BNN sedang merintis pusat rehabilitasi nasional
Merdeka.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengatakan, pihaknya sedang serius memperbaiki program rehabilitasi bagi para pecandu narkoba. Waseso menuturkan, BNN tengah merintis pusat rehabilitasi nasional untuk menjadi rujukan dari program rehabilitasi.
"Pusat rehabilitasi nasional dan sekarang sedang saya rintis. Ini akan jadi rujukan semua yang direhabilitasi," kata Budi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (31/3).
Waseso ingin program rehabilitasi pecandu narkoba memiliki standarisasi yang sama secara nasional. Langkah ini pun telah diterapkan di balai-balai rehabilitasi sejak Januari 2017 lalu.
-
Apa upaya Pemprov Jateng dalam memberantas narkoba? Pemberantasan kita juga diperkuat, tetapi yang lebih penting juga adalah upaya rehabilitasi.
-
Kenapa Pemprov Jateng sangat fokus memberantas narkoba? Sebab, kasus kejahatan narkoba di Jawa Tengah butuh perhatian khusus.
-
Apa rencana BSI terkait UUS BTN? Corporate Secretary PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Gunawan A. Hartoyo mengungkapkan bahwa perseroan masih terus mengkaji dan belum mengambil keputusan apapun terkait rencana aksi korporasi yang melibatkan Unit Usaha Syariah (UUS) BTN.
-
Siapa yang bahas tentang rehabilitasi pecandu narkoba di talkshow? Martha Widiana Mayangsari S.Psi, ahli narkoba dari BNN Kota Malang, dan Dr. Frilya Rahma Putri, Sp.Kj dari Departemen Psikiatri FKUB/RSSA.
-
Bagaimana mengatasi permasalahan narkoba di Indonesia? Untuk mengeluarkan para penegak hukum dari jerat narkoba, perlu ketegasan dan penanganan khusus. Jika tidak, alih-alih memberantas narkoba, para penegak hukum yang terjebak di dalamnya justru menyemarakkan pasar narkoba di Indonesia. Kita yakin, amat yakin, mereka sebenarnya paham bahwa satu-satunya jawaban untuk meredam sepak terjang para penjahat narkoba hanyalah ketegasan.
-
Siapa yang mendorong kolaborasi pemberantasan narkoba? Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mendorong kepada semua pihak, untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam memberantas narkoba di wilayahnya.
"Saya ingin ada yang sama dan jadi standar nasional. Saya sudah terapkan di balai-balai. Manakala sudah sukses saya akan ajukan jadi standarisasi nasional. Ini baru jadi Januari. Meskipun evaluasinya semenjak saya jadi kepala BNN," terangnya.
Mantan Kabareskrim ini pun mengaku telah mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo untuk membangun pusat laboratorium narkotika nasional. Rencana ini guna mengidentifikasi dan mengatasi perkembangan 800 narkotika jenis baru di dunia.
Sekitar 60 dari 800 jenis narkotika baru itu disebut telah masuk ke Indonesia. Sayangnya, BNN baru bisa mengidentifikasi 43 jenis karena keterbatasan laboratorium.
"Saya sudah mengusulkan pada Presiden bahwa untuk mengatasi perkembangan narkotika jenis baru maka Indonesia harus mempunyai pusat laboratorium narkotika nasional yang sekarang tidak punya," tuturnya.
"Tanpa itu kita akan kecolongan karena tidak tahu apakah ini narkotika atau narkotika jenis baru. Karena jaringan akan selalu mengedarkan jenis-jenis baru yang tidak terdeteksi oleh negara," sambungnya.
Untuk upaya pencegahan, Waseso memiliki ide untuk membuat pendidikan narkotika serta pusat museum di kawasan Lido, Jawa Barat. Pendidikan tersebut dinilai penting agar masyarakat bisa mengetahui bahaya narkotika.
"Dan saya ingin ada pendidikan narkotika dengan pusat museum narkotika nasional. Ini baru ide. Supaya masyarakat tahu narkotika kayak apa, Akan kita bangun pusatnya di Lido," tandasnya.
Dia juga berencana membuat materi khusus soal bahaya narkotika di semua strata pendidikan mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA. Sebab, pihaknya menemukan jaringan narkotika telah menyasar anak-anak sekolah sebagai pangsa pasar mereka.
"Saya buat materi pelajaran TK, SD, SMP, SMA, pemahaman sesuai stratanya. Supaya dari TK sudah paham narkotika dan bahayanya. Karena sekarang ini jaringan ini melakukan operasi yang disebut sandinya operasi regenerasi pangsa pasar. Sasarannya anak TK sampai SD. Dioperasikan supaya jadi pangsa pasar berikutnya, di lingkungan sekolah," ungkapnya.
Terakhir, BNN telah menggandeng para tokoh lintas agama untuk membantu mensosialisasikan pemahaman soal narkotika dari sudut pandang agama. Pasalnya, kata Budi, semua agama tentu akan mengharamkan narkotika. Materi-materi soal bahaya narkotika dan konsekuensinya itu akan disusun menjadi buku untuk menjadi bahan dakwah bagi umat mereka.
"Bagaimana saya ingin pemahaman narkotika dari sudut pandang agama. Ini bebarapa agama sudah saya ajak komunikasi. Sudah kita komunikasikan, kita susun satu produk pandangan narkotika dari sudut pandang agama. Dan semua agama melarang atau mengharamkan narkotika," paparnya.
"Sudah jadi buku ini. Beberapa buku sesuai dengan agamanya. Dengan harapan ini jadi bahan dakwah tokoh-tokoh agama kepada umatnya. Sehingga secara agama apapun, mereka memahami narkotika melanggar secara agama dan dosa," lanjut Budi. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu dari instruksi itu merupakan fokus penanganan pada pencegahan narkoba.
Baca SelengkapnyaDirektur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Polisi Mukti Juharsa menegaskan, pecandu narkoba wajib direhabilitasi.
Baca SelengkapnyaPihaknya akan melakukan koordinasi dengan sejumlah stakeholder terkait untuk menyusun bagaimana nanti materi untuk rehabilitasi tersebut.
Baca SelengkapnyaTujuh wilayah yang menjadi prioritas pencegahan berupa soft power approach
Baca SelengkapnyaBersama jajaran Forkopimda, Bupati Ipuk telah menemui BNN belum lama ini.
Baca SelengkapnyaBNNK Banyuwangi juga akan berkerja sama dengan kepolisian untuk pencegahan dan penanganan kasus narkotika.
Baca SelengkapnyaPola menangani terorisme dan narkotika hampir mirip dengan rehabilitasi dilakukan BNN dan deradikalisasi dilakukan Densus 88 Antiteror.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo geram dengan para pelaku tindak pidana narkoba yang bolak-balik masuk penjara dan tidak pernah ada kapoknya.
Baca SelengkapnyaNamun, hanya narapidana yang berusia produktif saja yang ikut program tersebut.
Baca SelengkapnyaLangkah kolaboratif ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan ketahanan pegawai terhadap bahaya narkotika.
Baca SelengkapnyaHarus ada tindak tegas agar aparat tidak lagi terlibat dalam peredaran narkoba.
Baca SelengkapnyaKepala Lapas Cibinong, Wisnu Hani Putranto menjelaskan kegiatan rehabilitasi berguna untuk meningkatkan kehidupan sosial warga binaan
Baca Selengkapnya