat, BMKG juga memprakirakan hujan yang disertai kilat dan petir
Baca SelengkapnyaPenyebab kembali tingginya curah hujan akibat fenomena regional seperti gelombang Kelvin, gelombang Rossbi, dan Madden-julian di sejumlah wilayah tanah air.
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaWilayah yang diperkirakan paling awal memasuki kemarau antara lain Kabupaten Rembang bagian selatan serta sebagian Kabupaten Blora dan Pati.
Baca Selengkapnya"Jadi kita insya allah mulai turun hujan di bulan November," jelas Dwikorita
Baca Selengkapnya