BNN sebut efek konsumsi narkoba sintesis bisa gila hingga kematian
Merdeka.com - Direktur Prekusor dan Psikotropika Badan Narkotika Nasional, Brigjen Pol Anjan Pramuka Putra mengatakan, efek narkotika jenis syntetic cannabinoid akan menimbulkan rasa halusinasi sementara. Bahkan, dapat berakibat merusak sel saraf otak hingga kematian.
"Sebenarnya sangat riskan, sangat berbahaya, karena efeknya dapat berakibat merusak sel saraf pusat otak. Kalau sel saraf pusat otak akan berdampak gila, bahkan kalau tidak kuat jantung itu akan membawa ke kematian," ujar Anjan di BNN Pusat, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (20/9).
Anjan menjelaskan, narkotika jenis syntetic cannabinoid sebelumnya dipakai untuk obat penenang sakit HIV. Namun, akhirnya obat keras ini dicampur sehingga membuat halusinasi dan apabila digunakan akan merusak komponen dalam bagian organ tubuh, khsusnya sel saraf pusat otak
-
Bagaimana Pemprov Jateng mencegah narkoba? Upaya pencegahan penggunaan narkoba akan lebih diutamakan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencegahan adalah menggencarkan sosialisasi, dan menyelenggarakan deklarasi anti narkoba.
-
Bagaimana narkoba bisa mengancam keberlanjutan negara? 'Kalau generasi muda kita sudah dihancurkan siapa yang akan melanjutkan keberlanjutan negara ini kalau kita tidak selesaikan dari generasi muda,' pungkasnya.
-
Kenapa penyalahgunaan narkoba jadi ancaman besar buat remaja? Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu momok yang mengancam remaja. Berdasar data, terjadi peningkatkan penggunaan narkoba pada anak usia sekolah.
-
Kenapa Pemprov Jateng sangat fokus memberantas narkoba? Sebab, kasus kejahatan narkoba di Jawa Tengah butuh perhatian khusus.
-
Bagaimana cara memerangi narkoba? Peringatan ini juga menjadi ajang bagi berbagai negara untuk menunjukkan komitmen mereka dalam memerangi narkoba melalui kebijakan yang efektif, penegakan hukum yang ketat, dan kampanye pendidikan yang luas.
-
Apa upaya Pemprov Jateng dalam memberantas narkoba? Pemberantasan kita juga diperkuat, tetapi yang lebih penting juga adalah upaya rehabilitasi.
"Efeknya tidak hanya sebatas itu, tapi juga dalam waktu sekian tahun akan merusak organ tubuh lainnya, seperti ginjal, liver, jantung dan kematian," jelasnya.
Anjan berharap generasi penerus bangsa dapat berhati-hati sehingga tidak terjerumus ke dalam obat-obat terlarang.
"Akan sangat membahayakan untuk generasi muda, sehingga dalam hal ini, akan bersinergi dalam pemberantasan obat-obatan ataupun narkoba yang masuk dan diedarkan ke kelompok tertentu khususnya di kalangan remaja," pungkasnya.
Sebelumnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Direktorat IV Mabes Polri kembali melakukan pemusnahan barang bukti narkotika di BNN Pusat, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (20/9). Dalam pemusnahannya ini, sebanyak 17 kg barang bukti berupa sabu dimusnahkan, sedangkan Bareskrim Polri sebanyak 134 kg sabu.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Marthinus Hukom menyatakan narkotika lebih dahsyat dan berbahaya dari terorisme.
Baca SelengkapnyaNarkoba dianggap sebagian orang dapat menenangkan pikiran. Namun nyatanya jika dikonsumsi jangka panjang memiliki efek yang sangat membahayakan.
Baca Selengkapnya"Kalau narkoba ini tidak disikat dengan keras, maka negara ini akan di lemahkan dengan narkoba," tegas Ganja
Baca SelengkapnyaKata-kata poster anti narkoba memainkan peran krusial dalam kampanye pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Baca SelengkapnyaPenyalahgunaan narkoba merupakan salah satu momok yang mengancam remaja. Berdasar data, terjadi peningkatkan penggunaan narkoba pada anak usia sekolah.
Baca SelengkapnyaJenderal Sigit mengatakan saat ini gerakan terorisme menjadi lebih berbahaya karena bergabung dengan jaringan narkoba atau narkotika.
Baca SelengkapnyaData dari BNN, BRIN, NPS di 2021, membuktikan penggunaan narkoba relatif meningkat di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia tercatat 3,6 juta orang sebagai pengguna narkotika, dengan dinominasi oleh generasi muda.
Baca SelengkapnyaBNN meminta agar tanaman kratom tetap tidak digunakan oleh masyarakat selama masa riset.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil penelitian BNN, pelajar dan mahasiswa gunakan narkoba terbanyak di Sumut.
Baca SelengkapnyaAlat penghisap narkoba ditemukan di tempat Indra Septiarman (26), tersangka pembunuh NKS, ditangkap.
Baca SelengkapnyaHeni Tania mengatakan, keluarga menjadi benteng utama pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Baca Selengkapnya