BNPB: Ajakan taruh baskom air & garam buat lawan asap menyesatkan
Merdeka.com - Kabut asap yang melanda wilayah Sumatera dan Kalimantan semakin pekat. Tak hanya menyebabkan jarak pandang yang terbatas, kesehatan warga juga ikut terancam.
Kondisi ini membuat pesan berantai atau broadcast message melawan asap bermunculan. Salah satunya adalah ajakan untuk membuat hujan buatan dengan meletakkan air dan garam di luar rumah.
Pesan ini mengajak seluruh warga Indonesia untuk membantu warga yang menjadi korban kabut asap. Baskom air bercampur garam tersebut diminta untuk diletakkan secara serentak pada Kamis (22/10) besok sekitar pukul 11.00 WIB.
-
Apa yang viral di media sosial? Sontak saja, momen tersebut menjadi sorotan hingga viral di media sosial.
-
Ucapan apa yang viral di media sosial? 'Ujian sesungguhnya dari imanmu adalah hidup dalam rasa syukur bahkan saat mengalami dan menghadapi kesulitan. Selamat pagi yang indah dan diberkati!'
-
Informasi apa yang disebarluaskan? Diseminasi adalah proses penyebaran informasi, temuan, atau inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola agar dapat dimanfaatkan oleh kelompok target atau individu.
-
Apa isi konten yang viral? Terdapat banyak sekali naskah drama yang cocok untuk ditampilkan untuk menghibur penonton, salah satunya adalah naskah drama lucu.
"Makin banyak uap air di udara semakin mempercepat kondensasi menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara. Dengan cara sederhana ini diharapkan hujan makin cepat turun, semakin banyak warga yang melakukan ini di masing-masing rumah, ratusan ribu rumah maka akan menciptakan jutaan kubik uap air di udara," tulis pesan tersebut.
Penebar pesan mengklaim hal itu merupakan saran yang diberikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia. Apakah pesan tersebut benar?
Kepala Pusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho membantah hal tersebut. Dia menyebut ajakan untuk meletakkan air dan garam merupakan pekerjaan yang sia-sia.
"Ini adalah informasi yang menyesatkan," kata Sutopo beberapa waktu lalu.
Sutopo menjelaskan, untuk membentuk uap air hingga terkondensasi diperlukan massa uap air yang banyak. Tidak semudah itu membuat hujan dari penguapan air asin dari jutaan ember sekalipun. Dinamika atmosfer sangat menentukan hujan suatu wilayah.
"Untuk itu tidak usah ikut menyebarkan berita tersebut," tegas Sutopo.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Air yang mengalir di dalam rumah tersebut dapat dengan mudah tersulut api.
Baca SelengkapnyaVideo yang menunjukkan jentik nyamuk di galon air minum dalam kemasan (AMDK) viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaDalam sosialisasi tersebut Satpol PP DKI turut memaparkan dampak buruk pembakaran sampah.
Baca SelengkapnyaSelebgram Yoan Sandradyta menjadi sorotan setelah videonya berisi dukungan pembakaran lahan dan menganggap remeh kabut asap viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaBerikut kesalahan padamkan api dengan kain basah yang dibongkar oleh Damkar.
Baca SelengkapnyaTelah terjadi lima kali kebakaran dalam sehari di Kabupaten Bantul
Baca SelengkapnyaVideo viral itu berdurasi 1.14 detik terjadi di Jambi
Baca SelengkapnyaCegah Kebakaran saat Malam Tahun Baru, Warga Jakarta Diimbau Tidak Main Petasan
Baca SelengkapnyaPolres Sibolga melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaViral aksi pelajar bantu padamkan api di kios pedagang sayuran, tuai pujian warganet.
Baca SelengkapnyaBKPN desak BPOM segera gelar sosialisasi secara masif agar aturan bisa berjalan dengan efektif.
Baca SelengkapnyaVideo petugas Damkar berikan tutorial cara memadamkan api di Tiktok.
Baca Selengkapnya